Cara Kaum Muda Cegah Korupsi

Marjono
Bukan arsitek bahasa, tidak pemuja kata, bergumul dalam kerumunan aksara
Konten dari Pengguna
2 Desember 2020 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi korupsi Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi korupsi Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Sudahkah kita memberikan makna atas setiap hari kita. Hari ini kembali membawa kita pada soalan praktik korupsi yang jauh dari kata selesai. Pada bulan ini pula kita bakal merayakan hari anti korupsi sedunia. Semangat hari anti korupsi mengingatkan dan mengajak semua untuk terus membangun diri, dan menguatkan integritas untuk menjalankan pembangunan yang akan menghadirkan kesejahteraan bagi bangsa. Pembangunan pada semua bidang kehidupan selalu memerlukan kehadiran para pemuda yang memiliki spirit dan optimisme yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Apresiasi kepada kaum muda yang di masa pandemi ini mewakafkan diri sebagai relawan COVID-19 dan selalu mengedukasi untuk tetap patuh pada kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan pandemi ini. Terus belajar, karena belajar tidak mengenal ruang dan waktu, "tetep sinau meski tidak ketemu–ora ketemu tetep sinau”.
Hari ini membuka kembali alam pikiran kaum muda untuk memahami benar apa yang dimaksud dengan korupsi, bagaimana bentuk korupsi, dampak dan bagaimana pencegahan korupsi, dan apa tugas milenial. Pola-pola edukasi yang ramah anak muda kita yakini akan memberikan kebermanfaatan bagi pembentukan karakter.
Beragam cara bisa kita lakukan untuk menghalau dan mencegah praktik kelam ini. Intinya itu dengan cara atau gaya ngepop, easy going juga terpenting menggembirakan anak muda. Misalnya kompetisi bertema pencegahan dan pemberantasan korupsi lewat lomba komik, meme, karikatur, menulis, debat, konser virtual, desain, vlog, film pendek, dll.
ADVERTISEMENT
Maka tak ada salahnya ikut turun tangan, mengambil peran sehingga menjadi bekal bagi kita membangun integritas. Apa itu integritas? Integritas dapat dimaknai sebagai konsistensi dan keteguhan yang kuat dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, merupakan suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai-nilai, kode etik, dan prinsip. Seseorang yang berintegritas adalah seseorang yang menerapkan prinsip "satu dan atau utuhnya kata dengan perbuatan". Di dalamnya mencakup nilai dan sifat bertanggung jawab, jujur, konsekuen, komitmen, meng-utamakan kebenaran, adil, disiplin, mandiri, kebersamaan, dan bijaksana.
Pembinaan pengembangan nilai-nilai anti-korupsi melalui pendidikan merupakan wahana untuk menyosialisasikan dan menginternalisasi-kan nilai-nilai antikorupsi dalam diri seseorang agar menjadi sikap dan perilaku antikorupsi. Dalam konteks pendidikan, antikorupsi adalah tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi korupsi, merupakan keseluruhan upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara tegas setiap bentuk tindak korupsi.
ADVERTISEMENT
Agar sikap dan perilaku antikorupsi dapat menjadi karakter peserta didik, maka pendidikan antikorupsi melalui pendidikan formal di sekolah harus diorientasikan pada tataran moral action, agar peserta didik tidak hanya berhenti pada kompetensi (competence) saja, tetapi sampai pada tahap memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk sampai tataran moral action diperlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan mulai dari proses moral knowing, moral feeling, hingga sampai pada moral action dengan tetap menggenggam aspek kecerdasan, meliputi kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan kinestetik. Kita mengapresiasi kegiatan yang menyebarluaskan semangat antikorupsi yang digelar sekolah, kampus, institusi pemerintah, perusahaan, NGO’s, asosiasi, dll. Mengapa? Karena korupsi merupakan masalah terbesar bagi semua negara termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya korupsi terjadi sejak dulu dan cenderung membudaya dalam kehidupan bermasyarakat, terjadi hampir di semua lini profesi, strata akademik, maupun usia kerja. Korupsi diberantas dengan penindakan itu harus, tetapi upaya pencegahan juga menjadi penting dan strategis. Seperti kita ketahui bersama, pemberantasan korupsi merupakan agenda utama reformasi birokrasi yang diamanatkan oleh masyarakat Indonesia. Tindakan korupsi telah mengakar begitu kuat dan menjadi bahaya laten yang mengikis moral masyarakat. Korupsi merupakan masalah serius yang harus diselesaikan.
Karena itulah, perlu upaya untuk membudayakan antikorupsi di Indonesia. Selain di lingkup keluarga, budaya antikorupsi tersebut bisa diupayakan melalui pendidikan antikorupsi di sekolah maupun kampus. Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan untuk membentuk karakter antikorupsi melalui bangku-bangku pendidikan. Selama ini korupsi itu masih sekitar suap, mengambil uang rakyat atau jual beli jabatan. Padahal, bibit-bibit korupsi telah terjadi sejak usia dini. Untuk itulah, penyadaran-penyadaran pada anak itu yang sangat penting dilakukan.
Ilustrasi Korupsi. Foto: Indra Fauzi/kumparan

Menjaga Cita-cita

Misalnya hal-hal kecil saja, menyontek, plagiarisme, nggabrul (jajan tak membayar), ingin memperoleh nilai akademik baik secara instan, tidak peduli dengan proses dan berbohong. Itu semua sebenarnya bibit-bibit perilaku korupsi. Nah kalau hal-hal kecil semacam ini dibiarkan, tentu karakter generasi bangsa kedepan akan terbentuk buruk. Maka, regulasi tentang pelaksanaan pendidikan karakter dan antikorupsi di sekolah-sekolah dengan bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta hingga daerah diterapkan. Di sana kita buat sekolah menjadi penyelenggara pendidikan berintegritas yang melaksanakan program pendidikan antikorupsi. Di beberapa kota, point SMA dan SMK yang akan menjadi titik praktik pendidikan antikorupsi. Bahkan ada yang menerapkan sejak PAUD hingga Perguruan Tinggi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah memasukkan pendidikan antikorupsi pada setiap mata pelajaran sehingga pendidikan karakter dan antikorupsi di sekolah berjalan dengan progresif. Tak cuma itu, juga dibuat kurikulum sendiri tentang pendidikan antikorupsi. Penting dibuat blue print, agar pelaksanaannya pendidikan antikorupsi sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Pendidikan antikorupsi sangat penting bagi perkembangan psikologis pelajar. Pola pendidikan yang dijalankan secara sistematis akan membuat anak-anak mengenal lebih dini mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan korupsi termasuk sanksi yang akan diterima jika melakukan tindakan korupsi.
Melalui pendidikan antikorupsi, diharapkan setiap individu sebagai bagian dari masyarakat berupaya mendorong generasi masa depan untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap berbagai tindakan korupsi. Maka pendidikan nilai, pendidikan karakter perlu terus dibangun. Hal ini untuk mengantisipasi dan memberikan jawaban, akan terjadinya degradasi moral di dalam tubuh bangsa. Pendidikan antikorupsi dapat mewujudkan karakter jujur, berintegritas, peduli, mandiri, tanggung jawab, sederhana, dan berani. Hal inilah yang harus dipunyai generasi penerus bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Strategi memerangi korupsi melalui bidang pendidikan seperti di atas tentu harus dilakukan gotong-royong atau keroyokan. Walaupun telah ada mata pelajaran Pendidikan Agama dan mata pelajaran lainnya yang ada memuat materi antikorupsi tetapi hal itu tentunya tidak cukup. Maka melalui forum diskusi, sharing, dan mensinergikan berbagai kebijakan perlawanan terhadap korupsi patut digelar.
Harapan kita dari format-format tersebut akan menghasilkan solusi dan berbagai kebijakan pemberantasan korupsi di Indonesia. Ini bagian cara menjaga cita-cita kaum muda, merawat Indonesia.