Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kepahlawanan Penyandang Disabilitas
9 November 2020 20:55 WIB
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Berbicara tentang kepahlawanan, perlu dipahami bahwa berjuang tidak selalu dengan mengangkat senjata. Kalau dulu zaman pen-jajahan, memang benar, berjuang identik dengan ikut berperang mengusir penjajah. Tetapi di era ini, kita berjuang untuk mengalahkan berbagai permasalahan bangsa, seperti: kemiskinan, bencana alam, narkoba, paham-paham radikal.
ADVERTISEMENT
Termasuk berjuang melawan Pandemi COVID-19 yang saat ini melanda dunia. Jadi, konsep kepahlawanan sejatinya adalah bagaimana kita mengambil peran dalam menyelesaikan persoalan bangsa, dan bermanfaat bagi masyarakat. Kita ambil contoh, persoalan kemiskinan. Dapat saya sampaikan bahwa, efek Pandemi COVID-19 membuat ekonomi terdampak. Seperti kita tahu, salah satu PR bangsa ini adalah masih tingginya penduduk miskin di negeri ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,42 juta orang dari total populasi pada Maret 2020. Jumlah itu naik 1,63 juta orang dari total populasi di September 2019. Tentu saja, angka kemiskinan itu diproyeksikan mangalami kenaikan di tengah terjangan pandemi COVID-19. Inilah PR berat kita, maka langkah-langkah strategis harus segera dieksekusi agar kita menang menyikapi pandemi global ini. Salah satunya adalah dengan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan memulai langkah menjadi wirausahawan.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai macam hal yang memotivasi seseorang menjadi wirausahawan. Banyak orang yang memulai bisnis karena tidak ada pilihan lain/kepepet, karena berbagai keterbatasan baik pendidikan, fisik, maupun keterampilan. Namun bisa juga karena tertarik melihat peluang bisnis. Selain itu, dorongan orang-orang di sekitarnya bisa membuat seseorang memulai sebuah bisnis. Seorang wirausahawan harus bisa melihat kesempatan, ubah ancaman menjadi peluang. Selain itu, juga berani mengambil risiko, tetapi risiko yang diperhitungkan, bukan berspekulasi.
Mental wirausahawan dibangun dari keberanian untuk memutuskan sebagai pengusaha, kemudian membangun citra diri yang positif. Selanjutnya memiliki rencana bisnis yang jelas, jual beli barang dan jasa yang halal, tidak sekadar mencari keuntungan, serta inovatif. Selain itu, Value Added produk juga penting. Mengapa orang harus beli produk kita, apa yang menarik dari produk kita, nilai tambah apa yang ada pada produk kita, dan yang membedakan dengan produk lain.
ADVERTISEMENT
Di era digital ini, kewirausahaan juga harus memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi untuk membangun jejaring komunikasi; untuk saling menguatkan; saling belajar; tukar menukar informasi; memudahkan koneksi pasar; pemasaran; serta pengembangan standar produk. Selain itu, di masa pandemi seperti ini, panjenengan semua dapat menunjukkan semangat kepahlawanan dalam mencegah penyebaran COVID-19, antara lain dengan menjadi tauladan dalam penerapan protokol kesehatan.
Implementasinya, sering cuci tangan menggunakan sabun, memakai masker, menjaga kebersihan, meningkatkan imunitas dengan berolahraga, mengonsumsi makanan yang bergizi serta rajin minum vitamin. Selain itu, juga melakukan physical dan social distancing. Penting juga untuk membawa hand sanitizer saat bepergian. Itulah contoh-contoh semangat kepahlawanan masa kini.
Pemerintah terus berusaha untuk mewujudkan pembangunan ramah disabilitas. Model ini merupakan sistem pembangunan yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, keluarga dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
Maka, pemerintah selalu melibatkan komunitas difabel, termasuk kawan-kawan tuna rungu, dalam perencanaan pembangunan daerah. Setiap pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) pemerintah selalu mengundang komunitas disabilitas untuk memberikan usulan, masukan, dan ide dalam rangka membangun negeri ini.
Pemerintah juga melibatkan masyarakat disabilitas, dalam penanganan penanggulangan bencana, misalnya dalam respons kemanusiaan, seperti pada pendataan awal, dapur umum, serta pendataan distribusi bantuan non pangan. Selain itu, juga melibatkannya dalam berbagai kegiatan pelatihan dan perencanaan penanggulangan bencana yang diselenggarakan oleh BNPB maupun BPBD. Teman-teman disabilitas juga kita dorong untuk berprestasi melalui olahraga. Banyak rekan-rekan difabel yang berprestasi di ajang Paralimpic Games kita berikan bantuan uang pembinaan.
Demikian pula dalam hal ketenagakerjaan dengan cara mendorong BUMN/D untuk memberikan ruang bekerja bagi masyarakat disabilitas. Pelatihan dan pendampingan kewirausahaan bagi penyandang disabilitas juga dilakukan agar semakin berdaya dan mandiri. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah selalu mendorong agar semua tempat pelayanan publik itu ramah disabilitas.
ADVERTISEMENT
Bagi penyandang disabilitas, kita garisbawahi, bahwa menjadi disabilitas (netra, tuli, bisu, daksa, grahita, dll) bukan berarti tidak berdaya. Banyak sekali kita jumpai kawan-kawan disabilitas yang sukses di berbagai bidang. Ada yang sukses menjadi pengusaha, pebisnis online, menjuarai olimpiade sains, ber-prestasi di bidang olah raga, ASN, politisi, staf khusus Presiden, dan lain-lain. Harapannya, kawan-kawan penyandang disabilitas semua bisa berprestasi dan mandiri.
Best Practise
Sebagai non disabilitas semestinya tak malu belajar dari sukses sosok-sosok pengusaha disabilitas yang menjadi best practice, seperti postingan abrianto nugraha yang penulis unduh (9/11). Ada Sidik-Sti Rahmah suami isteri penyandang disabilitas yang sukses sebagai bos kerupuk cap gurame dari bogor. Kini, dari hasil usahanya Sidik mengantungi keuntungan berkisar Rp 1 sampai Rp 2 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Kisah lainnya, yakni pasangan Irma-Agus (disabilitas) yang berhasil membangun usaha kerajinan keset dengan modal kain-kain sisa (perca). Usaha mereka kini sudah sampai ekspor ke beberapa negara, dan mereka kini memiliki 2.500 pengrajin dan 150 di antaranya adalah penyandang cacat. Pasangan ini memegang Wirausahawati Muda Teladan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (2007), Perempuan Berprestasi 2008 dari Bupati Kebumen (2008), dan Penghargaan dari Jaiki Jepang, khusus untuk orang cacat.
Langkah sukses lain, seperti Habibie yang disabilitas sudah bisa menerbitkan Ebook Panduan Sukses dari Amazon dan membuat situs Listing Rumah (rumah101.com). Habibie juga didaulat menjadi Trainer di Eprofitmatrix bersama Gurunya, Suwandi Chow. Itulah pertama kali Habibie menjadi Trainer seminar meskipun usianya masih 20 tahun. Sejak itu, Habibie sering diundang menjadi pembicara seminar internet marketing di kampus-kampus, hingga diliput koran, tabloid, dan majalah. Puncaknya Habibie diundang pada acara Kick Andy di Metro TV pada episode “Kasih Tiada Bertepi”.
ADVERTISEMENT
Lain lagi dengan sosok Tarjono disabilitas yang bangkit dari bencana dan sukses sebagai owner Mandiri Craft kini telah menjadi produsen aneka mainan edukatif yang memiliki dua showroom besar yaitu di Jl. Parangtritis Km 7,5 dan Km 9 Yogyakarta. Ia penerima Danamon Award 2010.
Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha dan dosen mata kuliah enterpreunership, bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen penduduknya menjadi entepreuner, barulah menjadi negara makmur, maka kawan-kawan disabilitas telah memulainya bertahun-tahun lalu. Jika benar apa kata Pak Ciputra, maka jelaslah Indonesia membutuhkan orang-orang gigih seperti para pahlawan disabilitas itu.