Solar Carport: Investasi yang Menggiurkan?

Sumber: pexels.com/@kindelmedia

Solar carport merupakan bangunan yang berfungsi seperti garasi, yang mampu menaungi kendaraan dari hujan dan terik matahari, dengan atap panel surya yang menghasilkan energi. Sehingga tidak hanya memajukan tujuan keberlanjutan dan menghasilkan keuntungan finansial tambahan bagi penyedia lahan parkir. Dengan menghasilkan energi terbarukan, solar carport menyediakan sarana bagi penyedia lahan parkir komersial untuk mengimbangi biaya energi, menghasilkan pendapatan dengan menjual energi ke jaringan PLN, dan berperan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sejalan dengan komitmen internasional untuk mengatasi dan memitigasi perubahan iklim.

Manfaat Solar Carport

Mobil pribadi pada umumnya terparkir 95% dari keseluruhan waktu. Bahkan, satu mobil biasanya menempati setidaknya dua tempat parkir: satu di rumah, dan di tempat kerja. Faktor volume parkir, panjang jalan, dan keberadaan penggunaan lahan komersial secara signifikan mempengaruhi varian durasi parkir. Berdasarkan koefisien standar, penggunaan lahan komersial memiliki pengaruh terbesar pada durasi parkir. Perbedaan waktu parkir ini bergantung pada kegiatan yang direncanakan setelah parkir. Area di sekitar hotel diperkirakan memiliki durasi parkir yang lebih lama, tetapi di antara kendaraan yang diparkir di area tersebut, lebih dari 60% menghabiskan waktu kurang dari satu jam.

Untuk pengembangan EBT yang berkelanjutan, sistem parkir kendaraan menggunakan solar caport merupakan investasi yang ideal. Energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan dalam beberapa cara, seperti konsumsi listrik rumah atau memasang penyimpanan baterai untuk menyimpan daya surplus sehingga menghasilkan penghematan yang signifikan. Salah satu manfaat paling penting dari solar carport yaitu memberikan keteduhan pada mobil sehingga mengurangi suhu kendaraan di bawah terik matahari yang dapat menyebabkan kerusakan pada cat atau cacat pada interior kendaraan.

Penerapan solar carport di zona komersial, merupakan pilihan yang menguntungkan bagi pelaku bisnis. Selain mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleg bisnis atau industri, pemerintah juga memberika beberapa insentif fiskal dalam pengembangan EBT. Insentif pertama merupakan tax allowance pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) selama 6 tahun. Kemudian, import duty facilitation, berupa pembebasan bea masuk 2 tahun untuk mesin dan peralatan, dan juga pembebasan tambahan 2 tahun untuk bahan baku untuk perusahaan yang menggunakan mesin dan peralatan lokal minimal 30%. Ketiga merupakan tax holiday dimana diberikan keringanan pajak selama 5-20 tahun, maksimal 100% pengurangan pajak penghasilan untuk investasi minimal Rp 500 miliar. Insentif fiskal keempat adalah mini tax holiday, berupa keringanan pajak 5 tahun, maksimal pengurangan pajak penghasilan sebesar 50% untuk investasi Rp 100-500 miliar.

Solar carport juga telah diidentifikasi sebagai sarana untuk mengurangi efek pulau bahang perkotaan. Efek pulau bahang perkotaan telah ditunjukkan di daerah perkotaan yang memiliki suhu yang jauh lebih tinggi, yang disebabkan oleh berkurangnya vegetasi dan peningkatan permukaan beraspal, menyebabkan peningkatan penggunaan energi dan peningkatan tingkat risiko penyakit akibat panas yang berlebih. Keteduhan yang disediakan oleh solar carport, terutama untuk tempat parkir volume besar di sekolah dan tempat parkir komersial, telah terbukti mengurangi kebutuhan pendinginan mekanis. Solar carport memiliki penggunaan air yang lebih sedikit dibandingkan proyek penghijauan daerah perkotaan

Pertimbangan Biaya

Solar carport memiliki biaya investasi cukup tinggi dibandingkan sistem PLTS yang dipasang di tanah dikarenakan spesifikasinya yang unik. Solar carport harus memiliki ketahanan terhadap benturan dan harus cukup tinggi agar kendaraan mampu parkir di bawahnya. Modul panel surya harus memiliki spesifikasi kaca temper yang mampu menahan hujan es berukuran satu inci pada kecepatan 88 km/jam dan dimiringkan sehingga mengurangi frekuensi tumbukan tegak lurus. Jika ingin melakukan retrofit panel surya pada carport yang ada, maka penting untuk menentukan apakah carport tersebut dapat menunjang berat panel surya. Evaluasi struktural disarankan untuk memastikan bahwa integritas struktural tidak terganggu.

Selain investasi di muka dalam biaya modal, biaya operasi dan pemeliharaan untuk infrastruktur surya meningkat selama masa pakai sistem. Inverter, yang mengubah energi matahari menjadi tenaga listrik, harus diganti setiap sepuluh tahun dan terkadang sistem mungkin memerlukan pembersihan dan perbaikan sistem kelistrikan.

Mengingat pertimbangan ini dan sedikit biaya perawatan, solar carport memerlukan biaya operasional tahunan yang relatif rendah setelah biaya awal pemasangan dan skalabel, sehingga investasi dapat dilakukan secara bertahap seiring waktu saat dana tersedia. Investasi dalam PV surya memberikan pengembalian investasi dalam bentuk penghematan energi dan penjualan energi ke jaringan.

Rata-rata solar carport mampu menghasilkan sekitar 1,7 hingga 2,1 kWh pada kapasitas puncak. Sebuah tempat parkir dengan 2 kWp akan menghasilkan antara 1.900 hingga 3.400 kWh per tahun, tergantung pada wilayahnya. Pengembalian investasi dalam infrastruktur solar carport diperkirakan berkisar antara 7 hingga 12 tahun, tergantung pada ukuran proyek, sumber daya surya yang tersedia, dan kondisi keuangan Solar carport tidak hanya menghasilkan penghematan yang signifikan pada tagihan listrik pelaku bisnis, namun sebagai aksi nyata mengenai komitmen mereka terhadap keberlanjutan EBT dan dapat digunakan sebagai strategi pemasaran hijau yang mampu menarik konsumen.

Referensi:

https://www.researchgate.net/publication/323423394_Analyzing_on-Street_Parking_Duration_and_Demand_in_a_Metropolitan_City_of_a_Developing_Country_A_Case_Study_of_Yogyakarta_City_Indonesia

https://www.researchgate.net/publication/331186600_Design_and_Optimization_of_Solar_Carport_Canopies_for_Maximum_Power_Generation_and_Efficiency_at_Bahawalpur

https://news.energysage.com/what-is-a-solar-panel-carport/

https://senseable.mit.edu/unparking/