Gaya Penceritaan Naskah Drama Pelacur dan Sang Presiden Karya Ratna Sarumpaet

marliaaa
mahasiswa universitas pamulang program studi sastra indonesia
Konten dari Pengguna
17 Desember 2022 20:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari marliaaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
https://www.istockphoto.com/id/foto/penari-balet-yang-cantik-melompat-dengan-gaun-putih-gm910581840-250765345
Salah satu bentuk karya sastra adalah drama. Drama merupakan bentuk karya sastra yang digemari oleh masyarakat luas. Hampir setiap masyarakat di setiap pelosok dunia telah akrab dengan drama. Drama memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan genre sastra yang lain. Keistimewaan drama terdapat dalam cara pengarang berkomunikasi. Pengarang tidak hanya berhenti berkomunikasi dengan pembaca melalui drama naskah, namun pengarang melanjutkan komunikasi secara langsung dan hidup melalui drama pentas dengan menghidupkan tokoh-tokohnya. Naskah drama merupakan sebuah teks tertulis yang berisi mengenai alur cerita yang digambarkan menggunakan dialog antar tokoh. Naskah drama tidak mengisahkan cerita secara langsung, melainkan menggunakan dialog para tokoh. Seperti halnya pada naskah drama presiden dan sang pelacur karya Ratna Sarumpaet.
ADVERTISEMENT
Ratna Sarumpaet adalah seorang penulis naskah drama yang tidak perlu diragukan lagi eksistensinya. Selain seorang penulis naskah dan sutradara, Ratna Sarumpaet adalah seorang aktivis politik dan HAM sehingga karya-karyanya sangat dekat dengan masalah-masalah kemanusiaan yang ada di Indonesia. Ratna selalu menggambarkan keadaan rakyat Indonesia yang tersudut. Seperti halnya pada naskah drama presiden dan sang pelacur karya Ratna Sarumpaet.
Naskah ini menggambarkan realita sosial kondisi bangsa Indonesia. Apa yang tergambar dalam Pelacur dan Sang Presiden adalah gambaran kenyataan yang ada di Indonesia. Masalah utama yang paling disoroti dalam naskah drama Pelacur dan Sang Presiden adalah masalah perdagangan perempuan. Masalah ini membutuhkan perhatian khusus dari semua elemen masyarakat, namun sayangnya masyarakat belum memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini.
ADVERTISEMENT
Gaya penceritaan Ratna membuat masyarakat kurang tepat dalam menilai karya ini. Ratna Sarumpaet cenderung menggunakan bahasa yang cair dan terbuka serta sangat keras dalam menyampaikan kritikan sehingga masyarakat kurang mengetahui makna yang ada di balik karya ini. Gaya penceritaan yang seperti itu adalah style atau gaya pengarang dalam berkomunikasi dengan pembaca. Masing-masing pengarang memiliki kekhasan atau keunikan tersendiri dalam menulis karya-karyanya, seperti halnya Ratna Sarumpaet.
Awalnya naskah drama ini merupakan naskah drama pesanan dari Unicef pada awal tahun 2004 yang akan digunakan sebagai alat kampanye pemberantasan perdagangan seks anak-anak di bawah umur.
Naskah drama ini menceritakan bagaimana seorang perempuan terjerumus ke dalam dunia perdagangan perempuan yang akhirnya membuatnya dijatuhi hukuman mati. Kritik sosial yang diungkapkan oleh Ratna dalam Pelacur dan Sang Presiden diharapkan dapat membuka mata semua orang mengenai masalah mendasar pelacuran di Indonesia. Selain itu, Nilai-nilai pendidikan sangat erat kaitannya dengan karya sastra. Karya sastra yang baik (termasuk drama) selalu mengungkapkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi penikmatnya.
ADVERTISEMENT