Puisi: Diam Atau Diam

Darkim
menyukai sastra, peduli masalah sosial, politik, dan keadilan. menjadikan keluarga sebagai titik awal semangat kebajikan.
Konten dari Pengguna
1 Oktober 2022 17:33 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Darkim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi diam/ sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi diam/ sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aku lebih suka diam
Mengulum kata kemudian kembali menelan ulang
ADVERTISEMENT
Tanpa suara
Hening
Senyap
Seperti jeritan pagi memprotes surya
Aku lebih suka menuliskan perlambang
Pada batu berserakan
Antara rumahku dengan gedung dewan
Antara kampungku dan pusat kekuasaan
Menyusun deret batu
Meletakan kerikil sebagai pendahulu
Agar mereka tahu
Aku
Kami
Kamu
Hanya mampu merampungkan satu kata
Lima tahun sekali
Satu periode berlalu
Diam dan diam
Siang dan malam
Menyimpan diam sebagai persiapan
Menyulut bara sebagai perapian
Menghangatkan tenggorokan
Agar kata terakhir tak beku padam
Meski kini harus tetap diam
Urung menyampaikan pesan
Biarlah diamku di jadikan alasan
Biarlah diamku di jadikan dalil pembenar
Mereka yang memonopoli kebenaran
Diam bukan berarti tak melakukan
Rak bersuara bukan pertanda kekalahan
Akan ku tunjukan suara
ADVERTISEMENT
Di bilik suara
Saat kami harus bersuara
Apakah suaraku masih berguna
Apakah tidak diamku meninggikan mereka
Biarkan aku kembali diam
Bukan berarti aku ingin membangkang
Diamku hanya ingin mendinginkan keadaan
Meskipun harus di akui
Aku lebih sering terdiam
#####
Baganbatu, 1 oktober 2022