Dua Hal tentang Harta

Darkim
menyukai sastra, peduli masalah sosial, politik, dan keadilan. menjadikan keluarga sebagai titik awal semangat kebajikan.
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 5:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Darkim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia dan harta adalah seperti ikan dengan air, sedikit saja manusia memiliki harta, pasti akan tampak perubahan perilaku kepadanya. pun begitu sebaliknya, sedikit saja manusia kehilangan harta, akan tampak pula kegundahan dan kegelisahan menerpa jiwa.
ilustrasi harta. sumber: Pixabay.com
Saking berhasratnya manusia akan harta, maka banyak manusia menempatkan harta menjadi tujuan utama. bahkan banyak manusia menyangka bahwa semakin banyak harta dimiliki, maka semakin kayalah dirinya. padahal sejatinya, jumlah harta yang dimiliki bukanlah ukuran seseorang itu kaya atau miskin. banyak manusia memiliki harta berlimpah, tapi hidupnya menderita. selalu merasa kurang dengan yang telah dimiliki. tapi banyak pula manusia yang secara materi sangat kekurangan, tapi memiliki kekayaan ruhani dan jasmani yang membuatnya hidup bahagia.
ADVERTISEMENT
Ada dua hal yang mestinya di perhatikan oleh setiap manusia tentang harta.
Karena harta sudah di anggap sebagai sumber kekayaan dan kebahagiaan, banyak manusia menjadikan harta sebagai hal paling penting untuk dimiliki. segala cara di tempuh, segala jalan yang memungkinkan menambah jumlah harta dilakukan.
Benarkah harta sumber kekayaan? benarkah harta bisa menjadi sumber kebahagiaan? tentu tidak salah jika manusia berpikir harta adalah syarat utama seseorang di anggap kaya dan bahagia, tapi untuk mencapai derajat kaya dan bahagia dengan harta yang dimiliki, ada hal utama yang harus di perhatikan, "dengan cara apa dan bagaimana ia memperoleh harta tersebut".
Bukan sekali atau dua kali kita menyaksikan banyak manusia tergelincir ketika berupaya memperoleh harta, ada yang mencuri, merampok, berhianat, menipu, bahkan banyak pula manusia yang secara lahiriah tampak amanah dan santun, tapi ketika menyangkut harta, ia rela melakukan korupsi.
ADVERTISEMENT
Semakin buruk dan jahat cara manusia mempeoleh harta, maka semakin menderitalah ia dengan hartanya. harta terus merongrong jiwa, harta menimbulkan percik panas prahara. semakin bertambah bilangan hartanya, semakin jauh manusia dari ketenangan, jauh dari kata bahagia.
Maka harta yang sedikit, tapi di peroleh dengan cara-cara beradap dan penuh kebaikan, maka ia adalah sumber kekayaan dan kebahagiaan bagi manusia.
Jika manusia telah memahami bahwa rasa kaya dan bahagia itu bersumber dari cara ia memperoleh harta, maka hal terpenting kedua tentang harta adalah, "cara mengelolah harta atau membelanjakanya".
Ada manusia merasa kaya, kemudian melakukan hal-hal yang menurutnya akan menjadikan dirinya dipandang dan di akui manusia berharta. foya-foya, penuh pamer dengan hartanya, membeli dan memiliki sesuatu hanya karena keinginan bukan kebutuhan dan kemanfaatan, menghambur-hamburkan harta hanya demi gengsi sosial.
ADVERTISEMENT
Mengelolah dan membelanjakan harta dengan cara yang baik dan bijak, bisa menjadikan harta yang dimiliki menimbulkan rasa bahagia dan kaya di hati. bersedekah, membantu kegiatan sosial, membantu sesama yang kekurangan dengan menjauhkan pamer dan pencitraan, menjadikan harta adalah alat untuk kemanfaatan bagi sesama.
Pengelolaan harta yang baik bukan hanya harus mengikuti hukum ekonomi dan investasi, tapi jika kita berharap harta yang dimiliki bisa menambah kekayaan dan kebahagiaan, maka hukum-hukum agama hendaklah menjadi acuan utama mengelolah harta. semakin dekat harta dengan aturan dan tuntunan agama, maka semakin bahagialah manusia yang menguasianya.
Ingin punya harta yang berkah dan mendatangkan kebahagiaan? maka cara mempeoleh dan mengelolah harta harus di perhatikan.
Salam.