Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Perempuan Berdaya Kunci Kemajuan Bangsa
28 Januari 2025 16:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Marisa Intan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Marisa Intan, SP, MT, MPP.
Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jawa Barat
ADVERTISEMENT
Persepsi masyarakat selama ini terhadap peran perempuan kurang mendapatkan apresiasi yang sebanding. Hal ini tidak terlepas dari perannya sebagai istri, ibu dan anak serta tanggung jawab yang diembannya dalam ranah domestik. Seringkali, hal ini menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan perempuan untuk berkiprah dan berkontribusi dalam ruang yang lebih luas. Di sisi lain, sepak terjang perempuan di berbagai bidang juga tidak dapat dikesampingkan. Perempuan kini terus menorehkan prestasi gemilang di tingkat internasional dalam berbagai peran dan mendapatkan pengakuan global. Hal ini tidak terlepas dari peningkatan jumlah perempuan yang mendapatkan pendidikan tinggi, peningkatan keahlian serta akses teknologi digital yang masif sehingga memungkinkan perempuan untuk lebih berdaya.
Menjadi perempuan yang berdaya adalah suatu keniscayaan di tengah tantangan bangsa dan perubahan zaman yang pesat. Peran perempuan, yang dimulai dari keluarga sebagai pengatur rumah tangga dan pencetak generasi unggul, membutuhkan dukungan informasi, inovasi, dan kreativitas. Dalam konteks yang lebih luas, pemberdayaan perempuan perlu dioptimalkan dengan menggali potensi mereka dan memberikan akses terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi yang dapat mendukung peran perempuan di masyarakat
ADVERTISEMENT
Pertanyaan krusialnya apakah pemberdayaan perempuan yang terlihat saat ini mencerminkan realitas seluruh perempuan di berbagai wilayah nusantara. Gambaran pemberdayaan perempuan di Jawa Barat dapat dijadikan contoh kasus, karena wilayah ini memiliki karakteristik wilayah dan masyarakat heterogen ditinjau dari latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. Wilayah Bodebek yang terdekat dengan Jakarta tentunya memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda dengan wilayah priangan yang mayoritas merupakan daerah pertanian.
Pemberdayaan perempuan dapat diukur melalui berbagai indikator, salah satunya adalah Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang dirilis oleh BPS, indikator ini menunjukkan apakah perempuan dapat memainkan peranan aktif dan memiliki kekuatan dalam kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Indikator penyusun IDG adalah proporsi keterwakilan di parlemen; proporsi dari pejabat tinggi, manajer, pekerja profesional, dan teknisi; serta sumbangan pendapatan. yaitu Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dimana indikator ini menunjukkan apakah perempuan dapat memainkan peranan aktif dan memiliki kekuatan dalam kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Indikator penyusun IDG adalah proporsi keterwakilan di parlemen; proporsi dari pejabat tinggi, manajer, pekerja profesional, dan teknisi; serta sumbangan pendapatan.
ADVERTISEMENT
Peran aktif perempuan Jawa Barat selama lima tahun terakhir (2018 – 2023) dalam aspek ekonomi, sosial dan politik cenderung mengalami peningkatan, hal ini mengindikasikan bahwa perempuan Jawa Barat berpotensi untuk dapat berperan lebih luas dalam masyarakat. Namun jika ditinjau lebih jauh pada indikator penyusun IDG terlihat bahwa keterlibatan perempuan meski mengalami peningkatan, namun persentasenya masih pada kisaran 20 persen. Minimnya keterlibatan perempuan di parlemen berdampak pada kurangnya perhatian terhadap isu perlindungan anak, perempuan, dan masalah domestik. Mengingat kedekatannya dengan isu-isu tersebut, perempuan memiliki peluang lebih besar untuk memperjuangkannya.
Kedudukan perempuan sebagai tenaga profesional mencapai porsi tertinggi sekitar 45 persen, artinya perempuan telah berhasil menembus batasan-batasan tradisional yang membatasi peran mereka. Ini menunjukkan adanya peningkatan dalam pemberdayaan perempuan, di mana mereka memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi dalam bidang yang biasanya didominasi oleh pria. Perempuan yang menjadi tenaga profesional tinggi juga berperan penting dalam mendorong kemajuan ekonomi dan sosial, serta menginspirasi generasi berikutnya untuk mengejar cita-cita tanpa dibatasi oleh gender
ADVERTISEMENT
Di lain pihak kontribusi pendapatan yang dihasilkan oleh perempuan cenderung menurun dalam empat tahun terakhir, yaitu hanya berkisar 30 persen. Beberapa faktor yang mempengaruhi seperti ekonomi, sosial, budaya dan psikologis. Faktor sosial dan budaya seperti patriarki dalam hal ini laki-laki sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga dan perempuan mengurus rumah tangga, selain itu mendukung suami sebagai pekerja keluarga tanpa upah.Posisi laki-laki sebagai kepala keluarga cenderung sebagai pengambil keputusan utama juga terkait usaha dan pekerjaannya. Faktor ekonomi seperti keterbatasan akses terhadap pendidikan, sumberdaya serta disparitas dalam pembayaran upah. Secara psikologis perempuan cenderung kurang percaya diri memulai atau memperluas usaha karena keterbatasan akses pengetahuan, keterampilan dan sumberdaya.
Perempuan dapat meningkatkan kualitas dirinya di berbagai aspek kehidupan dan sejatinya memiliki kesempatan dan peluang yang terbuka, apalagi kemajuan teknologi dan digitalisasi banyak pilihan dapat dilakukan perempuan untuk dapat berdaya baik di lingkup keluarga maupun masyarakat luas. Perempuan yang berpendidikan dan berdaya secara ekonomi dapat mengurangi kemiskinan, memperbaiki kualitas keluarga, dan memberikan dampak positif dalam masyarakat. Pada era globalisasi saat ini, akses terhadap informasi dan teknologi memungkinkan perempuan dapat melakukan berbagai aktivitas produktif, membangun relasi dan jaringan nyaris tanpa batas.
ADVERTISEMENT
Peningkatan pemberdayaan diperlukan agar perempuan dapat memainkan peranan krusial dalam berbagai aspek kehidupan, tanpa melupakan kodratnya sebagai pendidik bagi generasi penerus bangsa. Sejatinya perempuan yang berdaya merupakan kunci bagi kemajuan bangsa. Dengan memberikan akses yang lebih luas kepada perempuan untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, negara dapat meraih kemajuan yang lebih inklusif dan berkelanjutan