Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Ngulik Sejarah Musik Lewat Koleksi Analog di Toko Musik Luwes
15 Januari 2025 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari MARGARETH BEBI PUJANGGA SABEBEGEN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bantul, Yogyakarta – Di tengah dominasi layanan streaming, Toko Musik Luwes yang berlokasi di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, tetap setia menjaga tradisi musik analog. Toko ini menjadi oase nostalgia bagi pecinta musik yang merindukan pengalaman membeli rilisan fisik seperti CD, kaset tape, piringan hitam.
ADVERTISEMENT
Didirikan pada 2017 oleh Tri Aman, seorang penggemar musik sejati, Toko Musik Luwes memiliki koleksi rilisan fisik yang mencakup berbagai genre, mulai rock klasik hingga jazz. Koleksi tersebut sebagian besar dikumpulkan oleh Tri Aman sejak 1998, menjadikannya salah satu toko dengan koleksi rilisan analog terlengkap di wilayah Yogyakarta.
Toko Musik Luwes menawarkan berbagai genre musik untuk semua kalangan. Koleksi lokal, seperti musik tradisional Indonesia, sering menjadi incaran wisatawan mancanegara yang ingin membawa pulang kenangan dari Nusantara. Sementara itu, kolektor lokal lebih banyak memburu rilisan musik Barat yang kini semakin langka ditemukan.
Harga rilisan fisik di toko ini bervariasi, mulai dari Rp50.000 untuk rilisan lokal hingga ratusan ribu rupiah untuk album internasional. Selain itu, toko ini juga menjadi tempat berburu rilisan langka, menjadikannya magnet bagi kolektor dan pecinta musik yang mencari pengalaman belanja berbeda di era digital.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai tempat berbelanja, Toko Musik Luwes juga menjadi pusat aktivitas komunitas pecinta musik di Bantul. Toko ini rutin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, seperti festival musik dan pameran seni, dengan memamerkan koleksi uniknya yang selalu menarik perhatian pengunjung.
Tri Aman, pendiri toko, aktif mempromosikan budaya musik analog kepada generasi muda melalui berbagai kolaborasi dengan komunitas lokal. Diskusi musik sering digelar di toko ini untuk mengenalkan nilai seni dan sejarah rilisan fisik kepada pengunjung, sekaligus memperkuat hubungan dengan komunitas musik.
Keberadaan Toko Musik Luwes menjadi bukti bahwa tradisi musik analog masih memiliki ruang di era digital. Bagi para pecinta musik, toko ini bukan hanya tempat berbelanja, tetapi juga ruang untuk mengenang masa lalu dan merasakan pengalaman mendalam yang tak tergantikan oleh layanan streaming.
ADVERTISEMENT