Jangan Buat Ibu Pertiwi Bersedih

Marjono
Bukan arsitek bahasa, tidak pemuja kata, bergumul dalam kerumunan aksara
Konten dari Pengguna
9 April 2021 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi anak Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi anak Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hari ini negara kita masih diganggu oleh tindakan-tindakan radikalisme, terorisme dan intoleransi. Tanggal 28 Maret 2021 sekitar pukul 10.20 WITA terjadi aksi pengeboman sebuah Gereja di Makassar, 2 orang pelaku tewas di tempat, 19 orang terluka. Tidak selesai di situ, 31 Maret 2021 seorang perempuan muda melakukan aksi penyerangan di Mabes Polri.
ADVERTISEMENT
Terkait bom Makassar, Presiden menyampaikan 5 pesan kepada kita semua. Pertama: Mengutuk keras terorisme di Makasar, Kedua: memerintahkan kepada Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya.
Ketiga: Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apa pun, Keempat: Meminta masyarakat tetap tenang menjalankan ibadah, Kelima: Mengajak seluruh warga perangi Terorisme, radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan dan Kebinekaan.
Apresiasi kepada tim Densus anti teror yang bergerak dan berhasil melakukan penangkapan. 13 orang ditangkap di Makasar, NTB, Jakarta Timur dan Bekasi Jawa Barat. 6 orang lainnya ditangkap di Jawa Tengah. Di sini yang lebih memprihatinkan adalah, masih saja ada anak-anak muda yang terpapar gerakan radikalisme dan terorisme yang berideologi anti Pancasila.
ADVERTISEMENT
Ini luar biasa keji, teror di tengah perjuangan bangsa untuk lepas dari pandemi, merupakan sikap tidak bermoral dan sangat tidak manusiawi. Radikalisme dan terorisme dengan mengatasnamakan agama, adalah merupakan fitnah besar. Karena sejatinya semua agama mengajarkan kedamaian.
Aksi terorisme yang sering melibatkan remaja yang sedang labil, adalah juga bentuk dari penggerogotan moral anak bangsa. Bagaimana tidak? Pemuda yang kita harapkan jadi garda pembangunan, dirusak oleh doktrin-doktrin sesat. Hingga akhirnya mereka berani mengoyak damai, bahkan tanpa merasa bersalah membunuh dengan mengatasnamakan jihad.
Indonesia hari ini dan esok, memiliki sederet tantangan mengadang. Era disrupsi menawarkan aneka kesempatan sekaligus beragam tantangan kebangsaan. Di antaranya bahaya paham dan tindakan ekstremisme, radikalisme, terorisme; potensi krisis identitas, krisis harapan, krisis kemanusiaan, karena kondisi pandemi yang belum ada kepastian.
ADVERTISEMENT
Selain itu, krisis kepercayaan yang berujung pada distrust dan apatis terhadap kebijakan; menjamurnya narasi kebencian dan berita kebohongan yang berpotensi menciptakan polarisasi serta memecah belah warga; politik identitas bernuansa keagamaan yang menyulut perpecahan bangsa; Tantangan keberagaman dan keberagamaan.
Kita semua harus tetap tenang, tidak takut, namun tetap waspada. Penting bagi kita untuk bersatu menyelaraskan paradigma, pola pikir dan cultural set yang baru, untuk tetap berpedoman pada dasar, falsafah dan ideologi kita bersama, yaitu Pancasila. Falsafah hidup masyarakat Indonesia tersebut kita yakini menjadi jalan menghadapi tantangan bangsa.
Kita harus waspada. Bangsa ini tak boleh terserak, tercabik, dan terdegradasi hanya mempersoalkan perbedaan dan keragaman. Kita harus lawan itu semua, jangan biarkan masyarakat Indonesia saling bermusuhan, kita ini saudara sebangsa dan setanah air. Kita harus bangkit guyub bergandeng tangan menjaga negeri ini menenun spirit kebangsaan.
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk menguatkan diri dalam menghadapi masa-masa sulit. Menghadapinya dengan gotong royong, menjadi salah satu implementasi nilai Pancasila dalam menghadapi tantangan-tantangan besar Bangsa Indonesia.
Spirit persatuan dan gotong-royong Pancasila membuat kita semua sadar bahwa untuk menghadapi suatu masalah kita harus bersatu dan kolaborasi. Saling membimbing untuk bersama-sama belajar menerima perubahan dan menguasai alat interaksi peradaban. Berpikir maju, adaptif perubahan dan menebarkan pesan-pesan positif perubahan.
Mari terus menjunjung tinggi dan meneguhkan nilai kebangsaan, serta mengkultuskan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita punya kepribadian dalam kebudayaan. Kita memiliki semangat gotong-royong, toleransi, musyawarah untuk mufakat dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun kebersamaan.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya, inilah pondasi jatidiri yang selaras dengan potensi, kompetensi, dan karakteristik Bangsa Indonesia sebagai bangsa pejuang yang selalu ingin bertindak sportif, kreatif dan inovatif dalam menunjukkan karya terbaiknya dalam membangun pulau-pulau harapan yang tersebut sebagai Nusantara.
100% Merah Putih
Indonesia hari ini menuju Indonesia emas, maka kita mesti membekali kaum muda kita dengan pasokan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang cukup untuk berani mengambil keputusan atas nasib dan masa depannya. Maka kemudian, mereka harus kita bentengi dengan spirit dan nilai ke-Indonesia-an yang terus kita gelorakan berikut teladan yang baik, sehingga anak milenial sekurangnya bisa belajar soal integritas menjadi generasi anti korupsi, gratifikasi dan pungli, terhindar dari narkoba dan membentengi anak muda agar tak terpapar aksi radikalisme, terorisme dan intoleransi. Itulah kemudian, kita mesti membentengi anak muda kita dari praktik-praktik devian. Devian menurut KKBI berarti menyempal, menyimpang, maka aksi radikalisme pun masuk dalam ranah devian.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, harapan Indonesia terhadap generasi emas ini nanti bisa berkontribusi menyelesaikan PR bangsa, seperti kemiskinan, pengangguran, pendidikan dan kesehatan, energi, SDM, dll. Kaum muda inilah mesti menjadi bagian solusi bangsa bukan bagian masalah negara. Di sinilah kaum muda kita mesti membudayakan berpikir out of the box, memekarkan imajinasi, mengepakkan kreasi dan membumikan inovasi untuk bakti pertiwi.
Mari terus kita gelorakan semangat merah putih, semangat kebangsaan, semangat persatuan yang penuh daya hidup yang tak pernah menguap. Bersama-sama kita tularkan kegembiraan akan ke-Indonesia yang penuh kedamaian ini. Ayo kita bulatkan tekad untuk merawat dan bangga pada Ibu Pertiwi melalui kemajuan di berbagai bidang.
Terorisme adalah musuh bangsa. Siapa pun bisa menjadi korbannya. Aparat bersama dan didukung masyarakat menabuh genderang memerangi radikalisme, terorisme dan intoleransi. Berlandaskan Pancasila, mari kita bangun Indonesia dengan karya nyata, bersaudara tanpa sara dan semakin mencintai NKRI. 100% Pancasila, 100% Indonesia, 100% Merah Putih.
ADVERTISEMENT