Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Sebaran Serangan Gas Kimia di Suriah 2012-2016
6 April 2017 11:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Serangan menggunakan senjata kimia di kota Khan Sheikhoun yang menewaskan 100 orang lebih pada Selasa pagi (4/4) kembali membuat Suriah menjadi sorotan dunia. Negeri yang dilanda konflik itu, tak juga henti mengejutkan masyarakat internasional.
ADVERTISEMENT
Larangan PBB untuk menggunakan senjata kimia, jelas tak sampai di telinga pihak yang bertanggung jawab atas serangan maut kemarin.
Gas kimia yang digunakan dalam serangan itu pun bukan main bahayanya. Adalah gas sarin, senyawa yang dikategorikan sebagai racun syaraf, yang merenggut nyawa korbannya dalam kurun waktu kurang dari 10 menit jika terhirup dalam dosis tinggi.
Itu bukan kali pertama Suriah menggunakan senjata kimia. Tahun 2013, sebuah daerah suburban di Ghouta, Damaskus, pun diserang dengan senjata kimia.
Serangan tersebut dilancarkan satu tahun setelah Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa menggunakan senjata kimia sama saja dengan melanggar ‘garis merah’ dan ‘mendorong kalkulasi negara’ --untuk melakukan intervensi atas konflik Suriah.
Serangan di Damaskus tahun 2013 itu menewaskan hingga seribu orang. Saat itu senjata kimia berupa gas klorin ditembakkan --zat beracun menyeruak di udara, membunuh 104 orang dan melukai 200 orang lainnya.
ADVERTISEMENT
Sejak 2012 hingga 2016, terjadi setidaknya 12 serangan besar menggunakan senjata kimia di Suriah. Lokasi yang diserang adalah Douma, Arbeen, Hammura, Saqba, Jisreen, Zamalka, Jobar, Ein Tamar, Kfar Batna, Muleiha, Daraya, dan Moamadiyeh.
Merunut kembali sejarah perkembangan aturan senjata kimia, pelarangan senjata kimia telah diatur dalam Protokol Geneva 1925, setelah Perang Dunia I pecah.
Berdasarkan aturan tersebut, penggunaan berbagai senyawa kimia beracun dilarang dalam segala bentuk peperangan --walau nyatanya gas beracun digunakan untuk pembunuhan massal di kamp konsentrasi Nazi pada Perang Dunia II.
Aturan Protokol Geneva 1925 lantas diadopsi oleh Chemical Weapons Convention pada 1992. Aturan itu kemudian terus dikembangkan, hingga akhirnya resmi mengeliminasi seluruh bentuk senjata kimia dan memusnahkannya.
ADVERTISEMENT
Maka, Suriah telah melanggar aturan tersebut.
Suriah, sesuai arahan PBB, sesungguhnya telah diimbau untuk menyerahkan seluruh senjata kimia negaranya. Presiden Suriah Bashar al-Assad pun, menurut pengakuannya, telah menyerahkan senjata-senjata kimia itu.
Namun Suriah memang tidak pernah menandatangani Chemical Weapon Convention, meski ikut menandatangani Protokol Geneva 1925 yang berisi poin pelarangan senjata kimia dan biologi untuk peperangan.
Kebandelan Suriah ini tentu saja punya alasan tersendiri. Rezim Assad merasa aman berulah karena selama ini mereka disokong secara politik --pun bantuan militer-- oleh Rusia yang merupakan anggota Dewan Keamanan PBB.
Berikut serangan gas kimia yang pernah terjadi di Suriah.
Khan al-Assal, 19 Maret 2013
Kantor berita negara Suriah, Sana, melaporkan bahwa terduga teroris telah menembakkan roket berisi racun kimia dan membunuh puluhan orang di Khan al-Assal, Aleppo.
ADVERTISEMENT
Syrian Observatory for Human Rights menyatakan bahwa jumlah korban adalah 26 orang, 16 di antaranya adalah tentara.
Al-Otaybeh, 19 Maret 2013
Pada hari yang sama dengan serangan di Khan al-Assal, serangan serupa dilaporkan terjadi di Al-Otaybeh. Hanya dalam satu hari, Suriah mengalami serangan di dua tempat yang berbeda.
Berbagai video menunjukkan kondisi real time di Al-Otaybeh. Pada video itu, terlihat kondisi korban luka dan korban tewas. Sedikitnya 32 orang menjadi korban.
Adra, 24 Maret 2013
The Local Co-Ordination Committees, jaringan aktivis di Suriah, melaporkan bahwa telah terjadi serangan kimia di area Adra yang menewaskan dua orang.
Dalam laporannya, seluruh gejala keracunan gas dideskripsikan dengan detail, mulai dari kondisi korban yang tengah sekarat, hingga korban sesak napas akibat dada yang terlalu sakit.
ADVERTISEMENT
Setelah serangan, para aktivis bergegas menyelamatkan para korban dengan mencuci baju para korban sebagai langkah untuk meminimalisasi dampak.
Sheikh Maqsoud, 13 April 2013
Tim Syrian Observatory of Human Rights melaporkan bahwa dua perempuan dan dua anak terbunuh dalam serangan senjata kimia yang dilancarkan di pemukiman Sheikh Maqsoud.
Selain korban tewas, terdapat 12 korban luka-luka yang mengalami gejala terpapar gas beracun seperti klorin dan sarin.
Mereka yang terluka diberikan penanganan khusus yang sangat cepat untuk meminimalisir risiko kematian yang bisa saja terjadi bila terlambat disembuhkan.
Saraqeb, 29 April 2013
Sebuah granat dan beberapa gawai berisi cairan kimia beracun diturunkan oleh beberapa helikopter ke area kota Saraqeb.
Delapan orang mengalami gejala terpapar gas racun yang dipakai dalam serangan kimia pada tahun sebelumnya. Para korban muntah-muntah hingga lumpuh, sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit. Salah satu dari mereka akhirnya meninggal.
ADVERTISEMENT
Ghouta, 21 Agustus 2013
Roket berisi racun diluncurkan ke area suburban kota Ghouta. Serangan tersebut memakan korban hingga ratusan nyawa.
Serangan dilancarkan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan yang berusaha membasmi kelompok pemberontak di Damaskus.
Beberapa video menunjukkan kondisi para korban tewas dan korban luka-luka akibat serangan roket beracun tersebut.