Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Masyarakat Indonesia Melek Isu Kesehatan Mental (mental health)
10 Desember 2022 17:45 WIB
Diperbarui 22 Desember 2022 17:55 WIB
Tulisan dari Mardhiyyah Minda Marsay tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital sekarang ini hampir seluruh aktivitas kehidupan manusia dilakukan melalui media sosial. Kehadiran media sosial dengan platformnya yang beragam membuat semua orang dapat dengan mudah mengakses segala hal, mulai dari pendidikan, kehidupan sosial, berita mancanegara, hingga isu mengenai kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Orang dengan mental yang sehat akan merasa dirinya berharga dan mampu mengontrol dirinya dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan adanya keseimbangan antara kesehatan fisik dan kesehatan mental. Ketika kedua hal tersebut berjalan seimbang maka kehidupan manusia akan senantiasa sejahtera.
Lain halnya dengan kesehatan fisik yang dapat dilihat secara langsung oleh mata, kesehatan mental ini sifatnya abstrak, tidak bisa dilihat secara langsung oleh mata melainkan dirasakan secara naluriah oleh setiap manusia.
Dewasa ini, kesehatan mental mendapat perhatian lebih di kalangan masyarakat. Makin tinggi pemahaman masyarakat terkait kesehatan mental, mereka makin dapat mendeteksi gangguan mental dan mengelolanya secara efektif.
Adapun hasil dari sebuah penelitian menyatakan bahwa yang menjadi faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental di antaranya adalah faktor keluarga yang bersifat tenteram, tenteram sosial, tenteram dari segi emosi dan tenteram dari segi ekonomi (Langgulung, 1986).
ADVERTISEMENT
Jorm menyempurnakan definisi literasi kesehatan mental (mental health literacy) dengan memasukkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kesehatan mental seseorang, termasuk pengetahuan tentang mengenali dan mencegah gangguan mental, strategi selfhelp yang efektif untuk masalah ringan hingga sedang, serta keterampilan untuk memberikan pertolongan pertama ketika membantu orang lain. Dengan meningkatkan mental health literacy maka pengetahuan terhadap penanganan gangguan mental, baik pada diri sendiri maupun dalam memberikan pertolongan pertama pada orang lain akan makin meningkat (Jorm dalam Idham 2019, 13).
Pelaksanaan kesehatan mental yang dilakukan di rumah, sekolah, tempat kerja dan lingkungan sekitar seperti sikap hangat dari keluarga, pemberian kasih sayang dan perhatian serta penghargaan dapat meningkatkan jalinan interpersonal yang baik yang kemudian menciptakan suasana kondusif yang mampu mendukung perkembangan kesehatan mental (Fakhriyani, 2019).
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berkembangnya zaman, berkembang pula pemahaman masyarakat Indonesia terkait kesehatan mental. Terlebih pada saat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak dua tahun belakangan membuat isu kesehatan mental menjadi topik yang banyak diperbincangkan masyarakat Indonesia, khususnya para remaja.
Kepedulian masyarakat mengenai kesehatan mental mulai meningkat. Hal ini membuat masyarakat beramai-ramai menyuarakan permasalahan mengenai kesehatan mental yang ada di Indonesia. Salah satu upaya masyarakat dalam meningkatkan kepeduliannya adalah dengan cara membuat konten edukasi di media sosial.
Beberapa platform media sosial yang ramai menyuarakan isu kesehatan mental diantaranya adalah Instagram, Twitter, Tiktok, hingga YouTube. Para konten kreator berhasil membuat pemahaman mengenai kesehatan mental yang rumit menjadi sangat ringan dan mudah dipahami. Pembawaan konten yang khas dan menarik menjadi daya tarik dari masing-masing konten kreator.
ADVERTISEMENT
Salah satu akun Instagram yang membahas mengenai isu kesehatan mental adalah akun @duduk.dulu. Akun ini berfokus pada kata-kata motivasi yang membahas berbagai macam perasaan yang kerap kali dirasakan oleh manusia.
Selain itu, mereka juga mengangkat permasalahan-permasalahan mengenai kesehatan mental yang terjadi di masyarakat. Mereka berusaha membahas permasalahan dari berbagai sudut pandang, terutama sudut pandang pembaca.
Salah satu postingan kata-kata motivasinya yang menarik ialah, “Makasih kalian, yang udah belajar kuat meski babak belur, udah ngizinin dirinya buat rapuh, dan berani menangis ketika terluka dan sedih. Makasih udah jujur!” (berdasarkan unggahan dari akun Instagram @duduk.dulu).
Kemudian di platform YouTube ada akun dengan nama pengguna @GreatmindIndonesia. Akun ini membahas berbagai topik mengenai kehidupan di Indonesia, salah satu fokus utamanya yaitu mengenai kesehatan mental. Tujuan dari akun ini sendiri adalah sebagai wadah untuk berbagi pengalaman yang nantinya dapat dijadikan sebagai pembelajaran oleh penonton. Dalam unggahan videonya mereka banyak menggunakan ilustrasi menarik yang membuat penonton tidak merasa bosan.
ADVERTISEMENT
Salah satu kontennya yang membahas mengenai kesehatan mental adalah berjudul “On Marissa's Mind: Kuat Mental" (berdasarkan unggahan dari akun YouTube @GreatmindIndonesia).
Pada penelitian American Psychological Association (APA) yang dikutip Haryadi menyebutkan bahwa 91% anak muda berusia 15-21 tahun merupakan kelompok dengan kondisi kesehatan mental terburuk dibandingkan dengan generasi-generasi lainnya, sehingga kini banyak anak muda yang turut serta menyuarakan isu ini melalui linimasa yang mereka miliki sebagai sebuah bentuk kepedulian bersama (Haryadi dalam Malina 2022).
Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih memiliki sifat tenggang rasa yang tinggi terhadap sesama, termasuk dalam menanggapi isu kesehatan mental.
Kepedulian terhadap isu kesehatan mental diangkat pula oleh sebuah akun kreator di YouTube dengan nama pengguna @MenjadiManusia. Akun ini menghadirkan orang dengan latar belakang yang berbeda sebagai narasumber. Disana mereka mengutarakan perspektifnya mengenai isu-isu kesehatan mental yang banyak terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak jarang dari perspektifnya tersebut banyak memotivasi dan memberikan ajakan kepada masyarakat untuk lebih berempati pada sesama serta mengingatkan bahwasanya kita tidak pernah sendiri dalam menghadapi masalah. Manusia ada untuk saling menyempurnakan satu sama lain, dan peduli terhadap manusia lain ketika ditimpa masalah.
Pustaka Acuan:
Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental. Pamekasan: Duta Media Publishing.
Idham, Azmul Fuady dkk. (2019). Trend Literasi Kesehatan Mental. Jurnal Magister Psikologi UMA, 11(1), 12-19.
Langgulung, Hasan. (1986). Teori-teori Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Al Husna.
Malina, Angel. (2022). Kesehatan Mental Anak Muda di Era Digital yang Berkembang. Kompasiana. Diakses pada 06 Desember 2022, dari https://www.kompasiana.com/angel78708/62406cceba21bc13666eae72/kesehatan-mental-anak-muda-di-era-digital-yang-berkembang
Unggahan Instagram dari akun @duduk.dulu. Diakses pada 05 Desember 2022, dari https://www.instagram.com/reel/CYTcteEI4SS/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
ADVERTISEMENT
Unggahan YouTube dari akun @GreatmindIndonesia. Diakses pada 10 Desember 2022, dari https://youtu.be/9kdHXQ7BPc8