Konten dari Pengguna

Pentingnya Pendekatan TaRL untuk Meningkatkan Literasi dan Numerasi di SD

Margaretha Herlin
Mahasiswa PPG Prajabatan Gel 1 di Universitas Ahmad Dahlan. Setiap hari belajar dan berusaha mencerdaskan anak bangsa :)
30 Maret 2023 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Margaretha Herlin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, rendahnya kualitas pendidikan menjadi salah satu permasalahan pokok di Indonesia. Salah satu penyebab terjadinya rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya dikarenakan rendahnya kemampuan literasi dan numerasi di jenjang SD, padahal keterampilan tersebut merupakan bagian penting dalam mendukung kelancaran proses pembelajaran. Data dari United Nation Development Programe (UNDP) tahun 2020, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada pada urutan 121 dari 189 negara, jauh di bawah negara-negara jiran seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Brunei. Sementara itu, rilis dari Programme for International Student Asessment (PISA) tahun 2018 menempatkan Indonesia pada urutan ke-70 dari 78 negara dalam bidang sains (science), urutan ke-72 dari 78 negara dalam bidang Matematika (Mathematic), dan urutan ke-72 dari 77 negara dalam bidang membaca (reading). Dalam menghadapi era globalisasi dan informasi seperti saat sekarang ini, kecakapan literasi dasar sangatlah penting (Muhammad Erfan, et al, 2021). Oleh karenanya, kecakapan literasi dasar ini perlu ditanamkan sejak dini baik di sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam lingkungan sekolah, peserta didik dengan kemampuan membaca rendah di kelas awal cenderung akan mengalami kesulitan di tingkat selanjutnya, karena akan sulit dalam memahami materi yang disajikan dalam bentuk tertulis. Seperti hal yang terjadi di SDN Balirejo, perbedaan kemampuan membaca dan menulis di tingkat awal (kelas dasar) menjadi salah satu faktor terjadinya kesenjangan kemampuan dan keterampilan dalam hal menulis dan membaca. Sebagain besar anak-anak sudah mampu menguasai keterampilan numerasi, tetapi dalam hal literasi, mereka masih sulit memahami kata bahkan suatu kalimat dalam suatu paragraf. Dalam hal membaca dijelaskan ada peserta didik yang masih kategori pemula dan huruf (mengenal sebagian huruf saja), ada yang baru bisa me-rangkai suku kata dan membaca kata, ada pula sebagian yang baru mulai membaca paragraf hingga cerita sederhana. Permasalahan rendahnya kemampuan membaca peserta didik di kelas awal ini harus mendapatkan perhatian khusus dan solusi yang efektif agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang tepat untuk menangani permasalah ini adalah dengan menerapkan pendekatan TaRL (Teaching at the Right Level).
ADVERTISEMENT
Teaching at the right level (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan siswa. Melalui pendekatan pembelajaran ini, siswa diorganisir untuk belajar dalam desain pembelajaran berbasis level kemampuan. Model pembelajaran TaRL tidak mengorganisasikan peserta didik berdasarkan tingkatan kelas dan usia, melainkan pembelajaran didesain dalam kelompok sesuai karakteristik level kemampuan peserta didik. Menurut Laksman dalam (Ahyar et al., 2022) melalui penerapan TaRL peserta didik dikelompokkan berdasarkan level kemampuan, bukan tingkat kelasnya seperti pada pembelajaran konvensional sehingga peserta didik bisa benar-benar belajar atau mempelajari materi sesuai level kemampuannya. Level kemampuan peserta didik adalah acuan utama dalam merancang proses pembelajaran. Demikian pun dengan hasil belajarnya, juga ditentukan oleh berdasarkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan fase/levelnya. Peserta didik yang belum mencapai capaian pembelajaran di fasenya, akan mendapatkan pendampingan oleh pendidik untuk bisa mencapai capaian pembelajarannya.
ADVERTISEMENT
Untuk menentukan kemampuan awal peserta didik, diperlukan sebuah tes diagnostik. Hal ini dilakukan agar guru dapat menentukan materi yang sesuai untuk diberikan kepada mereka dan membantu guru dalam mengelompokkan peserta didik ke dalam kelompok belajar yang memilikikemampuan yang sama. Lalu perlu dilakukan tes diagnostik berkala, untuk mengukur dan melihat perubahan kemampuan dalam tingkat kompetensi peserta didik ketika mengikuti dan sudah mengikuti pembelajaran TaRL. Dengan mengukur kompetensi dan perkembangan peserta didik secara berkala, guru dapat menyesuaikan pendekatan TaRL lebih efektif lagi sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Beberapa kelebihan dan tantangan dari pendekatan TaRL ini yaitu:
Kelebihan : (1) Memudahkan guru untuk menyesuaikan materi dengan minat dan kemampuan siswa, (2) Membantu guru menyediakan konstruksi konseptual yang kuat dan meningkatkan keterampilan berpikir siswa. (3) Memungkinkan siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan cara yang lebih interaktif. Adapun tantangan dalam menerapkan pendekatan TaRL ini yaitu: (1) Pendekatan ini membutuhkan durasi waktu yang signifikan untuk mempersiapkan materi dan untuk menyesuaikan materi sesuai dengan kemampuan siswa. (2) Pendekatan ini membutuhkan keterlibatan yang lebih besar dari guru untuk mengevaluasi kemajuan siswa.
ADVERTISEMENT
Dari kelebihan dan tantangan di atas, maka pendekatan TaRL menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi di tingkat SD. Melalui pendekatan TaRL yang diberikan di sekolah dasar, terutama pada kelas bawah, hal ini akan membantu mereka untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan mereka dalam hal literasi dan numerasi, sehingga untuk di kelas berikutnya, mereka dapat mengikuti dengan baik dan tidak mengalami kesulitan serupa. Pendekatan TaRL juga dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan kepercayaan diri mereka karena mereka dapat menyelesaikan tantangan sesuai dengan level kognitif dan kompetensi mereka.
Peserta didik terlibat aktif pada kegiatan Pembelajaran dengan teknik TaRL pada pelajaran Matematika
Peserta didik mengerjakan LKPD dengan kelompoknya, sesuai dengan level kemampuan mereka (Pendekatan TaRL)