Konten dari Pengguna

STABN Raden Wijaya Sukses Hadirkan Ganjar Hingga Fadjroel di Kuliah Umum

Manggala Wiriya Tantra
Pembelajar Seumur Hidup
19 September 2021 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Manggala Wiriya Tantra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Dok. STABN Raden Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Dok. STABN Raden Wijaya)
ADVERTISEMENT
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya sukses hadirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman dalam kuliah umum yang bertajuk Peran Strategis Mahasiswa Untuk Indonesia Maju, Sabtu (18/9/2021).
ADVERTISEMENT
Dalam kuliah umum tersebut Ganjar memaparkan posisi strategis mahasiswa di Jawa Tengah. Data jumlah penduduk Jateng sebanyak 36,52 juta jiwa dan mahasiswa masuk dalam kategori Gen Z sebanyak 25,31%. “Sekarang ini justru yang paling banyak adalah generasi Z, bukan lagi generasi millenial”, tutur Ganjar.
Menurut Gubernur Jateng tersebut posisi penting mahasiswa adalah sebagai iron stock yaitu sebagai calon penerus kepemimpinan. Kepemimpinan harus mulai dilatih dari sekarang, karena kesempatan menjadi pemimpin tidak datang dengan tiba-tiba tanpa persiapan. Selain itu mahasiswa dituntut menjadi agen of change yang harus berpikir aktif dan kreatif serta menjaga nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Guyub rukun itu menurut saya nilai yang luar biasa, tolong menolong begitu ya” ucap Ganjar. Tidak hanya itu Gubernur Jateng tersebut juga menekankan pentingnya menjadi teladan untuk mewujudkan bangsa yang beradab dan bermartabat.
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparannya Ganjar mengajak mahasiswa untuk turut serta dalam gerakan “Eling lan Ngelingke” yang bisa dilakukan pada saat pandemi ini. Gerakan yang artinya “Ayo Saling Mengingatkan” ini merupakan inisiatif Gubernur Jateng untuk mensosialisasikan pentingnya penerapan protokol kesehatan.
“Ayo saling mengingatkan, kalau lihat kerumunan ingatkan jaga jarak, jika lihat ada yang tidak maskeran ingatkan pakai masker, satu lagi wajib saling mengingatkan sering-sering cuci tangan” tandas Ganjar Pranowo.
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman. (Dok. STABN Raden Wijaya)
Dalam kesempatan kuliah umum yang digelar secara daring, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengingatkan kepada mahasiswa betapa pentingnya kritik dan dialog unuk menjaga demokrasi, meskipun tantangan mahasiswa jaman dulu dengan sekarang berbeda.
“Kalau dulu karena kan situasinya anti demokrasi, jadi kebanyakan mahasiswa terlibat dalam satu perjuangan moral yaitu menjadikan indonesia menjadi negara demokratis, tetapi mahasiswa juga harus tetap menjaganya dengan jalan melakukan kritik, hanya dengan kritik Indonesia demokrasinya bisa berjalan maju” ucap Fadjroel.
ADVERTISEMENT
menurut Fadjroel mahasiswa mempunyai posisi yang sangat vital dalam tatanan masyarakat, terlebih lagi secara ilmu pengetahuan memiliki akses yang lebih mudah dan jangkauan lebih luas, sehingga posisinya sangat strategis.
“Posisi mahasiswa hari ini berada pada Gen Z yang berjumlah 27,94% dari 270,20 juta jiwa yang sebentar lagi akan menempati posisi-posisi strategis di Indonesia, persaingan kalian yang paling dekat adalah dengan generasi millenial” tandas Jubir Presiden.
Selanjutnya Jubir Presiden yang juga mantan aktivis mahasiswa ini menyampaikan betapa pentingnya mewujudkan visi Indonesia maju. Dalam paparan presentasinya dijelaskan cita-cita Indonesia 2045 menjadi negara maju.
“Tugas kita adalah membawa Indonesia menuju Indonesia Maju, di tahun 2045 di proyeksikan jumlah penduduk kita sebanyak 319 juta jiwa, usia produktif 47%, penduduk yang tinggal di kota 73%, ekonomi kita menempati urutan ke-5 terbesar dunia, masyarakat kelas menengah mencapai 70% dan pendapatan perkapita penduduk sebesar US$ 23.199” tegas Jubir Presiden.
DirUrPendik Ditjen Buddha Supriyadi. (Dok. STABN Raden Wijaya)
Tak hanya Ganjar Pranowo dan Fadjroel Rachman saja yang menjadi narasumber kuliah umum tersebut, STABN Raden Wijaya juga menghadirkan Direktur Urusan dan Pendidikan Ditjen Bimas Buddha Supriyadi. Dalam paparannya Supriyadi menekankan pentingnya mahasiswa mengembangkan talenta agar mahasiswa tidak merasa minder kuliah di Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha (PTKB).
ADVERTISEMENT
"Kalau talenta berkembang, bisa bergaul bersama-sama sehingga tidak merasa minder, saya bisa kok, saya punya kemampuan, artinya dibuka wawasannya, dibuka jendela keilmuannya" tegas Supriyadi.
Supriyadi mengatakan ada program Pengembangan Kreativitas Mahasiwa (PKM) di Kementerian Agama yang bisa diakses dan digunakan mahasiswa untuk melatih dan mengembangkan kreativitasnya.