Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kenaikan Air Laut Mengancam Ibukota
7 Agustus 2017 0:17 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Manik Sukoco tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: Mohammad Ponir Hossain (Reuters)
Pada tahun 2100, dua miliar orang –sekitar seperlima populasi dunia– bisa menjadi pengungsi karena naiknya permukaan laut. Peningkatan permukaan laut rata-rata global (global mean sea level rise) berasal dari banyak efek perubahan iklim akibat manusia. Kenaikan air laut ini memiliki efek yang berpotensi dramatis untuk perencanaan penggunaan lahan dan habitat. Penelitian yang dilakukan oleh Charles Geisler dan Ben Currens (2017) menunjukkan bahwa kenaikan permukaan air laut dapat membahayakan daerah pesisir dengan ketinggian rendah lebih cepat dari yang diperkirakan, membentuk kembali geografi pesisir, mengurangi lahan yang layak huni, serta mempengaruhi migrasi keluar-masuk pesisir secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Populasi bumi yang meningkat diperkirakan mencapai sembilan miliar orang pada tahun 2050 dan meningkat menjadi 11 miliar orang pada tahun 2100. Pada tahun 2001 dan 2007, Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Ketiga dan Keempat memproyeksikan peningkatan permukaan air laut sebesar satu meter pada tahun 2100 dengan tingkat perubahan sekitar 1,7 mm per tahun. Namun peningkatan permukaan laut rata-rata global terburuk dari tiga skenario emisi yang dimodelkan mengalami kenaikan hampir tiga kali lebih besar dari sebelumnya.
Prediksi IPCC Kelima menunjukkan bahwa sejak tahun 1993, permukaan laut telah meningkat pada tingkat sekitar tiga mm pertahun, secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata selama setengah abad sebelumnya. Penelitian Benjamin Strauss, dkk (2015 ) melaporkan bahwa setiap satu derajat celcius pemanasan iklim, akan terjadi kenaikan permukaan laut rata-rata global sebesar 2,3 meter pada akhirnya.
ADVERTISEMENT
Jakarta merupakan salah satu kota yang terkena imbas dari kenaikan permukaan air laut ini. Dalam data yang dirilis oleh Climate Central, Jakarta ada pada daftar ketujuh dari 10 negara yang paling terancam akibat kenaikan permukaan air laut.
Kawasan Muara Baru misalnya, mengalami penurunan muka tanah dan pemukiman penduduk perlahan mulai tenggelam.
Pemerintah mengkhawatirkan penurunan muka tanah di DKI Jakarta mencapai 7,5 cm sampai dengan 12 cm per tahun sehingga diperkirakan seluruh Jakarta Utara akan berada di bawah permukaan laut pada tahun 2030 (Kumparan, 13/4 ).
Tren kebijakan saat ini dalam pengurangan emisi karbon bisa jadi melumpuhkan atau membuat sebagian kota yang terletak di daerah pesisir akan kehilangan sebagian besar wilayah daratan. Implikasinya untuk masa depan kemanusiaan sangat mendalam. Kebijakan pemerintah yang cepat dan tepat terhadap polusi karbon mungkin memiliki potensi untuk menghindarkan Jakarta dari masalah lebih lanjut yang diakibatkan oleh kenaikan air laut.
ADVERTISEMENT