Konten dari Pengguna

Mangrove untuk Ketahanan Ekonomi Pesisir

Marjono
Bukan arsitek bahasa, tidak pemuja kata, bergumul dalam kerumunan aksara
22 Oktober 2020 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hutan mangrove menjadi salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir yang dalam masa pandemi ini merasakan dampak penurunan ekonomi yang sangat signifikan. Oleh karena itu, padat karya penanaman mangrove diharapkan dapat menjadi stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dan sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, melalui pemberian kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat sekitar ekosistem mangrove. Seiring itu juga memulihkan ekosistem pesisir khususnya mangrove yang kondisinya semakin rusak.
ADVERTISEMENT
Provinsi Jawa Tengah yang memiliki garis pantai sepanjang ± 971,52 km, dengan rinciann ± 645,08 km adalah panjang garis pantai utara dan ± 326,44 km merupakan panjang garis pantai selatan, dengan luas kawasan pesisir sebesar ± 122.739,79 ha. Berdasar hasil identifikasi baku kerusakan mangrove Provinsi Jawa Tengah, sebaran kawasan ekosistem mangrove yang berada di Pantau Utara dan Pantai Selatan Jawa Tengah seluas 12.661,6 Ha yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan, tersebar 3 Kabupaten di Pantai Selatan dan 13 Kab/Kota di Pantai Utara Jawa Tengah.
Degradasi mangrove di wilayah Pantura Jawa Tengah selama 4 tahun terakhir (2016 s/d 2020) cukup besar, yaitu seluas ± 1.000 ha (30%) mangrove rusak. Saat ini luas eksisting mangrove di wilayah Pantura yang terdiri dari 13 kab/kota, hanya tersisa 2.200 ha, padahal pada tahun 2016 luasan mangrove di wilayah Pantura mencapai 3.300 ha.
ADVERTISEMENT
Desa Sawojajar, sebuah desa pantai di pesisir utara Kabupaten Brebes yang berbatasan langsung dengan pantai utara laut Jawa, yang hari ini (22/10) mendapatkan kunjungan Menko Kemaritiman dan Investasi dan Menteri LHK, termasuk salah satu desa yang wilayah pantainya mengalami abrasi yang cukup parah beberapa tahun lalu. Di desa Sawojajar Brebes ada Pulau Cemara yang merupakan salah satu lokasi potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata mangrove dan hutan pantai, namun kondisi ekosistemnya perlu dipulihkan melalui penanaman jenis mangrove dan cemara di sekitar wilayah Pulau Cemara.
Sebenarnya warga desa bersama Kelompok Pelestari Sumberdaya Alam (KPSA)/Kelompok Tani Wana Lestari/Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) telah melakukan rehabilitasi kampung, dimulai dari menanam mangrove yang menjadi tanaman pelindung pantai. Pulau Cemara sendiri, awalnya hanya berupa daratan kecil berupa gundukan pasir (masyarakat setempat menyebutnya gegara) dengan panjang pantai + 2-3 km yang membentuk pulau. Pulau ini sebelumnya digunakan oleh para nelayan untuk beristirahat ketika bekerja mencari ikan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2011 secara swadaya warga desa mencoba menanam bibit aneka pohon, termasuk mangrove. Mereka masih mencoba-coba dengan menanam beberapa jenis tanaman karena bibir pantai langsung bersinggungan dengan air laut, tanaman masih sangat sulit beradaptasi. Selain swadaya masyarakat, juga terdapat bantuan pemerintah baik melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN dan dari swasta.
Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Brebes melalui Dinas Kehutanan telah menanam 4.000 btg Cemara Laut yang sekarang telah tumbuh besar di Pulau Cemara. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah juga telah melaksanakan berbagai upaya, antara lain: pada tahun 2018, melakukan rehabilitasi hutan mangrove dengan menanam 10.000 batang bibit tanaman mangrove jenis Rhizophora spp dan pembangunan hutan wisata berupa bangunan dermaga sandar kapal sebanyak 2 unit dan sarana MCK 1 unit; dan pada tahun 2019, menanam 30.000 batang bibit tanaman Rhizopora spp dan penghijauan pantai dengan menanam 2.000 batang bibit tanaman Cemara Laut. Ibu-ibu Dharmawanita DLHK Prov Jateng juga menanam pohon cemara laut sebanyak 50 batang. Selain itu, Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Wilayah Jawa Tengah menanam Mangrove 2.000 batang. Tahun 2020, Forum DAS Pemali menanam 10.000 btg mangrove.
ADVERTISEMENT
Komodifikasi
Kementerian LHK RI melalui BPDAS HL Pemali Jratun telah beberapa kali melakukan kegiatan penanaman mangrove di Pulau Cemara. Saat ini sedang dilaksanakan adalah pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya Penanaman Mangrove di Provinsi Jawa Tengah di Pulau Cemara, Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes dengan pelaksana Kegiatan adalah Masyarakat sekitar yang tergabung dalam Kelompok Pelestari Sumberdaya Alam/Kelompok Tani Wana Lestari sejumlah 66 orang di areal tanam 25 Ha @ 10.000 batang (250.000 batang). Pelaksanaan penanaman mulai bulan Oktober-Desember 2020 dan sampai dengan saat ini telah tertanam sekitar 75.000 batang mangrove jenis Rhizophora spp dan Alat Pemecah Ombak (APO) sebanyak 9 unit terpasang dari target 25 unit APO.
ADVERTISEMENT
Program PEN Padat Karya Penanaman Mangrove di Provinsi Jawa Tengah yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan/ UPT In Charge terdiri atas Balai PDASHL (BPDASHL Pemali Jratun dan BPDASHL Serayu Opak Progo), bersama-sama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, melaksanakan rehabilitasi mangrove di 12 Kabupaten/Kota seluas 600 Ha, 500 Ha di Pantai Utara (Kabupaten Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kota Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Pati, dan Rembang) dan 100 Ha di Pantai Selatan (kabupaten Kebumen dan Purworejo) dilaksanakan oleh BPDAS HL Serayu Opak Progo. Kegiatan padat karya ini menanam ± 4,5 juta batang dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 85.535 HOK untuk penanaman mangrove seluas 600 ha atau setara dengan 8,5 milyar rupiah. Pembiayaan juga dialokasikan untuk kegiatan penyediaan bibit/benih, penyediaan bahan maupun kegiatan lain (sewa perahu dan pembuatan sarpras pendukung).
ADVERTISEMENT
Program ini dilaksanakan swakelola, dengan pembayaran secara account to account ke rekening anggota kelompok, dibayarkan sesuai dengan prestasi pekerjaan. Pembayaran dapat dilakukan secara simultan terhadap kegiatan penanaman, penyediaan bibit/benih, penyediaan bahan maupun kegiatan lain. Alokasi anggaran kegiatan PEN di Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 15 miliar, dengan rincian untuk Pantura Rp 13 miliar dan Pansela Rp 2 miliar. Khusus Kabupaten Brebes melakukan penanaman seluas 140 Ha, dengan jumlah bibit 1,5 juta batang, menyerap tak kurang 25 ribu HOK, dengan total anggaran Rp 3,9 miliar.
Dengan pulihnya ekosistem mangrove diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pesisir dari bencana dan ketahanan ekonomi dengan mengkomodifikasi buah mangrove sehingga punya nilai tambah luar biasa. Misalnya sirup, kue, steak, keripik, soup yang berbasis buah mangrove, maupun cinderamata lain berbahan baku pohon mangrove, APE, dll, apalagi di tengah pandemi covid-19 yang secara ekonomi juga terdampak. Namun demikian, untuk mewujudkan keberhasilan program, kita berharap adanya dukungan dari Pemerintah secara berkelanjutan. Dana desa, KUR dan bantuan UMKM di tengah pandemi bisa mengambil peran di sana untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT