Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Alumni Universiti Malaya Beberkan Kecurangan Lain HDS ‘Krimi’ Eks UI
25 November 2017 19:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Deretan prestasi apik yang disabet oleh ‘Krimi’ alias HDS kini menuai ragam pertanyaan pasca-kebohongan akademiknya dibongkar oleh Fauziah Zen, mantan dosennya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (FEB UI).
ADVERTISEMENT
Setelah berbagai cerita buruk tentangnya tersuar dan ramai diperbincangkan, HDS yang sekarang sedang menunggu diwisuda University of Malaya, Kuala Lumpur, membuat klarifikasi berisi pengakuan dan permohonan maaf, sembari menekankan: tak semua prestasi yang ia dapat kebohongan semata.
“Segala pencapaian saya di Malaysia termasuk sebagai peraih Anugerah Tokoh Siswa (Mahasiswa Berprestasi Nasional) 2016/2017 untuk International Students dan CoCurriculum Excellence Award adalah murni usaha saya dan bukan rekayasa,” ujar HDS.
Namun, klarifikasi HDS tersebut oleh seorang alumnus University of Malaya (UM) justru disebut mengandung kebohongan (lagi) dan fakta tak akurat. Si alumnus UM yang tak mau namanya disebutkan, kepada kumparan hari ini, Sabtu (25/11), membeberkan hal yang menurutnya tak akurat dalam klarifikasi HDS.
Anugerah Tokoh Mahasiswa Internasional yang dimenangkan oleh HDS, menurut alumni UM tersebut, diperoleh dengan memenuhi syarat tertentu. “Yaitu menjadi project director untuk dua event skala nasional--ini saya ketahui karena pada masa yang sama, ada beberapa kawan yang juga mencoba mendaftar untuk kompetisi tersebut.”
ADVERTISEMENT
Masalahnya, kata dia, untuk memenuhi syarat tersebut, HDS melakukan kebohongan, yakni mengklaim posisi sebagai project director festival kebudayaan Indonesia IDfest 2015. Padahal nyatanya, ujarnya, “HDS bukanlah project director dari program tersebut.”
Ia mengaku tahu, karena menjadi salah satu kru IDfest 2015. Pada event itu, menurutnya, HDS menjabat sebagai ketua fundraising namun tidak memberikan kontribusi terhadap persiapan dan pelaksanaan program tersebut lantaran tengah mengikuti program pertukaran pelajar ke Korea.
“Awalnya permasalahan ini sebatas komplain panitia program IDfest saja karena HDS sama sekali tidak berkontribusi dalam event tersebut. Terlebih pada masa itu HDS menjabat sebagai Wakil Ketua PPI kampus yang seharusnya masa baktinya selama 1 tahun, tetapi HDS justru mengikuti program exchange student selama 1 semester,” kata alumni UM itu via surel.
ADVERTISEMENT
Tak cukup mengklaim posisi, HDS disebut memalsukan dokumen proposal dan lembar pertanggungjawaban (LPJ) program IDfest.
“Maret 2017, salah satu housemate HDS yang juga crew IDfest menemukan salinan proposal dan LPJ program IDfest yang mengatasnamakan HDS sebagai project director program tersebut. Hal ini mengundang kecaman seluruh crew IDfest 2015 yang berpartisapasi. Terlebih pada masa itu HDS tengah mengikuti seleksi kompetisi Tokoh Mahasiswa Internasional di mana yang bersangkutan selalu mempromosikan dirinya melalui akaun media sosialnya,” kata dia.
Menanggapi pemalsuan dokumen, perwakilan kru IDfest secara langsung menemui HDS guna meminta penjelasan akan tindakannya. HDS lalu meminta maaf dan mengakui tindakannya memalsukan dokumen.
“HDS mengaku hal tersebut dia lakukan karena desakan dari pihak kampus untuk diutus sebagai perwakilan,” kata dia.
Permasalahan sempat reda setelah HDS meminta maaf dan menarik proposal dokumen LPJ IDfest palsu yang ia gunakan sebagai persyaratan untuk mengikuti kompetisi Tokoh Mahasiswa Internasional.
ADVERTISEMENT
Namun, keributan kembali timbul saat HDS akhirnya menjadi pemenang Anugerah Tokoh Mahasiswa Internasional tersebut. Pasalnya, HDS tetap tercantum sebagai project director IDFest 2015--posisi yang ia palsukan.
“Hal ini menuai kecaman seluruh crew, baik yang masih kuliah di kampus maupun yang telah lulus. Akan tetapi HDS seolah tidak peduli. Setiap sindiran yang ditulis di akun media sosialnya bahkan beberapa langsung dihapus,” ujarnya.
HDS kepada kumparan menyatakan tak ingin meneruskan kasus ini lebih lanjut. “Karena apapun tanggapan orang dan bagaimanapun klarifikasi saya, kalau orangnya tidak suka dengan saya dan tidak puas dengan klarifikasi saya, masalah ini tidak akan selesai,” kata dia.