Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kota Solo: Kota Indah dengan Budaya Uniknya
18 Desember 2023 10:11 WIB
Tulisan dari Maraden Fian M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekilas mengenai Kota Solo
Presiden Joko Widodo pernah jadi wali kota di daerah yang terletak di Jawa Tengah ini. Kota Solo unik karena memiliki dua nama sekaligus yaitu Solo dan Surakarta. Masyarakat sebenarnya lebih mengenal Solo atau Sala daripada Surakarta. Ini karena Surakarta pertama kali didirikan di desa Sala di tepi Sungai Solo.
ADVERTISEMENT
Menurut situs Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta, Sultan Pakubuwono II memilih Desa Sala sebagai tempat untuk membangun istana baru. Ini terjadi setelah perang Mataram berakhir di Kartasura.
Asal usul kata Solo
Menurut Prof Warto, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, penyebutan Sala berubah menjadi Solo karena kedatangan Belanda, pelafalan huruf "a" berubah menjadi "o".
Ingat bahwa huruf Jawa 'o' dan 'a' berbeda secara signifikan. Sala ditulis dengan huruf Jawa nglegena, yang berarti telanjang, dan jika di-taling-tarung menjadi "o", maka itulah So-lo. Sebagaimana dikutip dari laman resmi UNS, dia mengatakan, "Salah satu alasan mengapa Sala diubah menjadi Solo adalah karena orang Belanda kesulitan mengucapkan "Sala".
Perbedaan antara Sala, Solo, dan Surakarta: Keraton Surakarta Hadiningrat tinggal di Sala, sementara Surakarta adalah nama kerajaan Kartasura sebelum pindah ke Sala.
ADVERTISEMENT
Prof Warto, Guru Besar Ilmu Sejarah UNS, menyatakan bahwa perbedaan antara Sala dan Surakarta hanya pada istilah dan tidak mengubah substansi. "Perbedaan istilah tidak mengubah substansi, ya tetap sama."
Sekarang, Surakarta disebut sebagai nama keraton dan sekarang disebut sebagai nama kota administratif, sehingga penulisan resminya adalah Kota Surakarta. Pada saat yang sama, istilah Solo atau Sala menjadi sangat populer dan biasa digunakan oleh orang-orang.
Sejarah Kota Solo
Solo dulunya adalah desa yang tenang dan jauh dari segalanya. Itu hanya 10 km ke timur dari Kartasura, pusat Kerajaan Mataram saat itu.
Prof Warto mengatakan bahwa perpindahan kerajaan Kartasura ke Desa Sala pada tahun 1745 menciptakan Kota Solo saat ini. Desa Sala dulunya adalah sebuah desa perdikan yang dipimpin oleh Ki Gede Sala, juga dikenal sebagai Kiai Sala. Desa perdikan,adalah desa yang pada zaman kerajaan tidak perlu membayar pajak kepada pemerintah pusat.
ADVERTISEMENT
Berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat mengubah Desa Sala menjadi pusat kerajaan. Setelah Keraton Kartasura runtuh, Tumenggung Hanggawangsa, Tumenggung Mangkuyudha, dan JB van Hohendorff berpikir tentang lokasinya.
Tragedi Geger Pecinan, sebuah pemberontakan yang berhasil menghancurkan Keraton Kartasura pada tahun 1740, menyebabkan runtuhnya kerajaan. Namun, Keraton Kartasura berhasil diambil alih dan segera pindah ke tempat sebelumnya.
Pakubuwono II menyatakan bahwa kesuciannya telah hilang dari Keraton Kartasura. Jadi, ada upaya untuk memindahkan kerajaan ke tempat baru, yaitu Desa Sala. Sayangnya, kerajaan tersebut semakin lemah. Bahkan, menurut situs web Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, sebuah kerajaan lain dari Mangkunegoro didirikan di pusat Solo pada tahun 1757.
Fakta Unik Kota Solo
1. Solo adalah Kota Batik
Jika Anda pergi ke Solo, Anda akan menemukan banyak penjual batik di pasar dan mal. Anda juga dapat pergi ke pusat batik seperti Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman secara langsung. Sebagian besar rumah penduduk di sini sekarang berfungsi sebagai galeri batik. Dari segi harga, motif, dan jenis, ada banyak variasi pada kain yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Batik Solo dapat dikenali karena karakteristiknya yang unik. Dalam acara kebudayaan tradisional seperti Sidomukti, Sidoluruh, dan Sidoasih, beberapa motif batik Solo sangat populer. Parang Kusuma dengan motif diagonal juga ada. Motif batik Sekar Jagad berbentuk bunga-bunga dengan warna utama hitam atau kecokelatan.
2. Solo adalah kota yang penuh akan budaya
Jangan heran jika ada banyak acara kebudayaan saat Anda berada di Solo. Adat istiadat masih melekat pada masyarakatnya, seperti yang ditunjukkan oleh pagelaran berbagai upacara kebudayaan untuk merayakan peristiwa tertentu. Kota ini memiliki banyak festival modern dan acara tradisional. Para seniman yang tinggal di kota ini menjaga tradisi lokal. Jika Anda ingin melihat Solo dalam kehidupan nyata, jangan lupa untuk datang ke salah satu acara atau festival yang diselenggarakan.
3. Solo adalah kota yang kecil
ADVERTISEMENT
Jika Anda berkunjung ke kota ini, Anda tidak akan bingung karena luasnya. Lokasi geografis Surakarta atau Solo hanya 44 km2. Area ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Sukoharjo. Area ini meliputi lima kecamatan: Pasar Kliwon, Jebres, Banjarsari, Lawiyan, dan Serengan. Selain itu, kota-kota pendukung seperti Solo Baru, Colomadu, Palur, Kartasura, Baki, dan Ngemplak berada di sekitarnya.
4. Memiliki banyak kuliner yang unik dan lezat
Jika Yogyakarta terkenal dengan gudeg dan bakpia, Solo juga memiliki serabi yang lezat. Makanan ringan ini dapat dinikmati secara instan atau dibawa sebagai oleh-oleh. Nasi liwet, tengkleng, timlo, dan lain-lain adalah jenis kuliner Solo lainnya.
5. Julukan putri solo
Putri Solo adalah sebutan umum untuk wanita yang berasal dari Solo. Julukan ini menggambarkan orang yang lemah lembut dan anggun. Putri Solo penuh sopan santun dan selalu mengikuti aturan dalam berbicara dan berperilaku. Kesan masyarakat terhadap aplikasi mungkin tidak berubah hingga saat ini.
Ini adalah semua informasi menarik dan sejarah Solo yang harus Anda ketahui sebelum Anda pergi. Anda dapat menggunakan transportasi darat atau udara untuk pergi ke sana. Bandara Udara Adi Soemarmo beroperasi dari dan ke banyak lokasi di Indonesia dan di luar negeri. Selamat berkeliling.
ADVERTISEMENT