Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Virus Flu Babi Afrika Masuk Sulut, Barantan Ajak Semua Pihak Cari Solusi
16 Agustus 2023 12:54 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
MANADO - Virus flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) disebut telah masuk ke Sulawesi Utara (Sulut). Hal ini mengakibatkan para peternak babi panik, karena virus tersebut sangat berbahaya untuk hewan ternak unggulan di daerah ini.
ADVERTISEMENT
Bahkan, beberapa peternak babi di Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa , terpaksa menjual daging babi dengan harga yang sangat murah, karena takut jika nanti ternak mereka terserang virus ASF sehingga mengalami kerugian besar.
Menanggapi hal itu, Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengajak semua pemangku kepentingan duduk bersama mencari solusi terbaik terkait virus flu babi Afrika itu.
"Kalau ada laporan bahwa ASF sudah masuk, ini perlu kerja sama, sinergi antara semua pemangku kepentingan untuk memastikan dan menyatakan status itu," kata Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan, Barantan, Junaidi, di Manado.
Menurut Junaidi, harus diidentifikasi terlebih dahulu agar seluruh pemangku kepentingan termasuk otoritas veteriner di bawah kepemimpinan Gubernur dilibatkan terkait menjaga pintu-pintu masuk dan ke luar ternak babi ini.
ADVERTISEMENT
Diakuinya, jika hal ini bisa diatasi cepat, maka bisa dijaga agar tidak sampai pada ambang merugikan secara ekonomi. Atau jika virus ASF sudah telanjur masuk, paling tidak bisa dijaga agar tidak merugikan populasi ambang ekonomi.
"Beternak babi itu merupakan salah satu penghasilan atau mata pencaharian warga Sulawesi Utara," ujarnya.
Dijelaskan Junaidi, penyakit ASF sangat cepat merebak dan endemis. Apabila ternak babi sudah terserang virus, persentase kematian bisa sampai 100 persen atau bisa menghabiskan populasi.
Pada tahun 2018-2019, Junaidi mengaku saat masih menjabat Kepala BKP Manado, diambil inisiatif termasuk mengikutsertakan media melakukan sosialisasi secara komprehensif terutama di Bandara Sam Ratulangi.
Waktu itu menurutnya, bersama Angkasa Pura, KSOP dan karantina, diambil kebijakan jika penerbangan langsung dari delapan kota di China itu wajib untuk dilakukan pemeriksaan limbah-limbah atau sampah pesawat tidak dibawa ke luar dari area bandara.
ADVERTISEMENT
Seluruh sampah atau limbah yang ada di atas pesawat oleh petugas karantina diambil dan diawasi oleh petugas bandara kemudian dibawa ke insinerator Angkasa Pura, kemudian dipastikan dimusnahkan dan dibuatkan berita acara.
"Langkah seperti itu dilakukan sebagai suatu program atau SOP dalam rangka cegah tangkal ASF yang masuk dari luar negeri, khususnya dari Cina waktu itu karena kita ada penerbangan langsung," katanya.
Pintu masuk lainnya selain bandara juga bisa masuk melalui pelabuhan dan jalur-jalur lain yang tidak dijaga oleh petugas karantina.
Waktu itu, kata dia, telah diingatkan bahwa ada satu titik kritis di mana karantina tidak mempunyai kewenangan yaitu jalur lalu lintas darat atau jalur lalu lintas pelabuhan tikus.
"Nah ini bisa menjadi titik kronis dari masuknya suatu hama penyakit termasuk ASF. Karena semua bisa bersinergi maka kita bisa pertahankan," ujarnya kembali.
manadobacirita
ADVERTISEMENT