Konten dari Pengguna

Kelas Virtual Menanggulangi Anak Putus Sekolah

Marjono
Bukan arsitek bahasa, tidak pemuja kata, bergumul dalam kerumunan aksara
27 Oktober 2020 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Upaya-upaya melawan pendemi harus terus dikobarkan dengan berlandaskan nilai-nilai kegotong-royongan dan kebersamaan. Semua pihak harus bergerak seiring sejalan saling bergandengan tangan melewati ujian pendemi ini.
ADVERTISEMENT
Sektor pendidikan merupakan hal penting yang harus kita perhatikan. Arah kebijakan pendidikan Pemprov. Jawa Tengah di masa pandemi Covid – 19, yaitu: Melindungi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan warga satuan pendidikan dari penularan Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan dan adaptasi kebiasaan baru dalam hidup dan belajar mengajar.
Kita ingin terus memastikan keberlangsungan penyelenggaraan pelayanan pendidikan baik administrasi maupun teknis pendidikan di satuan pendidikan melalui penyesuaian kurikulum dan inovasi pembelajaran yang edukatif dan kreatif.
Kita juga perlu menjamin akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan untuk menjaga keberlangsungan pendidikan, semangat belajar dan kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan.
Terbaru, selain belajar dalam jaringan (daring), Pemprov Jateng membuat Program Kelas Virtual. Kelas virtual adalah model layanan pembelajaran regular yang diselenggarakan oleh SMA dalam bentuk kelas khusus yang terstruktur dan terukur bagi anak usia sekolah menengah yang mengalami kendala. Misalnya hambatan tertentu dengan media pembelajaran daring (TIK).
ADVERTISEMENT
Kelas virtual ini sasarannya adalah satuan pendidikan pada wilayah yang punya angka partisipasi sekolah masih rendah atau berpotensi putus sekolah karena berbagai hambatan transportasi, ekonomi, bahkan geografis atau aktifitas lain yang memaksa anak tak bisa mengikuti pembelajaran secara regular.
Maka kemudian, tujuan kelas virtual ini sekurangnya akan menekan angka putus sekolah, memberikan kesempatan anak yang punya kebutuhan tertentu karena aktifitasnya (bekerja di sektor informal atau membantu orang tua). Selain itu, juga mendorong kreatifitas anak dalam ekplorasi minat dan bakat dalam pembelajatan yang terhubung internet.
Dalam praktik kelas virtual ini desainnya, yakni kolaborasi pembelajaran jarak jauh dan konvensional dengan penerapan tutorial terbatas, dan menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) yang mungkinkan anak pacu kreatifitas dlaam pemenuhan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Sebagai pilot project kelas virtual di Jateng ini, diselengarakan pada SMAN 1 Kemusu Boyolali dan SMAN 3 Brebes dengan masing-masing peserta didik 36 siswa.
ADVERTISEMENT
Rintisan Kelas Virtual ini merupakan salah satu implementasi program prioritas Jateng, yang diyakin bahwa program sekolah tanpa sekat merupakan jawaban untuk menjangkau layanan pendidikan tanpa batas (ruang dan waktu).
Sebelumnya Jateng telah menyelenggarakan pilot projek kegiatan belajar mengajar tatap muka sesuai kebiasaan baru pada 6 SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah, alhamdulillah berjalan lancar. Dan hari ini ada 9 SMA/SMK di 7 Kabupaten Kota yang telah mendapatkan ijin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan uji coba kegiatan belajar mengajar tatap muka.
Sebelum uji coba itu, semua sekolah sudah melakukan simulasi, menyediakan sarana prasarana sesuai protokol kesehatan, menggelar rapat dengan orang tua siswa dan lainnya. Pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan berlangsung sekitar 3 - 4 jam.
ADVERTISEMENT
Jumlah siswa harus dibatasi sepertiga atau maksimal separuh. Pintu masuk dan keluar sekolah juga untuk diatur. Bahkan harus dipastikan juga kondisi para siswa mulai dari berangkat, selama di sekolah, hingga pulang, tetap aman dari potensi terpapar Covid-19.
Tidak hanya di sekolah, protokol kesehatan juga harus dipastikan diterapkan saat siswa berangkat dan pulang. Di perjalanan pulang atau berangkat sekolah ada potensi pelajar tertular virus corona.
Untuk itu, maka transportasi siswa harus diperhatikan juga. Jika ada siswa yang tidak memiliki kendaraan, maka sekolah dapat bekerjasama dengan angkutan umum. Tentunya dengan membatasi jumlah siswa dan kebersihan angkutan itu.
SOP Ketat
Harapan kita seluruh civitas akademika sekolah agar senantiasa menjunjung tinggi protokol kesehatan yang ada. gunakan masker yang baik dan benar, rajin mencuci tangan, jaga jarak serta saling mengingatkan.
ADVERTISEMENT
Jika ada teman, bahkan para guru melanggar protokol kesehatan secepatnya diingatkan atau. Mari kita memutus rantai penyebaran covid-19 di lingkungan kita dengan berdisiplin mentaati protokol kesehatan yang ada.
Kita harus sangat hati-hati, SOP tatap muka harus kita terapkan dengan penuh kedisiplinan. Kita tentu tidak ingin belajar mengajar tatap muka ini malah menjadi cluster baru yang memakan korban. Untuk para siswa, tetaplah semangat membangun masa depan, meski kita sedang berada di tengah pandemi Covid-19 dan jadilah teladan bagi bagi masyarakat dalam upaya pencegahan, penularan, dan penyebaran Covid-19. Jangan bermalas-malasan, namun justru tunjukkan bahwa kalian adalah anak-anak yang hebat yang mampu mengasah setiap potensi yang kalian miliki.
Di luar model di atas, barangkali manakala ada hambatan pulsa, gawai, internet dan juga guru tak bisa mengintegrasikan. Itu kita bisa terapkan belajar luar jaringan (Luring). Misalnya, melalui buku pegangan siswa dan guru. Saat pembelajaran jarak jauh guru bisa meminjamkan buku pembelajaran pegangan miliknya ke siswa.
ADVERTISEMENT
Belajar luring juga termasuk lewat televisi dan radio. Guru bisa memanfaatkan program belajar dari rumah lewat TVRI jika memiliki akses televisi dan atau karena rata-rata Pemda punya Radio, bukan tak mungkin Radio milik Pemda ini dioptimalkan untuk membantu anak-anak belajar di tengah pandemi ini.