Konten dari Pengguna

Mendorong Digitalisasi Pasar Tradisional

Marjono
Bukan arsitek bahasa, tidak pemuja kata, bergumul dalam kerumunan aksara
10 Januari 2022 20:05 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak kecil hingga sekarang, jika diajak belanja ke Pasar pasti menarik. Pasar sangat strategis bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat karena merupakan salah satu sentra ekonomi masyarakat. Banyak pihak yang bergantung pada bergulirnya roda ekonomi di di dalamnya. Misalnya saja, Pasar Johar Semarang, Pasar Gede Solo, Pasar Sunggingan Boyolali, dll.
ADVERTISEMENT
Selain para pedagang dan UMKM yang bergantung hidup pada aktifitas di dalam pasar tersebut, ada para produsen juga yang barangnya diperdagangkan di pasar tersebut, ada produsen tempe, tahu, kecap, pembuat peralatan masak, produsen pakaian, dll. Petani yang sayur mayurnya dijual di pasar, peternak yang daging dan telurnya diperdagangkan di pasar, pelaut yang ikannya di tawarkan para pedagang pasar juga sangat bergantung hidupnya dengan aktifitas perdagangan di pasar.
Namun kini, seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan merambahnya dunia digital dalam kehidupan masyarakat. Banyak masyarakat yang beralih ke “pasar online”. Istilah jualan online sudah tidak asing lagi di dengar oleh telinga masyarakat Indonesia, terlebih lagi pada masa pandemi COVID-19 yang melanda tanah air bahkan sampai ke seluruh dunia. Akibat penerapan berbagai pembatasan sosial di berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Masyarakat mau tidak mau harus beraktifitas dari rumah, hal ini mengakibatkan omzet para pedagang tradisional menjadi menurun yang di akibatkan oleh jarangnya masyarakat pergi ke pasar. Namun dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, masyarakat saat ini mulai melakukan transaksi perdagangan secara virtual atau biasa dikenal dengan istilah jual beli di dunia maya. Fenomena ini juga mengubah cara masyarakat bertransaksi yang awalnya menggunakan uang tunai sekarang lebih sering menggunakan uang elektronik.
Kegiatan jual beli virtual ini secara tidak langsung mengikis keberadaan para pedagang tradisional, hal ini di karenakan minat konsumen untuk berbelanja lewat internet lebih tinggi dari pada berbelanja di pasar tradisional. Kemudahaan serta kenyamanan dalam kegiatan transaksi jual beli “absen tawar menawar,” menjadi faktor pendorong masyarakat lebih memilih berbelanja lewat internet ketimbang berbelanja di pasar tradisional.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kekhawatiran masyarakat untuk keluar rumah turut memukul denyut nadi pasar tradisional. Menurut Survei Sosial Demografi Dampak Covid-19 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 69,43 persen responden mengaku khawatir atau sangat khawatir keluar rumah dan 20,69 persen cukup khawatir keluar rumah, hal ini semakin mempersulit keberadaan pasar tradisional sebagai tempat transaksi jual beli masyarakat.
Perubahan ini membawa berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif di dalam kehidupan masyarakat. Dampak positif yang di timbulkan oleh transformasi pasar tradisional menjadi pasar virtual, yaitu mempermudah transaksi masyarakat yang pada awalnya harus pergi kepasar kini bisa di lakukan hanya di rumah saja.
Proses transaksi tidak harus menggunakan uang tunai kini bisa melakukan uang elektronik setra dapat membatasi interaksi antar masyarakat guna memutus mata rantai penyebaran virus yang sedang melanda tanah air saat ini.
ADVERTISEMENT
Kemudahan transaksi melalui online tidak selamanya membawa dampak positif, karena dibalik kemudahan tersebut selalu ada dampak negatifnya, seperti maraknya penipuan yang terjadi pada saat transaksi contohnya barang yang tidak sesuai dengan gambar baik dari segi kualitas, ukuran, bentuk barang, dan lain sebagainya.
Tergerusnya eksistensi pasar tradisional sebagai tempat transaksi barang dan sekaligus sebagai ladang mata pencaharian masyarakat yang belum terlalu mengenal teknologi serta dapat menghilangkan sumber mata pencaharian masyarakat yang ada di pasar tersebut, seperti para tukang angkut barang maupun para produsen barang disana.
Perubahan seperti ini sebenarnya bisa saja terjadi karena pemikiran masyarakat yang semakin berkembang serta pemanfaatan teknologi yang sangat baik, persaingan di sektor perdagangan juga sudah biasa terjadi, karena setiap pedagang pasti membuat berbagai strategi pemasaran agar barang yang di jual laku di pasaran tak terkecuali memanfaatkan teknologi yang ada.
ADVERTISEMENT
Hal ini tidak menutup kemungkinan, bahwa kedepannya uang elektronik lebih sering di gunakan dari pada uang koin, uang kertas. Adaptasi dengan berbagai kemajuan dan perubahan yang ada merupakan hal penting yang bisa di lakukan oleh masyarakat khususnya bagi para pelaku usaha agar tidak kalah saing dalam mengembangkan usahanya, pemanfaatan teknologi yang sangat baik adalah kunci untuk memajukan usaya yang ada, karena pada sekarang ini para konsumen akan lebih memilih berbelanja dengan cara yang mudah, hemat waktu, terjangkau dan yang pastinya kekinian.
Kemauan para pelaku usaha untuk mencoba membuat trobosan baru merupakan salah satu cara meningkatkan omzet penjualannya. Lagipula, kita tidak bisa menyalahkan perubahan zaman dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, yang bisa kita lakukan adalah mencetuskan ide-ide baru yang lebih kreatif dan lebih inovatif agar para pelaku usaha tidak kalah dalam persaingan bisnis yang semakin ketat.
ADVERTISEMENT
E-Comerce
Jika hanya mengandalkan cara berbisnis yang biasa-biasa saja, maka tidak menutup kemungkinan para pelaku usaha akan kalah dalam persaingan di dunia bisnis. Walaupun kita sering mendengar istilah “rezeki sudah ada yang atur,” namun jika tidak di barengi dengan usaha maka tetap saja akan kalah dalam persaingan, karena yang lebih inovatif, menarik, dan kreatif akan lebih banyak peminatnya dari pada yang biasa-biasa saja.
Jangan menyalahkan perubahan zaman dan kemajuan teknologi yang menyebabkan usaha yang anda geluti kalah bersaing di dunia bisnis namun carilah ide-ide baru yang lebih menarik, kreatif serta inovatif agar usaha anda bisa bersaing di dunia bisnis.
Banyak memang keunggulan pasar dunia maya, tetapi apakah dengan semua keunggulan pasar ini akan serta merta mematikan pasar tradisional? Jawabnya sederhana, sudah pasti tidak, sekurangnya, tidak untuk 10 tahun mendatang. Karena masih saja ada orang-orang yang ingin berdesak-desakan saat mencari barang yang diinginkannya. Banyak orang-orang yang memang masih senang melihat barang yang akan dibeli secara langsung, memilah-milah sayuran, tempe yang berkualitas atau bahkan mencoba-coba baju atau sepatu yang akan dibeli. Juga ada emak-emak yang ingin melanjutkan hobby tawar menawarnya, yang tidak bisa tersalurkan saat berbelanja online.
ADVERTISEMENT
Sensus Penduduk 2020 oleh BPS disebutkan, penduduk Indonesia pada September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa. Dari hasil Sensus Penduduk tersebut mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z (lahir pada tahun 1997–2012) dan generasi milenial (lahir pada tahun 1981–1996). Proporsi generasi Z sebanyak 27,94 persen dari total populasi dan generasi milenial sebanyak 25,87 persen. Kedua generasi ini termasuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Gen Y dan Gen Z tersebutlah generasi yang cenderung memakai platform online untuk aktivitas sehari-hari. Diperkirakan, populasi kedua generasi ini akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada periode 2030 saat Indonesia diprediksi akan mengalami masa puncak bonus demografi.
Perkiraan dalam jangka panjang, digitalisasi pasar tradisional akan mengoptimalkan kerja pasar, pedagang, konsumen, dan para pengusaha. Karena itu, pemerintah yang akan fokus membangun infrastruktur teknologi agar mekanisme pasar yang lebih modern dapat terwujud layak kita support. Sedangkan dalam jangka pendek, digitalisasi pasar dilakukan melalui peningkatan perdagangan daring, mengurangi mobilitas dan menjaga jarak, serta peningkatan penggunaan cara pembayaran nontunai.
ADVERTISEMENT
Guna meningkatkan pangsa pasar dan kinerja usaha pasar tradisional, maka SNI produk-produk pasar, digitalisasi pasar rakyat, revitalisasi dan pembangunan pasar rakyat, pembagian zonasi pedagang akan terus dilakukan. Kegiatan penataan dan manajemen pasar tradisional penting diperkuat agar menjadi pilihan masyarakat untuk berbelanja.
Tidak hanya itu, pemerintah juga terus melakukan bimtek peningkatan kompetensi pelaku pasar rakyat, pemasaran produk melalui e-comercce serta membuat kompetisi pasar rakyat agar para pedagang dan manajemen pasar semakin tergerak untuk menata dan semakin baik lagi dalam pengelolaan pasar rakyat.