Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Termitomyces, Jamur yang Tumbuh dari Sarang Rayap
11 Desember 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Atik Retnowati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Atik Retnowati dan Fandri Sofiana Fastanti
Saat mendengar nama jamur ini, yang terbesit pertama kali adalah rayap (termites). Tidak mengherankan karena Termitomyces merupakan jamur yang berasosiasi dengan rayap, karena itu sebutan jamur rayap kerapkali melekat pada jamur ini. Rayap yang berasosiasi dengan Termitomyces terutama dari subfamili Macrotermitinae terdiri dari 11 marga dengan jumlah jenis sekitar 330 jenis. Jenis-jenis rayap ini dapat ditemukann di oldworld tropics (Indomalaya, Arabia dan Afrika).
ADVERTISEMENT
Hubungan simbiosis antara Termitomyces dan rayap bersifat obligat. Dalam hubungan symbiosis ini, rayap menyediakan sarangnya (atau biasa disebut “comb”) sebagai tempat tumbuh Termitomyces. Rayap “membudidayakan” Termitomyces yang menjadi sumber makanan bagi koloninya. Rayap akan mengambil material mati dari lingkungan sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan Termitomyces. Sementara itu, rayap menjadi agen penyebaran spora Termitomyces. Proses symbiosis ini sudah berlangsung 30 juta tahun lalu dan sampai sekarang masih terus berlangsung antara Termitomyces dengan rayap.
Hubungan simbiosis anatar Termitomyces dan rayap sangat dipengauhi oleh faktor lingkungan. Kondisi sarang rayap, suhu, pH dan tipe vegetasi berkorelasi terhadap jenis Termitomyces yang menjadi simbion dalam hubungan simbiosis tersebut, dan tidak dipengaruhi oleh jenis rayap dalam simbiosis tersebut. Mengapa rayap HANYA bersimbiosis dengan Termitomyces? Salah satu penyebabnya adalah fleksiblenya sistem metabolik Termitomyces yang dapat mengabsorsi karbon dari berbagai sumber, dan berbeda dengan jamur lainnya. Termitomyces mempunyai sistem metabolik yang sangat fleksibel. Beberapa tulisan menyebutkan bahwa proses seleksi jamur yang dilakukan oleh rayap dilakukan sebelum rayap sampai di sarangnya. Bertaburnya spora Termitomyces di lingkungan juga menyebabkan rayap dengan sendirinya menyeleksi dan mengangkut spora Termitomyces ke sarangnya. Rayap memiliki kemampuan untuk menyeleksi mana spora Termitomyces dan mana spora jamur patogen yang bukan simbionnya. Rayap juga memiliki kemampuan untuk menghilangkan spora jamur patogen dari sarangnya menjadikan budidaya Termitomyces menjadi stabil.
ADVERTISEMENT
Termitomyces sendiri pertama kali dikenalkan oleh Roger Heim pada tahun 1942, dan merupakan anggota suku Lyophyllaceae (Basidiomycota). Termitomyces dicirikan oleh badan buah yang berukuran kecil hingga sangat besar, dengan diameter tudung buah sekitar 1-15 cm tudung buah putih kotor, cembung dengan bagian tengahnya mengerucut, pinggir tudung buah seringkali membelah pada saat sudah tua. Bilah sewarna dengan tudung buah, tipis, rapat. Batang memanjang sampai dibawah tanah, dan sewarna juga dengan tudung buah. Batang yang memanjang ini akan terhubung dengan sarang rayap di bagian bawah tanah (Gambar 1). Proses pengambilan batang harus dilakukan dengan hati-hati agar batang tidak putus.
Berdasarkan daftar jenis jamur yang ada di Index Fungorum (https://www.indexfungorum.org/names/names.asp) terdapat 109 jenis Termitomyces yang dilaporkan berasal dari seluruh dunia. Hal ini juga didukung dengan adanya Database Global Biodiversity Facility System (GBIF) (https://www.gbif.org/) yang saat ini memperlihatkan distribusi 57 jenis Termitomyces (Gambar 2). Persebaran jenis ini paling banyak ditemukan di Afrika (Nigeria, Malawi, Zambia) dan Asia (China, India, Jepang, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Indonesia). Salma & Rifai (1988) menyebutkan bahwa terdapat 4 jenis Termitomyces di Jawa Barat, yaitu T. clypeatus, T. eurrhizus, T. microcarpus dan T. striatus. Selain empat jenis Termitomyces yang dilaporkan ada di Jawa Barat, dua jenis Termitomyces lainnya yang dilaporkan dari Indonesia adalah T. globulus dan T. cylindricus. Jenis-jenis Termitomyces lainnya sangat mungkin ditemukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan ini ke-empat jenis Termitomyces yang ada di Jawa Barat diulas secara rinci ciri-ciri morfologinya. Secara umum ke-empat jenis Termitomyces tersebut dibedakan berdasarkan ukuran badan buah. Ukuran badan buah kecil dengan diameter tudung buah sekitar 2 cm. dan tumbuh mengelompok diketahui sebagai T. microcarpus. Dari beberapa perjalanan lapang, T. microcarpus tumbuh di Jawa dan Bali. Tiga jenis Termitomyces lainnya berukuran besar, ketiganya biasanya muncul satu-satu dan tidak mengelompok. Termitomyces clypeatus mempunyai tudung buah dengan bagian tengah meruncing dengan warna tudung buah agak gelap dibanding jenis-jenis lainnya. Termitomyces eurrhizus memiliki tudung buah dengan bagian tengah agak melebar dan batang bagian bawah yang memanjang ke dalam tanah berwarna gelap. Jenis T. striatus berbatang putih pucat dengan tudung buah bagian tengah agak mengerucut (Gambar 3).
Hingga saat ini, diperkirakan lebih dari 2000 jenis jamur makro diketahui dapat dikonsumsi, dan Asia merupakan benua yang masyarakat lokalnya mengonsumsi paling banyak jenis-jenis jamur, disusul oleh Eropa, Amerika Utara, Afrika, Amerika Selatan, Amerika, dan Oseania. Jenis jamur liar yang dimakan di suatu negara tentunya akan berbeda dengan negara lainnya. Termitomyces merupakan salah satu jamur yang dapat dikonsumsi. Masyarakat Indonesia saat ini sudah banyak yang mengetahui bahwa jamur rayap dapat dikonsumsi. Mereka juga dapat memprediksi dimana dan kapan Termitomyces akan muncul. Musim hujan merupakan waktu yang tepat untuk berburu jamur rayap ini. Di Indonesia, Termitomyces dapat dikonsumsi sebagai campuran mie kuah, ataupun ditumis. Di beberapa negara lainnya, Termitomyces dikonsumsi sebagai sup dengan campuran kaldu sebagai penyedap. Jamur ini juga dapat dijadikan sumber mineral yang baik karena memiliki beberapa kandungan nutrisi seperti serat 17.5-24.7 g/100 g, lipid 2.5-5.4 g/100 g. protein 15.1-19.1 g/100, dan mengandung beberapa enzim seperti amilase, xylanase, selulosa, dan mengandung antikosidan, seperti polipeptida.
ADVERTISEMENT