news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wawancara Alin, Perempuan Bolmut yang Ingin Jual Ginjal untuk Bangun Jembatan

Konten Media Partner
13 Mei 2022 18:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Alin Pangalima: Pemerintah Banyak di PHP Soal Pembangunan Jembatan Goyo

Alin Pangalima
zoom-in-whitePerbesar
Alin Pangalima
ADVERTISEMENT
BOLMUT – Alin Pangalima, perempuan asal Desa Olot II, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolmong Utara (Bolmut) di Sulawesi Utara (Sulut), mendadak populer setelah dirinya mengiklankan ingin menjual ginjal agar dananya bisa digunakan membangun jembatan di desanya.
ADVERTISEMENT
Upayanya yang viral ini kemudian mendapatkan respon dari Kementerian PUPR yang kemudian melaksanakan zoom meeting dengan Alin Pangalima, yang juga dihadiri Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Utara dan Dinas PU Bolmut.
Namun demikian, Alin mengaku belum percaya dengan janji dari Pemerintah yang mengaku akan membangun jembatan gantung pada akhir tahun 2022 ini. Alin menyebutkan selama ini Pemerintah hanya terus memberikan harapan palsu tanpa ada realisasi di lapangan. Dirinya pun akan terus menyuarakan tentang pembangunan jembatan ini hingga benar-benar terealisasi.
Alin Pangalima berdiri di depan tiang Jembatan Goyo yang pembangunan mangkrak selama 16 tahun, sembari memegang poster iklan menjual ginjalnya.
Berikut kutipan wawancara dengan Alin Pangalima:
Manadobacirita (MB) : Kapan Alin mulai berjuang terkait pembangunan jembatan Goyo?
Alin Pangalima (AP) : Saya berjuang dari setahun lalu, Kak
MB : Bisa dijelaskan alasan, mengapa Alin mau berjuang?
ADVERTISEMENT
AP : Alasannya karena di kampung saya banyak orang-orang yang kesulitan gara-gara akses jembatan yang tak kunjung jadi selama 16 tahun terakhir ini. Hanya janji-janji saja yang selalu dilayangkan.
MB : Setelah viral, Alin kemudian diajak untuk mengikuti meeting zoom dengan Kementerian PUPR. Apa yang dibicarakan dalam meeting itu?
AP : Mengenai zoom itu sudah ada tanggapan dari kementrian PUPR melalui Direktur Pembangunan Jembatan. Kata mereka akan dibuatkan jembatan. Tapi hanya jembatan gantung.
Meski begitu kami masih belum percaya jika tidak ada bukti nyata dari janji itu. Masalahnya masyarakat sudah kenyang dengan janji-janji. Setiap tahun ada yang ke jembatan untuk foto-foto sebagai dokumentasi. Tapi tak ada kepastian selama 16 tahun. Kami sangat kesulitan.
ADVERTISEMENT
MB : Kapan katanya mereka akan bangun jembatan gantung itu?
AP : Akhir tahun
MB : Kalau bisa tahu ada berapa kepala keluarga di desa?
AP : 101 kepala keluarga
MB : Setelah dijanjikan akan dibuatkan jembatan, apa yang akan dilakukan oleh Alin?
AP : Tentunya tidak akan berhenti (menyuarakan aspirasi). Nanti jembatan jadi baru mau berhenti ba suara (menyuarakan) soal jembatan. Torang (kami) terlalu banyak di PHP (Pemberi Harapan Palsu) kwa.
MB : Yang undang meeting zoom adalah kementerian langsung, lalu bagaimana tanggapan dari pemerintah daerah?
AP : Tidak ada klarifikasi sejauh ini. Meski sudah begini (zoom meeting dengan kementerian) tidak ada tanggapan langsung (pemerintah daerah).
MB : Alin terkait dengan iklan jual ginjal, bagaimana reaksi keluarga? Bagaimana juga masyarakat sekitar?
ADVERTISEMENT
AP : Keluarga sangat mendukung, selama itu untuk kebaikan bersama. Masyarakat juga banyak yang dukung karena ini kepentingan semua.
manadobacirita