Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ilmuwan Muslim Ibn al Nafis & Peredaran Darah Manusia
23 September 2022 14:52 WIB
Tulisan dari Pejuang Wakaf - Wakaf Salman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penemuan Penting Dunia
ADVERTISEMENT
Sahabat Wakaf Salman, sejauh ini kita masih banyak menemukan pengakuan terhadap ilmuwan-ilmuwan Eropa atas jasanya di bidang kedokteran dan kesehatan. Apakah semuanya salah? Wallahu 'alam bishawab. Tetapi sebagai Muslim, ada baiknya kita juga mengenal para ilmuwan Muslim yang ternyata ada di balik penemuan penting dunia. Satu sosok yang akan kita bahas sekarang, yakni Ibnu al-Nafis Sang Bapak Fisiologi Peredaran Darah Manusia.
ADVERTISEMENT
Ibn al Nafis sempat menerbitkan sebuah buku terkenal berjudul Sharah al Tashreeh al Qanoon. Buku itu hampir terlupakan hingga akhirnya pada 1924 seorang dokter dari Mesir, Muhyiddn At-Tathawi menemukan manuskrip bernomor 62243 dengan judul Commentary on the Anatomy of the Canon of Avicenna di sebuah perpustakaan Jerman. Dalam buku ini, Ibn al Nafis memaparkan deskripsi awal sistem peredaran darah manusia.
Peran Peredaran Darah bagi Tubuh Kita
Ibnu al-Nafis menyatakan bahwa peredaran darah manusia dimulai dari bilik kanan, melalui arteri pulmonalis, lalu mengalir ke paru-paru. Melewati vena pulmonalis, sirkulasi darah kemudian kembali ke seramnbi kiri menuju bilik kiri untuk nantinya diedarkan ke seluruh tubuh. Lalu apa pentingnya penemuan peredaran darah Ibnu al-Nafis ini?
Penemuan Ibnu al-Nafis ini mengenai sirkulasi paru-paru dan jantung. Dunia kedokteran membutuhkan penemuan ini untuk bisa mengetahui letak permasalahan keluhan sakit paru-paru & jantung, hingga mengambil tindakan pembedahan. Namun, sekali lagi kita perlu sadari bahwa penemuan saudara semuslim kita ini hingga secara praktis bisa digunakan para dokter tentu melalui banyak perkembangan. Juga melibatkan banyak orang lainnya.
ADVERTISEMENT
Mengenal Sosok Ibnu al-Nafis
Ibnu al-Nafis lahir pada 1213 Masehi. Asalnya dari keluarga Arab yang tinggal di Desa Karashia, dekat Damaskus, Suriah. Ibnu al-Nafis sendiri sebenarnya memiliki nama lengkap Ala-al-Din abu al-Hasan Ali bin Abi-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi. Begini perjalanan pendidikan hingga jejak karir Ibnu al-Nafis di bidang kedokteran.
Ibnu al-Nafis memulai pendidikan dengan belajar bidang teologi, filsafat, dan sastra. Hingga akhirnya beliau berusia 16 tahun. Ia pun mengikuti pelajaran kedokteran di Rumah Sakit (dulu disebut Bimaristan) Nuri di Damaskus selama sekitar 10 tahun. Kemudian pada tahun 1236 Masehi, Ibnu al-Nafis dipindahkan ke Mesir. Hal ini atas permintaan Sultan Al-Kamil dari Dinasti Ayyubiyah.
Setelah kepindahannya itu, Ibnu al-Nafis diangkat menjadi dokter kepala di Rumah Sakit al-Naseri. Rumah sakit yang dibangun oleh salah satu pendiri Dinasti Ayyubiyah. Rumah sakit inilah yang menjadi saksi atas kontribusi Ibnu al-Nafis yang mengajar sekaligus belajar ilmu kedokteran selama beberapa tahun. Sebelum akhirnya, Ibnu al-Nafis menghabiskan sebagian besar perjalanan hidupnya sebagai seorang dokter yang profesional.
ADVERTISEMENT
Adapun berbagai peristiwa bersejarah yang turut mewarnai hidup Ibnu al-Nafis yaitu penaklukan Bagdad oleh bangsa Mongol dan kebangkitan Dinasti Mamluk. Pengabdian terakhir yang dilakukan seorang Ibnu al-Nafis adalah menyelesaikan kepercayaan untuknya menjadi dokter kepala di Rumah Sakit al-Mansuri sejak usia ke-75 tahun hingga akhir hayatnya. Ibnu al-Nafis wafat di Kairo, Mesir, karena sakit pada 17 Desember 1288 Masehi. Semoga doa kita sampai untuk beliau.
Sahabat Wakaf Salman, nyatanya kita pun bisa berkontribusi seperti Ibnu al-Nafis. Tetapi, melalui jalan lainnya. Sebab begitu banyak peluang berbuat baik yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala anugerahkan kepada kita melalui berbagai rezeki. Salah satunya, melalui ikhtiar kita berwakaf untuk mewujudkan Rumah Sakit Salman Hospital melalui Call Center 0811-2441-444.