Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Salura Juga Indonesia
13 Maret 2018 18:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Marlon Ancha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pulau Salura merupakan salah satu Pulau kecil yang terletak di Laut Selatan wilayah Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT), dari Pulau Salura kita bisa melihat dari kejauhan Negara Australia.
ADVERTISEMENT
Pulau Salura dihuni sebanyak 139 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 670 jiwa. Untuk mencapai Pulau Salura dibutuhkan waktu kurang lebih 7 jam dari Kota Waingapu, normalnya kuranh lebih 3-4, lamanya jarak tempuh dikarenakan kondisi jalan yang 20% bagus, 30% rusak dan 50% hancur,hal itulah yang membuat masyarakat Salura Seperti terisolasi.
Sumber utama penghasilan warga Salura adalah nelayan, dengan air laut yang bersih dan jernih membuat ikan laut mudah ditemukan, " kami tidak perlu jauh jauh untuk menagkap ikan sampai ke tengah laut karna ikan sangat mudah ditemukan dalam jumlah besar, apalagi cumi tinggal nyerok aja di pinggiran laut, hasil tangkapan laut melimpah namun karna jalan menuju Waingapu rusak membuat kami enggan jualnya hanya dikonsumsi sendiri"ucap Pak Ruslan salah satu Nelayan.
ADVERTISEMENT
Sulitnya akses masuk dan keluar Pulau Salura dengan kondisi jalan yang parah, belum lagi kalau musim hujan, harus menunggu aliran air sungai surut untuk dilewati, ada beberapa jalanan yg memaksa harus turun ke sungai dikarenakan tidak adanya jembatan.
Ketika sore hari Pulau Salura sudah mulai sepi dan malam harinya gelap gulita, dikarenakan belum masuknya aliran listrik kesana, hanya ada beberapa rumah kelihatan terang karna menggunakan genset, sementara anak sekolah lainya belajar menggunakan penerangan obor atau lilin.
Kehidupan warga Salura sangat sederhana, hidup mereka apa adanya dimana semua serba keterbatasan, mulai jalan, listrik apa lagi untuk komunikasi via telpon, disana tidak adanya sinyal jangan harap bisa akses internet, sinyal saja tidak ada, " untuk mendapatkan sinyal telpon butuh perjuangan, kami harus naik pohon atau bukit dan itupun tidak semua ada, jika ada jangan bergerak biar sinyal stabil, saat kebukit atau pohon beberapa orang nitip hanya hp sekedar mengetahui ada atau enggak sms yang masuk" lanjut Pak Ruslan.
ADVERTISEMENT
Selama Indonesia Merdeka, baru tahun lalu 2017 Warga Salura Merayakan dan mengibarkan Bendera Merah Putih sampai berjumlah ratusan, itu terbukti bahwa" Salura Juga Indonesia ". Harapan warga Salura Pemerintah lebih bisa memperhatikan mereka.