Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ketenangan dalam Kepeningan: Pengaruh Meditasi dalam Meregulasi Emosi
7 Desember 2024 20:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Maria Benita Wilona Kaulika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia yang saat ini cenderung berjalan secara cepat menuntut manusia untuk terus bergerak dan mengerjakan banyak hal dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, dinamika dunia yang serba cepat justru memunculkan efek samping bagi kesehatan mental. Salah satu efek sampingnya ialah meningkatnya rasa stres pada individu. Tekanan yang besar mengakibatkan kerja otak menjadi lebih berat sehingga individu mudah merasakan stres. Salah satu alternatif yang saat ini sedang ramai dibicarakan ialah meditasi mindfulness. Lalu, apakah benar meditasi dapat berpengaruh terhadap regulasi emosi dan bagaimana pengaruhnya dalam kacamata Psikologi? Artikel ini mengkaji pengaruh meditasi terhadap perkembangan emosi, mengaitkannya dengan teori emosi serta hasil studi terkini tentang meditasi.
ADVERTISEMENT
Emosi dalam Sudut Pandang Psikologi
Dalam sudut pandang psikologi, emosi dipandang sebagai kombinasi dari tiga elemen utama: pengalaman subjektif, perubahan fisiologis, dan ekspresi perilaku. Panksepp (2011) mengidentifikasi tujuh emosi dasar yang bersifat universal, seperti rasa takut, marah, dan bahagia. Otak memainkan peran sentral dalam mengatur emosi ini, terutama melalui amigdala dan korteks prefrontal. Selain itu, afek yang menjadi manifestasi dari emosi menjadi landasan penting dalam memahami respons emosional manusia. Emosi bukan hanya pengalaman subjektif tetapi juga respons kompleks yang melibatkan jejaring saraf, sistem kognitif, dan perilaku. Nasruddin (2018) menyebutkan bahwa emosi adalah penggerak utama dalam perilaku manusia, sedangkan Hude (2006) menekankan pentingnya elemen spiritual dalam memahami perkembangan emosi.
Meditasi Mindfullness, Langkah Alternatif Meregulasi Stres
Meditasi mindfulness merupakan praktik yang berfokus pada perhatian penuh terhadap pengalaman saat ini tanpa penilaian. Penelitian menunjukkan bahwa meditasi ini dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan memperkuat kesadaran emosional. Dewi Keumala Sari et al. (2023) menyoroti bahwa meditasi mindfulness membantu individu mengembangkan kemampuan untuk merespon emosi dengan lebih adaptif, terutama melalui pengelolaan sistem saraf otonom. Teknik ini efektif bahkan dalam situasi stres tinggi seperti beban pekerjaan dan tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Hude (2006) menekankan bahwa emosi bukan hanya respons fisiologis tetapi juga mencakup elemen spiritual, yang memberikan kedalaman makna terhadap pengalaman hidup. Meditasi mindfulness mendukung integrasi ini dengan membantu individu mengembangkan rasa syukur, kasih sayang, dan empati, yang merupakan bagian dari keseimbangan emosional dan spiritual
Bagaimana Pengaruh Meditasi dalam Sudut Pandang Psikologi?
Meditasi mindfulness memengaruhi sistem emosi melalui aktivasi korteks prefrontal, yang meningkatkan regulasi emosi, serta penurunan aktivitas amigdala, yang mengurangi respons emosional negatif. Dalam jangka panjang, praktik ini membantu membangun koneksi antara bagian otak yang bertanggung jawab atas refleksi dan respons emosional. Hasilnya, individu menjadi lebih mampu memahami dan mengontrol reaksi emosional mereka, sebagaimana disoroti oleh penelitian Santoso & Rinaldi (2022).
ADVERTISEMENT
Meditasi mindfulness berdampak langsung pada sistem saraf neurotik, menjadikannya alat yang sangat efektif bagi perkembangan emosi. Ketika kita bermeditasi, neuroplastisitas otak semakin meningkat sehingga otak mampu lebih adaptif dalam berbagai kondisi. Hasil lainnya yakni penurunan aktivitas sistem saraf simpatik, yang sering kali menjadi penyebab respons "fight or flight". Dampaknya yaitu individu merasa lebih tenang dan mampu menghadapi situasi stres dengan lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Keumala Sari et al. (2023) menyatakan bahwa meditasi mindfulness efektif dalam mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Praktik ini membantu individu mengembangkan pola pikir yang lebih positif dan resilien terhadap tantangan emosional.
Dari perspektif psikologi, meditasi mindfulness mendukung perkembangan emosi melalui beberapa mekanisme:
1. Peningkatan Kesadaran Emosional
Meditasi melatih individu untuk menyadari emosi mereka tanpa terjebak dalam pola reaksi otomatis. Hal ini sejalan dengan teori emosi biopsikologi yang menempatkan kognisi sebagai elemen penting dalam memproses pengalaman emosional.
ADVERTISEMENT
2. Penguatan Regulasi Emosi
Dewi Keumala Sari et al. (2023) menyebutkan bahwa meditasi membantu mengurangi kecemasan dan depresi melalui peningkatan kontrol emosional. Ini menunjukkan bahwa meditasi mindfulness dapat memperbaiki fungsi korteks prefrontal, yang memainkan peran sentral dalam pengambilan keputusan emosional.
3. Peningkatan Memori Emosional Positif
Penelitian menunjukkan bahwa meditasi mindfulness meningkatkan kemampuan untuk mengingat pengalaman emosional positif, yang pada gilirannya mendukung keseimbangan psikologis individu.
Meditasi mindfulness memiliki dampak yang mendalam terhadap perkembangan emosi, baik dalam perspektif biopsikologi maupun spiritual. Dengan menyeimbangkan regulasi emosi, meningkatkan kesadaran emosional, dan memperkuat memori emosional positif, meditasi ini menjadi pendekatan holistik dalam manajemen emosi dan kesehatan mental.
Dukungan teori emosi biopsikologi serta hasil studi menunjukkan bahwa meditasi mindfulness efektif dalam mengelola kecemasan dan stres. Dalam jangka panjang, meditasi ini mendukung pembentukan pola emosional yang lebih sehat dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan mengintegrasikan praktik meditasi ke dalam kehidupan sehari-hari, individu dapat mengembangkan kemampuan untuk menghadapi tantangan emosional dengan lebih baik dan mencapai keseimbangan batin yang harmonis.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Panksepp, J. (2011). The basic emotional circuits of mammalian brains: do animals have affective lives?. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 35(9), 1791-1804.
Sari, D. K., Nababan, R. H., & Daulay, W. (2023). Pengaruh Meditasi Mindfullness terhadap Perubahan Cemas. Jurnal Kesehatan, 12(1), 19-25.
Hude, M. D. (2006). Emosi: Penjelalajahan Religio Psikologis. Erlangga.
Santoso, B. A., & Rinaldi, M. R. (2022). Teknik Mindfulness Dan Kecemasan Perempuan Sebagai Aparat Sipil Negara. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 14(1), 21-30. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.v ol14.iss1.art3
Nasruddin, I. (2018). Emosi dan Aspeknya. Journal Pendidikan, 2, 1-16.