VIDEO: Adu Nyali Hadapi Catcalling di Jakarta

28 Januari 2017 13:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Adu nyali hadapi catcalling di Jakarta. (Foto: Prima Gerhard/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Adu nyali hadapi catcalling di Jakarta. (Foto: Prima Gerhard/kumparan)
Berjalan sendirian di Jakarta seringkali terasa tak nyaman bagi perempuan. Siulan iseng, kedipan mata, hingga komentar soal fisik datang silih berganti.
ADVERTISEMENT
Padahal, seluruh atensi itu tak selalu diinginkan perempuan, dan malah membawa rasa tak nyaman.
Kemarin, kumparan mencoba bereksperimen untuk memberi gambaran tentang kondisi yang dihadapi perempuan saat sedang berjalan sendirian di Jakarta.
Eksperimen dilakukan salah seorang jurnalis perempuan kumparan, dengan berjalan kaki dari kantor menuju Stasiun Pasar Minggu, dengan menyusuri Jalan Ragunan Raya.
Dalam eksperimen tersebut, setidaknya terdapat 18 kali catcall dalam bentuk verbal sepanjang perjalanan yang berdurasi sekitar 40 menit itu.
Tak hanya catcall verbal, jurnalis kumparan juga menerima catcall nonverbal. Berikut beberapa catcall nonverbal yang tertangkap kamera.
Sementara berikut contoh-contoh catcall verbal yang dihadapi sepanjang perjalanan menuju Pasar Minggu.
Pukul 14:29
“Neng, woh, Neng.”
“Neng, mau ke mana, Neng?”
ADVERTISEMENT
“Woh wooohh”
Hanya dalam 1 menit, ada 3 catcall verbal.
Pukul 14:34
“Hai hai, Neng”
Pukul 14:36
Seorang pedagang otak-otak bersiul sambil berdecak.
Pukul 14:42
Sekumpulan siswa SMA memandangi ke arah paha jurnalis kumparan.
Pukul 14:50
“Sayang."
Pukul 14:56
“Duh, manisnya.”
Apa kamu yang perempuan pernah mengalaminya? Apa reaksi kamu?
Mau berbagi cerita?
Jangan lewatkan juga yang berikut.