Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Inovatif! Mahasiswa KKN UNDIP Adakan Pelatihan Pembuatan Pupuk dari Air Leri
9 Februari 2025 15:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Marissa Anjani Maheswari Triono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Kegiatan Pendampingan dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras bersama Kelompok Wanita Tani Desa Karangwuni (Rabu, 5/2)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkmwfzn0amv91ts4j0zdz0q7.jpg)
ADVERTISEMENT
Sukoharjo, 9 Februari 2025 - Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, ibu rumah tangga sering kali menghasilkan limbah dapur, salah satunya yaitu air cucian beras atau air leri berasal dari sisa memasak. Hal ini juga dialami oleh anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Karangwuni, yang mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Kondisi ini menjadi perhatian, mengingat limbah yang dihasilkan yaitu air cucian beras masih mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman. Bila dimanfaatkan kembali, limbah air cucian beras dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat daripada sekadar dibuang.
ADVERTISEMENT
Permasalahan tersebut melatarbelakangi Marissa Anjani Maheswari Triono, mahasiswi Program Studi Teknik Kimia yang tergabung dalam Tim I Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro Tahun 2025, untuk melaksanakan program kerja bertajuk “Pendampingan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras” bersama anggota KWT Desa Karangwuni.
Fermentasi adalah proses biokimia dimana mikroorganisme seperti bakteri, ragi, atau jamur mengubah zat organik menjadi produk lain seperti alkohol, asam, atau gas, biasanya tanpa menggunakan oksigen (anaerob). Air cucian beras memiliki zat organik yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair dengan cara fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus sp. dari starter EM4 dan gula merah sehingga dapat menghasilkan asam laktat yang menjadi kunci untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Program dilaksanakan di Balai KWT bersamaan dengan jadwal piket KWT pada Rabu (5/2). Kegiatan ini diawali dengan pengenalan mengenai manfaat air cucian beras sebagai bahan yang dapat didaur. ulang, pengenalan proses pembuatan pupuk organik cair melalui fermentasi, serta faktor – faktor yang mendukung keberhasilan pembuatan pupuk organik cair agar hasilnya optimal. Setelah sesi teori, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan praktik pembuatan pupuk organik cair dari air cucian beras secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Anggota Kelompok Wanita Tani menunjukkan antusiasme tinggi terhadap program ini. Banyak peserta yang aktif mengajukan pertanyaan dan menunjukkan ketertarikannya untuk mencoba sendiri sehingga dapat diterapkan untuk perkebunan KWT. Melalui program ini, diharapkan anggota KWT dapat menjadi pelopor dalam pengolahan limbah di lingkungan masing-masing. Dengan begitu, limbah yang sebelumnya terbuang sia-sia dapat diubah menjadi produk yang lebih bermanfaat, sekaligus meningkatkan keterampilan serta kesadaranakan pentingnya daur ulang.
Penulis, Marissa Anjani Maheswari Triono