Konten dari Pengguna

Magnet Baru Milenial: Agriculture ke Agri'cool"ture

Marjono
Bukan arsitek bahasa, tidak pemuja kata, bergumul dalam kerumunan aksara
12 April 2021 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi petani  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap tanggal bulan April, kita memperingati Hari Kartini, sebagai penghormatan kita atas jasa-jasa R.A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi atau kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki. Sebagai perempuan, sudah sepatutnya kita melanjutkan apa yang telah diperjuangkan oleh R.A. Kartini. Sejatinya, esensi perjuangan perempuan masih sama, hanya konteksnya yang berbeda. Kalau dahulu, R.A. Kartini memperjuangkan agar perempuan bisa mengenyam pendidikan, serta bebas dari paksaan menikah di usia belia dan keharusan tinggal di rumah mengurus anak.
ADVERTISEMENT
Hari ini, tugas kita adalah menjawab tantangan tentang kesenjangan dan ketidakadilan gender, yang masih sangat banyak dialami oleh perempuan. Perempuan harus memiliki kuasa atas dirinya sendiri, bebas mengekspresikan cita-citanya, serta bisa menginspirasi banyak perempuan lainnya. Perempuan harus berdaulat atas dirinya.
Perempuan dan laki-laki sudah seharusnya memiliki Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat (APKM) dalam sumber daya dan proses pembangunan yang sama. Alhamdulillah, saat ini sudah menunjukkan beberapa keberhasilan yang bisa kita lihat bersama. Hal ini secara faktual bisa kita lihat perempuan ada di mana-mana, misalnya cukup banyak perempuan yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan, legislatif, yudikatif, dan jabatan publik serta managerial lainnya; meningkatnya jumlah perempuan yang bisa mengakses pendidikan dan pelatihan; serta meningkatnya kesempatan perempuan dalam mengakses bidang ekonomi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, masih banyak perempuan yang masih dalam kondisi kurang beruntung, antara lain: Perempuan di garis kemiskinan, sehingga berada pada posisi paling rentan (dijual oleh suami atau ayahnya, dipaksa bekerja, dll). Selain itu, masih banyak jumlah perempuan kelompok rentan, seperti Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Disabilitas, Perempuan HIV-AIDS, Perempuan Pekerja Migran, Perempuan Korban Kekerasan, dll). Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi dan pernikahan usia pun masih banyak terjadi.
Melihat kondisi itu, maka perjuangan perempuan belum selesai. Perempuan harus terus bergerak ke arah positif dan produktif dalam upaya mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, mewujudkan kedaulatan atas dirinya. Maka, perempuan harus terus mengembangkan dirinya agar memiliki karakter bebas, komunikatif, aktif, dan antusias, serta memiliki harga diri. Bebas, dalam mengekspresikan diri melalui kata-kata dan tindakan; Komunikatif atau mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan jujur, langsung, terbuka, dan tulus.
ADVERTISEMENT
Aktif dan antusias terhadap kehidupan dalam memperjuangkan keinginan dan cita-cita; serta memiliki harga diri, yaitu bertindak sesuai keyakinan diri, sadar akan dirinya, kapasitas pribadi, dan senantiasa memelihara kehormatannya. Jika kemudian, muncul petani milenial, termasuk petani perempuan pun, rupanya hal ini menjada penanda baik bagi dunia perempuan negeri ini. Artinya, pertanian tak cuma capak diurus para lelaki, tapi juga perempuan yang tak kalah hebat. Melalui bantuan teknologi yang ada dalam Smart Farming, budidaya pertanian menjadi lebih mudah dan menyenangkan, hasilnya pun optimal secara kualitas maupun kuantitas.
Ekosistem pertanian dibangun dengan implementasi Internet of Thing (IoT) dan Enterprise Resource Planning (ERP) System pada manajemen usaha pertanian dengan aplikasi RiTX Bertani dan Agree Suites, dan pembukaan akses pasar kepada sektor pertanian melalui Bumdes Sinergi. RiTx Bertani merupakan aplikasi berbasis android yang akan membantu pencatatan kegiatan dan sistem bertani, memilih pedoman budidaya serta penanganan dan pengolahan pertanian yang baik. Bahkan dengan RiTx Bertani, petani dapat dengan mudah mendapatkan akses mitra dan pasar yang tepat.
ADVERTISEMENT
Pencatatan ini penting untuk memastikan petani menerapkan Good Agricultural Practices (GAP), yaitu praktik budi daya tanaman yang baik, benar, dan tepat mulai dari persiapan sebelum masa tanam hingga penanganan produk pascapanen. Artinya, memastikan prinsip telusurbalik (traceability) terhadap produk hasil panen dapat tercapai, sehingga menjamin keamanan produk hasil panen tersebut untuk dikonsumsi.
Agri”cool”ture
Yang keren lagi, aplikasi ini juga membantu petani dalam menjaga kelestarian lahan pertanian. Melalui data yang terekam, petani akan langsung mendapatkan rekomendasi kegiatan bertani yang lebih presisi melalui aplikasi. Hal ini, mencegah petani pupuk dan pestisida berlebihan dalam kegiatan bertani.
Dengan berbagai kemudahan dan aplikasi yang keren seperti itu, mosok kaum milenial tidak kepincut dengan dunia pertanian. Budidaya pertanian bukan lagi sebatas ”agriculture” tapi telah berkembang menjadi agri”cool”ture. Harapan kita, lewat program ini akan menjadi magnet bagi generasi milenial, termasuk perempuan muda untuk menggarap pertanian secara serius.
ADVERTISEMENT
Hari ini tak ada salahnya, kala perempuan berdaulat, meningkatkan kualitas diri perempuan di berbagai bidang pembangunan, sehingga perempuan berani berdiri sejajar dengan laki-laki di berbagai kesempatan, dan berdaulat atas diri sendiri. Ada Jatu Barmawarti, sosok duta petani milenial ini mampu mengekspor manggis ke Eropa, khususnya Belanda. Kini usahanya semakin berkembang. Dari 1 kg manggis Jatu mampu mencapai omzet 5-6 Euro.
Kemudian terdapat Amanda Cole, 28 tahun. Perempuan muda membantu petani dalam memotong tengkulak sehingga petani bisa menikmati harga lebih adil. Cole meluncurkan Sayurbox, platform sumber dan distribusi untuk sayur segar. Amanda bermitra dengan 300 perkebunan, di mana Sayurbox melayani 50.000 pelanggan dan menghasilkan 1.000 pengiriman sehari.
Bulan Kartini, sekurangnya menjadi momen penting bagi keseteraan gender di Indonesia. Lewat pemikiran dan perjuangan RA Kartini untuk kesetaraan gender, menjadi cahaya bagi kegelapan wanita di Hindia Belanda (kini Indonesia), menjadi inspirasi banyak perempuan di Indonesia untuk setara dan sejajar dengan pria, termasuk dalam berusaha dan atau menjadi petani perempuan milenial.
ADVERTISEMENT