Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pemberdayaan UMKM Menuju Ekonomi Hijau
25 Februari 2022 17:49 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya keterlibatan UMKM, karena merupakan bagian dari perekonomian nasional yang berwawasan kemandirian dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, terbukti bahwa UMKM telah menjadi faktor pendorong dalam pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di masa pandemi Covid-19. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2021 mencatat bahwa jumlah sektor bisnis mencapai 64,19 juta dengan partisipasi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,97 persen atau senilai Rp 8,6 triliun. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada; dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.
Sedangkan di Jawa Tengah, pada Triwulan III tahun 2021 terdapat 172.498 UKM dengan rincian penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.308.907 orang, asset senilai 38.481 Milyar dan omset 67.196 Milyar. Namun, pandemi covid-19 sejak tahun 2020 menyebabkan dinamika perekonomian yang hebat, dan berdampak pada UMKM sebagai salah satu pilar perkembangan perekonomian negara. Untuk sektor yang paling terdampak, adalah UMKM makanan dan minuman sebanyak 68,37 persen, sedangkan sisanya UKM fashion, jasa, pertanian, dan kerajinan.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itulah, kemudian pemerintah mengeluarkan berbagai program agar UMKM ini tetap bisa survive, maju dan berkembang. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mendorong tumbuhnya kembali usaha mikro kecil, dan menengah melalui kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah juga memberikan hibah bagi usaha pemula, serta menambah dana LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) Koperasi dan UMKM yang dapat digunakan untuk pinjaman murah bagi UMKM. Selain itu, juga diberikan subsidi bunga dan mempermudah persyaratan kredit atau pembiayaan dan pendanaan bagi UMKM, di antaranya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta memberikan keringanan pembayaran pinjaman bagi UMKM.
Tidak hanya itu, negara juga menyiapkan UMKM agar dapat bersaing di pasar domestik dan pasar global di masa pandemi ini dengan meningkatkan kerjasama antara Kementerian/ Lembaga, pemerintah daerah, institusi perbankan, fintech, marketplace dan seluruh pelaku usaha. Kita dorong UMKM untuk melakukan penguatan bentuk usaha, penyempurnaan akurasi informasi dan data, optimalisasi koordinasi yang intensif antar kementerian / lembaga, peningkatan pemanfaatan inovasi dan teknologi, serta menciptakan ekosistem yang mendukung, merupakan bagian dari faktor pendorong keberhasilan pengembangan UMKM. Kami juga permudah akses keuangan bagi UMKM yang membutuhkan bantuan permodalan dengan bekerjasama dengan berbagai lembaga pembiayaan dan Bank, khususnya Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi informasi dan terjadinya pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen, utamanya pola konsumsi barang dan jasa dari off line menjadi on line. Oleh karena itu, UMKM dituntut untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan melakukan transformasi usaha secara digital. Namun, digitalisasi juga harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas para pelaku usaha dan kebijakan terkait, yaitu peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha UMKM, dukungan kebijakan akses pasar bagi produk UMKM dan menciptakan pengembangan ekosistem UMKM yang berkesinambungan.
Pemprov Jateng juga melakukan upaya masif guna mengubah strategi berdagang konvensional pelaku UMKM ke digital. Dalam mempersiapkan UMKM menuju digitalisasi, Pemerintah Provinsi Jateng melalui Dinas Koperasi dan UKM Jateng telah menggelar Pelatihan pemasaran digital (Teknik Foto & upload Produk di Google dan Medsos yang tepat sasaran); Hetero Business Leap (Short course tentang keuangan, go online, branding dan bisnis); Pelatihan Daring (Webinar, WA Talk dan Online Course); Bimtek kemasan dan branding (meliputi design, deskripsi, story telling).
ADVERTISEMENT
Tak ketinggalan, Promosi Lapak Ganjar melalui Instagram, memberikan wadah pemasaran secara virtual melalui UKM Virtual Expo (UVO); pelibatan UMKM dalam proses pengadaan barang/jasa Pemerintah melalui Blangkon Jateng, serta kerjasama dengan E-Commerce (Shopee, Gojek, Blibli, Facebook,dll). Bahkan promosi melalui start up decacorn Gojek lewat promo Banner Go-Food, tahun lalu telah mendapatkan omzet Rp2,5 miliar. Selain itu, UVO berhasil menjaring pembeli hingga luar negeri dan menangguk omzet hingga Rp 4,8 miliar.
Kelompok G20
Jateng juga punya Sadewa Market, marketplace yang kita bangun untuk produk-produk unggulan UMKM Jateng. Kami juga mengembangkan aplikasi Blangkon Jateng, yang memfasilitasi UMKM dalam menyediakan barang dan jasa untuk pemerintah. Ini adalah salah satu cara untuk membantu UMKM dalam memasarkan produknya.
ADVERTISEMENT
Ada dua kunci utama digitalisasi usaha, yaitu kolaborasi dan inovasi. Sejalan dengan hal tersebut maka pelaku usaha UMKM dituntut untuk mampu beradaptasi dengan segala kemajuan digitalisasi dan memahami perkembangan tren pasar dalam negeri maupun global, agar mampu naik kelas dan go internasional.
Penting juga bagi UKMM untuk mulai mengenal apa itu ekonomi hijau, bagaimana menghasilkan produk yang sesuai dengan konsep ekonomi hijau. Produk UMKM yang mengimplementasikan ekonomi hijau dinilai mempunyai nilai tambah terutama terhadap keberadaan produk karena ramah lingkungan sehingga bisa membuka akses lebih terhadap pasar. Untuk kearah sana memang memerlukan kolaborasi dan sinergi guna menjadikan pelaku UMKM bisa tampil beda di antara pelaku usaha yang sama lainnya.
Di tengah-tegah berkembangnya konsep ekonomi hijau (green economy) yang megedepankan aktivitas ekonomi berbasis alam, sesungguhnya Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam ekonomi hijau ini. Kebijakan Pemerintah Indonesia yang kini berorientasi menuju ekonomi hijau juga tidak terlepas dengan fokus bangsa ini sebagai Presidensi G20 hingga 2022. Pada G20 kita banyak berharap untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pedesaan.
ADVERTISEMENT
Ke depan, semua pihak yang ada baik itu, Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, pelaku usaha dan industri harus terus bertransformasi menuju ekonomi hijau. Kita tentu selalu berdoa agar kondisi Indonesia semakin kondusif, pandemi segera sirna, ekonomi membaik, dan masyarakat semakin sejahtera. Untuk itu, mari kita perkuat sinergi yang telah terjalin baik selama ini, terus bergotong-royong untuk memajukan Indonesia.