Konten dari Pengguna

Mengungkap Efektivitas Panda sebagai Alat Diplomasi China

Mario Pascal
Pranata Hubungan Masyarakat LPP RRI Kementerian Komunikasi dan Informatika
22 Juni 2023 5:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mario Pascal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Panda. Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Panda. Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diplomasi Panda telah menjadi salah satu strategi diplomasi unik yang digunakan oleh China dalam politik luar negerinya. Diplomasi ini melibatkan peminjaman panda raksasa kepada sejumlah negara sebagai hadiah simbolik dalam upaya untuk memperbaiki hubungan bilateral, meningkatkan citra positif China di mata dunia, dan mempromosikan kerja sama internasional dalam berbagai sektor.
ADVERTISEMENT
Salah satunya dapat dilihat dengan peningkatan peminjaman panda yang signifikan setelah terjadinya Unjuk Rasa Tiananmen tahun 1989 sebagai upaya mengembalikan reputasi positif negaranya.
Dalam sejarah modern, penggunaan panda sebagai alat diplomasi dimulai pada tahun 1941 ketika Soong Mei Ling, istri sang pemimpin Partai Nasionalis Tiongkok, Chiang Kai Shek, memberikan Panda sebagai hadiah apresiasi atas perlindungan Amerika Serikat terhadap para pengungsi China dari perang.
Kemudian pada tahun 1950-1982, China secara aktif memberikan panda terhadap sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Spanyol, Jepang, Uni Soviet, Mexico, dan Korea Utara.
Ilustrasi bayi panda. Foto: Olivier Douliery / AFP
Pada tahun 1961, momen bersejarah juga terjadi ketika Kebun Binatang London menerima penyerahan seekor panda yang bernama nama Chi Chi. Kemudian, pada tahun 1972, China kembali memberikan dua Panda bernama Ling Ling dan Xing Xing kepada Amerika Serikat, sebagai komitmen bersama atas normalisasi hubungan antara kedua negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Perubahan kebijakan terjadi pada tahun 1982, di mana pada saat itu Panda dinyatakan sebagai hewan yang terancam punah. Pemerintah China yang pada awalnya memberikan panda sebagai hadiah, mengubah kebijakannya dengan hanya mengizinkan panda untuk dipinjamkan dalam waktu jangka pendek, yang pada akhirnya harus dikembalikan kepada China.
Selain itu, setiap kebun binatang diwajibkan membayar pajak untuk setiap anak panda yang lahir dan mereka juga wajib dikembalikan ke China ketika menginjak usia 2-4 tahun.
Langkah-langkah tersebut ditujukan untuk memastikan seluruh panda dirawat dengan baik sekaligus menjadikan panda sebagai instrumen diplomasi yang autentik bagi China.
Ilustrasi Bendera China. Foto: Shutter Stock
Sejumlah kritik turut menghiasi perjalanan diplomasi panda oleh Pemerintah China. Kematian seekor panda di kebun binatang Thailand pada tahun 2019 memantik sejumlah kecaman, yang menyatakan bahwa memisahkan hewan dari habitat endemik mereka akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mereka.
ADVERTISEMENT
Dilansir The China Project, sejumlah komentar negatif ditujukan kepada pemerintah China untuk menghentikan diplomasi panda, yang disebabkan sejumlah dugaan atas perawatan yang tidak sesuai standar serta penggunaan panda sebagai alat politik dinilai kurang etis dan tidak membawa dampak signifikan, mengingat China masih kerap berselisih secara politik dengan sejumlah negara.
Akan tetapi, sejumlah data dan penelitian menyatakan penggunaan diplomasi panda oleh China ini membawa manfaat yang progresif, baik bagi China maupun negara-negara penerima panda.
Penelitian oleh Anna Reed dari University of Misissipi, menunjukkan bahwa sebanyak 65% dari hasil survei terhadap penduduk Amerika Serikat memiliki ketertarikan untuk mengunjungi China hanya karena berinteraksi dengan panda. Manfaat ekonomi juga diterima oleh China dari sektor pariwisata dan pajak yang dibayarkan oleh negara-negara yang meminjam panda.
Dua panda raksasa yang dipinjamkan ke Thailand dari China, Chuang Chuang dan Lin Hui di Kebun Binatang Chiang Mai di Chiang Mai, Thailanda, pada 3 September 2005. Foto: PORNCHAI KITTIWONGSAKUL / AFP
Seorang profesor dari China Foreign Affairs University, Li Haidong, juga mengungkapkan bahwa diplomasi panda meningkatkan hubungan people-to-people antara penduduk China dengan masyarakat internasional, serta memajukan kolaborasi harmonis antara China dengan sejumlah negara dalam bidang riset dan konservasi satwa liar dan keanekaragaman hayati.
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara yang meminjam panda juga mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan. Salah satunya, kebun binatang Edinburgh di Skotlandia mendapatkan lonjakan kunjungan sebesar 4 juta pengunjung dan keuntungan 6 juta dolar AS setelah 2 tahun meminjam Panda sejak tahun 2013.
Para penalti di Jepang juga telah memperkirakan bahwa Jepang telah mendapatkan keuntungan sekitar 380 ribu dolar AS hanya dengan meminjam seekor panda bernama Xiang Xiang.
Diplomasi Panda oleh China dapat disimpulkan efektif memperbaiki citra negaranya. Diplomasi ini juga disebut diplomasi yang spesial karena memberikan keuntungan kepada seluruh pihak negara yang terlibat.
Salah satunya dapat dilihat dari peningkatan pariwisata kedua negara, di mana China mendapatkan lonjakan kunjungan pariwisata internasional ke negaranya, dan negara yang meminjam panda mendapatkan peningkatan kunjungan yang signifikan melalui kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke kebun binatang mereka.
ADVERTISEMENT
Pemerintah China akan tetap melanjutkan diplomasi panda sebagai upaya diplomasi publik yang strategis dalam meningkatkan persahabatan dengan sejumlah negara, termasuk Indonesia yang telah mendapatkan izin untuk meminjam panda pada tahun 2017 di Taman Safari Bogor, sebagai peringatan 60 tahun persahabatan Indonesia dan China.