Konten dari Pengguna

Gerakan Kecil untuk Perubahan yang Besar: Mengenal Gaya Hidup Homesteading

Amanda Yasmin
Saya mahasiswi di Unoversitas Pamulang
14 Desember 2024 12:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Yasmin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bercocok tanam di halaman rumah. Foto: Amanda Yasmin, 2024
zoom-in-whitePerbesar
Bercocok tanam di halaman rumah. Foto: Amanda Yasmin, 2024
ADVERTISEMENT
Mengenal homesteading, sebuah gaya hidup yang dapat diterapkan secara kecil-kecilan di rumah tetapi mampu membawa perubahan yang besar. Istilah homesteading mengacu pada gaya hidup yang menekankan kemandirian, keberlanjutan, dan pemanfaatan sumber daya secara bijak. Dalam praktiknya, homesteading mencakup berbagai aktivitas seperti bercocok tanam, beternak, mendaur ulang, dan memproduksi kebutuhan sehari-hari secara mandiri (Chivon & Mardy, 2023). Tren ini semakin relevan di tengah tantangan global, seperti krisis pangan, perubahan iklim, dan ketidakpastian ekonomi.
ADVERTISEMENT

Kenapa Gaya Hidup Homesteading itu Penting?

Ketahanan Pangan Keluarga
Penerapan homesteading bisa dimulai dari menanam mandiri tumbuhan yang dapat dikonsumsi di lahan kecil rumah Anda. Istilah menanam mandiri di lahan kecil perkotaan ini dapat dikenal juga sebagai urban farming. Sebagai contoh, berkebun di rumah atau komunitas dapat menyediakan sayuran segar dan mengurangi pengeluaran rumah tangga. Di Indonesia, urban farming mulai berkembang, khususnya di daerah perkotaan seperti Jabodetabek, di mana lahan sempit dapat dimanfaatkan untuk vertical gardening. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Septya et al., (2021) urban farming ini efektif dalam menjaga ketahanan pangan keluarga.
Keberlanjutan Lingkungan
Homesteading juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan karena mendorong daur ulang dan penggunaan sumber daya secara efisien. Menurut studi oleh Yulistiar & Manggalou (2023), dengan memanfaatkan limbah organik dari rumah, kita dapat menghasilkan produk seperti kompos dan eco-enzyme. Hal ini tidak hanya dapat menghasilkan produk dengan nilai ekonomi tetapi juga mampu mengurangi emisi karbon.
ADVERTISEMENT
Misalnya, limbah organik dapur seperti sisa makanan dapat diubah menjadi pupuk organik, yang kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman. Selain itu, pembuatan eco-enzyme dari limbah kulit buah dan sisa sayuran dapat digunakan untuk membuat berbagai produk yang ramah lingkungan dan berkualitas, seperti pembersih lantai atau karbol, hand sanitizer, dan pupuk organik.
Kesehatan Mental
Selain bermanfaat pada lingkungan, homesteading juga memiliki manfaat pada aspek mental. Dalam studi oleh Pantiru et al., (2023) terdapat hubungan positif antara berkebun dan terapi hortikultura dengan berbagai ukuran kesejahteraan, kualitas hidup, dan status kesehatan. Aktivitas berkebun memungkinkan Anda untuk terhubung dengan alam, yang seringkali sulit ditemukan dalam kehidupan modern.

Tantangan dan Solusi Homesteading

Meskipun memiliki banyak manfaat, homesteading juga menghadapi tantangan. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan lahan, kurangnya pengetahuan, dan keterbatasan modal. Namun, ada solusi praktis yang dapat diadopsi, seperti:
ADVERTISEMENT
Memanfaatkan Lahan Kecil
Teknologi seperti vertical gardening atau hidroponik memungkinkan Anda bercocok tanam di ruang terbatas.
Edukasi dan Bekerjasama dengan Komunitas Setempat
Bergabung dengan komunitas homesteading lokal atau mengikuti pelatihan online dapat membantu pemula mempelajari keterampilan baru. Komunitas juga menjadi tempat untuk bertukar hasil panen atau alat sehingga dapat mengurangi biaya modal.
Memulai Secara Bertahap
Tidak perlu langsung mengubah gaya hidup sepenuhnya. Mulailah dengan langkah kecil, seperti menanam sayuran sederhana (contoh: kangkung, bayam, atau cabai) dan beralih ke produk ramah lingkungan.
Homesteading tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi komunitas dan dunia secara keseluruhan. Dalam skala global, homesteading dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama pada poin ketahanan pangan, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan komunitas lokal. Ayo mulai menerapkan gaya hidup homesteading dari langkah kecil, seperti bercocok tanam di rumah atau mendaur ulang limbah organik, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih mandiri sekaligus mendukung keberlanjutan bumi ini.
ADVERTISEMENT
REFERENSI
Chivon, R., & Mardy, S. (2024). A review on the advantages of home garden for Khmer people in rural areas of Cambodia. International Journal of Sustainable Applied Sciences, 1(6), 809–814. https://penerbitjurnalinternasional.com/index.php/ijsas/article/view/556
Panțiru, I., Ronaldson, A., Sima, N. et al. The impact of gardening on well-being, mental health, and quality of life: an umbrella review and meta-analysis. Syst Rev 13, 45 (2024). https://doi.org/10.1186/s13643-024-02457-9
Septya, F., Rosnita, R., Yulida, R., & Andriani, Y. (2022). Urban farming sebagai upaya ketahanan pangan keluarga di Kelurahan Labuh Baru Timur Kota Pekanbaru. RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1). https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/reswara/article/view/1552/0