Ursula von der Leyen, Menhan Jerman Penerus Merkel

19 Mei 2017 7:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ursula von der Leyen, Menhan Jerman. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ursula von der Leyen, Menhan Jerman. (Foto: Wikimedia Commons)
Ursula von der Leyen, atau Ursula Albrecht, adalah seorang politisi Jerman kelahiran Belgia pada 8 Oktober 1958. Albrecht merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai menteri pertahanan Jerman sejak ia dilantik pada tahun 2013.
ADVERTISEMENT
Albrecht adalah putri politisi Jerman, Ernst Albrecht, yang pernah menjabat sebagai kepala kabinet di Komisi Komunitas Ekonomi Eropa. Dia belajar ekonomi (1977-1980) di Universitas Göttingen dan Münster serta di London School of Economics, namun ia memutuskan untuk tidak meneruskan lagi pendidikannya di sana.
Sebagai gantinya, dia masuk ke bidang kedokteran dan lulus pada 1987 dari Hannover Medical School (MHH), Jerman. Dia bekerja sebagai asisten dokter pada tahun 1988 hingga 1992 di klinik ginekologi MHH. Pada tahun 1991, Albrecht dianugerahi gelar doktor dalam bidang kedokteran.
Dia tinggal di Amerika Serikat dari tahun 1992 hingga 1996. Sementara suaminya, Heiko von der Leyen, bekerja di Stanford University. Setelah kembali ke Jerman, dia menjabat sebagai anggota fakultas pada periode 1998 hingga 2002 di departemen epidemiologi, kedokteran sosial, dan penelitian sistem kesehatan MHH. Selain itu, ia juga meraih gelar magister (2001) di bidang kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Von der Leyen, yang bergabung dengan Christian Democratic Union (CDU) pada tahun 1990, di tahun1996 terlibat dalam politik Lower Saxony - negara federal yang diperintah oleh ayahnya pada 1976 hingga 1990. Dia mendirikan kantor lokal dan negara bagian sebelum pemilihannya di tahun 2004 sebagai anggota komite kepemimpinan CDU. Setelah CDU memenangkan pemilihan federal pada tahun 2005, dia ditunjuk sebagai menteri urusan keluarga, warga lanjut usia, perempuan, dan pemuda di kabinet Kanselir Angela Merkel.
Ursula von der Leyen (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ursula von der Leyen (Foto: Wikimedia Commons)
Beberapa tindakan yang diambil von der Leyen untuk menangani tingkat kelahiran rendah di Jerman adalah penerapan cuti orang tua yang dibayar dari pekerjaan setelah kelahiran anak, dan perluasan fasilitas penitipan anak secara besar-besaran. Pada tahun 2009, ia dipercaya menjadi anggota Bundestag (parlemen) dan menteri urusan buruh dan sosial. Pada akhir 2010, von der Leyen terpilih sebagai wakil ketua CDU.
ADVERTISEMENT
Baca juga:
Pada bulan Desember 2013 von der Leyen-dilihat oleh beberapa orang sebagai penerus Merkel - menjadi perempuan pertama yang memegang portofolio pertahanan. Dalam posisi tersebut, dia berusaha untuk mereformasi Bundeswehr (angkatan bersenjata federal) untuk menangani sejumlah tantangan. Pada bulan Maret 2014, Krimea, yang merupakan bagian dari Ukraina, dianeksasi oleh Rusia. Krisis tersebut memicu kekhawatiran baru tentang kemampuan NATO, terutama setelah tinjauan mandiri terhadap kementerian pertahanan Jerman, yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2014, menemukan sejumlah "masalah dan risiko" dalam proses pengadaannya.
Ragu akan negara tersebut dapat memenuhi komitmen militernya terhadap NATO --karena kurangnya peralatan siap perang-- menyebabkan beberapa sekutu menekan Jerman untuk menambah anggaran militernya. Von der Leyen secara terbuka meminta negaranya untuk mengambil peran lebih besar dalam pertahanan Eropa, kemudian membantu mengamankan dana untuk peralatan militer. Krisis lain berkembang pada tahun 2015 saat gelombang pengungsi tiba di Eropa dan banyak mencari suaka di Jerman.
ADVERTISEMENT
Situasi Eropa semakin tegang, menyebabkan timbalnya upaya anti-imigrasi di berbagai negara Eropa. Von der Leyen mendesak hal tersebut, dengan alasan bahwa adalah tidak seharusnya menyamakan pengungsi dengan teroris. Namun, posisinya tersebut semakin ditekan setelah terjadi rangkaian serangan teroris di Paris pada 2015 dan Brussels pada 2016.