Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Program Bangga Kencana Cegah Stunting
5 Maret 2021 17:30 WIB
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk di Jawa Tengah tercatat 36,52 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,17%. Meski demikian, tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan. Inilah yang perlu tetap kita jaga.
ADVERTISEMENT
Perlu pula saya sampaikan, saat ini kita telah memasuki puncak bonus demografi lebih awal dari rata-rata nasional. Artinya jumlah masyarakat usia produktif, yaitu dengan kisaran umur 15-64 tahun lebih banyak dari banyak dari mereka yang berusia nonproduktif (anak-anak dan lansia).
Hal ini semestinya membuat Jawa Tengah memiliki daya saing dan daya tawar yang tinggi, jika diimbangi dengan jumlah peluang kerja yang tinggi, serta generasi muda yang produktif. Dengan demikian, sektor perekonomian akan lebih maksimal.
Terkait hal tersebut, maka di sinilah kita harus lebih giat lagi untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Salah satunya melalui optimalisasi peran keluarga. Untuk itulah, pembentukan sebuah keluarga harus diawali dengan perencanaan yang baik.
Salah satunya dengan Bina Keluarga Remaja (BKR), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja), Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR), dan lain-lain. Harapannya, saat berkeluarga mampu melaksanakan 8 (delapan) fungsi keluarga, untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera.
ADVERTISEMENT
Berbicara keluarga, Pemprov Jateng menyambut baik pelaksanaan Pendataan Keluarga (PK) yang akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2021. Sebagai informasi basis data, PK menampilkan informasi basis data by name, by address, dengan 4 (empat) aspeknya, yaitu Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga, dan Anggota Keluarga.
Data yang akurat sangat berdaya guna untuk mempermudah pelaksanaan kebijakan pembangunan keluarga. Oleh karena itu saya minta kepada seluruh kabupaten dan kota untuk menyukseskan pelaksanaan pendataan keluarga.
Saat ini kita masih menghadapi permasalahan di masa pandemi COVID-19. Beberapa di antaranya masih ada masyarakat yang kurang memahami pentingnya membudayakan dan menerapkan 3M Plus, meliputi ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Hal ini mencakup, antara lain dengan membiasakan memakai masker, men-Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir, menjaga jarak, serta menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas; kemudian menambah imun dengan vaksin dan asupan yang Beraga, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA), serta meningkatkan iman supaya kita aman.
ADVERTISEMENT
Selain itu, masalah lain yang perlu kita selesaikan bersama di Jawa Tengah, adalah stunting, rata-rata lama sekolah penduduk, pernikahan di usia muda, menurunnya daya beli masyarakat sebagai dampak dari pandemi covid-19. Saat ini angka stunting secara nasional sebesar 27,67% dan di Jawa Tengah 27, 68 %, diharapkan turun menjadi 14% pada tahun 2024.
Beberapa waktu yang lalu Bapak Presiden telah memberikan perintah kepada BKKBN untuk mengambil langkah strategis dalam upaya menurunkan stunting. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan pencegahan gizi buruk sejak dini, melalui Air Susu Ibu-Eksklusif (ASI-E) dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat untuk anak.
Tidak Stunting
Mendukung hal tersebut, Pemprov Jateng juga punya aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), yang sangat bagus untuk mengurangi angka stunting.
ADVERTISEMENT
Stunting harus kita keroyok bersama. Peran lintas sektor diperlukan agar stunting semakin berkurang di Indonesia. Sebagai contoh, Badan Pusat Statistik (BPS) berperan penguatan dan sinkronisasi data sasaran stunting per-desa/kelurahan; Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) melakukan penguatan data pemegang kartu Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) per-desa locus stunting.
Kemudian, Kementan melakukan fortifikasi bahan pangan dan ketahanan pangan; Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan keamanan dan standardisasi pangan; Kemendikbud melakukan advokasi dan sosialisasi program intervensi stunting di kalangan pelajar dan lingkungan sekolah, sosialisasi gizi seimbang di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), BKKBN melakukan penguatan program KB & Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja,dll. Intinya Jateng keroyokan dalam penurunan stunting.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pada kesempatan ini tak ada salahnya BKKBN bekerja sama dengan semua sektor yang ada di provinsi ini, memanfaatkan potensi yang ada.
Penting, institusi KB ini menggerakkan sumber daya hingga ke bawah bersama mitra dan memastikan bayi-bayi yang lahir sehat dan tidak stunting melalui program keluarga, kependudukan, keluarga berencana (Bangga Kencana).