Para Pedagang Pasar Jangan Diam, Lawan Pungli

21 Mei 2017 8:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pedagang sedang menjual cabai di Pasar Kramat Jati, Jakarta (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Praktik premanisme mungkin sudah bertahun-tahun terjadi di pasar rakyat. Aneka pungutan mendera mereka. Mulai dari uang keamanan, uang bongkar dagangan, dan uang lain-lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (19/5) lalu, Bareskrim Polri menangkap 10 orang yang diduga melakukan pungli di Pasar Kramatjati. Orang-orang ini setiap harinya meminta 'pajak' dari para pedagang pasar. Berbalut nama Ormas (Organisasi Kemasyarakatan), orang-orang itu meminta jatah.
Biaya kutipan dari para preman ini akhirnya yang berimbas kepada harga barang. Ongkos pedagang meningkat.
Praktik pungli di Pasar Kramatjati terungkap setelah ada pedagang yang melapor ke Satgas Mafia Pangan Bareskrim Polri. Tim Satgas yang melakukan penyamaran menangkap basah para 'jago' ini.
"Para pedagang agar tidak diam menghadapi para preman yang berkedok jasa parkir, tukang panggul ataupun asosiasi yang tidak berkontribusi dalam proses distribusi. Laporkan ke petugas pasar, pospol, polsek terdekat," kata Dirtipid Eksus Bareskrim Polri yang juga Ketua Tim Satgas Pangan, Brigjen Agung Setya dalam keterangannya kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (21/5).
ADVERTISEMENT
Agung menyampaikan, pelaporan dari pedagang bisa dilakukan secara tertutup, bila mereka khawatir akan keselamatan diri.
"Jangan biasakan diam menghadapi kejahatan atau gangguan," bebernya.
Tim Satgas Pangan akan memberikan bantuan perlindungan dan juga menindak preman tukang kutip di pasar.
"Kita lawan dan berantas," tegas dia.