Viral, Siswa MTS di Kotamobagu Meninggal Diduga Korban Bullying 9 Siswa Lainnya

Konten Media Partner
13 Juni 2022 8:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KOTAMOBAGU - Viral, seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut), meninggal dunia diduga korban bullying oleh 9 orang siswa lainnya. Ironisnya kejadian itu terjadi di lingkungan sekolah dan pada jam pelajaran.
ADVERTISEMENT
Akun facebook Dedeng Mopangga yang membagikan cerita terkait kasus bully tersebut, mengunggah dua foto capture story dari ibu korban, yang menunjukkan korban yang dalam kondisi tak sadarkan diri dan sudah menggunakan baju operasi berwarna hijau, serta satu foto saat sang ibu korban terkulai lemas di lantai rumah sakit.
Sementara itu, akun instagram Anggota DPR RI, Hillary Brigitta Lasut juga membagikan capture foto yang diunggah netizen terkait kronologi kasus bully tersebut.
Di postingan itu, disebutkan jika korban yang masih duduk di bangku kelas 7 MTS Gogagoman, Kota Kotamobagu, hendak pergi Salat di Musala. Saat akan ambil wudu, 9 orang siswa lainnya melakukan bully terhadapnya.
"Ksiang mo pigi sholat di mushola baru mo b ambe aer wudhu kong dorang 9 orang malendong dorang tutup dpe mata kong kuat pukul. Ksiang anak SMP kls 1 kong pe kurang ajar samua (Kasihan, mau pergi Salat di Musala, baru mau ambil air wudu, tapi mereka 9 orang keroyok mereka tutup matanya dan kemudian dipukul. Kasihan anak SMP kelas 1 tapi semua kurang ajar)," tulis akun @melinnpaputungan seperti yang dibagikan oleh Hillary.
ADVERTISEMENT
Netizen pun geram dengan tindakan ini. Mereka meminta agar pihak kepolisian tak lagi berdalih para pelaku adalah anak di bawah umur, mengingat perbuatan mereka melakukan bully dengan kekerasan telah menyebabkan seorang anak meninggal dunia.
Selain itu, mereka juga menuntut agar pihak sekolah bertanggung jawab dengan kasus tersebut, mengingat kasus terjadi di dalam lingkungan sekolah dan berada di jam pelajaran.
"Pihak sekolah juga wajib bertanggung jawab. Mereka wajib menjelaskan ke publik bagaimana pengawasan mereka terhadap para siswa di dalam areal sekolah. Jika tidak, para orang tua (termasuk saya) perlu pikir pikir lagi untuk menyekolahkan anak di tempat itu. Sekolah kok jadi sarang kriminal!" tulis Matt Jabrik, warga Bolmong.
Sementara itu, belum ada penjelasan dari pihak kepolisian terkait dengan kasus bully yang menyebabkan kematian tersebut. Upaya konfirmasi ke Kapolres Kotamobagu, AKBP Irham Halid, belum direspon.
ADVERTISEMENT
manadobacirita