Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Pendidikan di Masa Pandemi
18 Februari 2021 7:05 WIB
Tulisan dari marna hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada pertengahan bulan November 2019 virus Corona atau virus baru ini muncul di negara China, bertetapan di daerah Wuhan. Virus Corona telah menyebar luas keseluruh penjuru dunia dari negara satu ke negara lainnya (Pandemi). Virus ini menyebar dengan pesat lewat penyebaran dari manusia yang terjangkit ke manusia lainnya dengan penyebaran lewat udara sehingga virus ini mudah menyebar dan mudah masuk ketubuh manusia.
ADVERTISEMENT
Di negara Indonesia sendiri Virus Corona awal mula munculnya pada pertengahan bulan Februari 2020 di daerah Depok dengan diketahui 2 orang perempuan yang terinfeksi virus tersebut setelah malakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia yang sebelumnya sempat bertemu di Indonesia.
Virus corona sampai sekarang telah menyebar luas di Indonesia, melansinir laman Covid19.go.id pada (17/2/2021), dengan kasus positif mencapai 9.687, sehingga total menjadi 1.243.646. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus corona bertambah 8.002 orang sehingga menjadi sebanyak 1.047.676 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 192 orang menjadi sebanyak 33.788 orang.
Dengan adanya virus Corona, negara Indonesia sendiri sangat sulit dalam menangani virus ini, walaupun pemerintah Indonesia sudah menangani kasus Corona dengan secara maksimal, baik dari segi kesehatan dan dari segi kebijakan (social distencing), agar supaya virus Corona tidak menyebar luas di Indonesia. Akan tetapi ketika kita melihat dari data di atas kasus yang terpapar virus Corona semakin hari semakin bertambah sehingga agak sulit untuk segera menghilangkan virus ini. Ketika virus Corona semakin hari semakin bertambah kasusnya maka bisa kita lihat dampaknya di bidang ekonomi, sosial, politik, dan bahkan di bidang pendidikan. Dampak dari virus corona di bidang pendidikan sangat negatif, karena masyarakat indonesia khususnya pelajar (siswa/siswi) dari tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan Perkuliahan dipaksa untuk belajar di rumah atau sering disebut secara daring.
Ketika saya melihat pendidikan di tengah virus corona, negara Indonesia masih belum siap untuk melaksanakan pendidikan dengan baik, masih banyak masyarakat Indonesia khususnya pelajar dan siswa yang tidak bisa belajar seara daring. Karena faktor handphone dan internet yang sangat sulit untuk didapatkan. Apalagi ketika kita berbicara pelajar yang ada di desa-desa atau pelosok-pelosok negeri ini yang sudah kita ketahui bersama bahwa di pelosok-pelosok desa untuk jaringan internet yang didapat agak susah karena signal yang tidak memadai.
ADVERTISEMENT
Dan ketika saya berpikir dan melihat pelajar yang ada di pelosok-pelosok desa seharusnya mereka belajar secara tatap muka atau belajar secara langsung dengan pengajarnya (guru), karena di daerah-daerah pelosok untuk virus corona sendiri sampai sekarang tidak ditemukan atau bisa dibilang zona hijau untuk di pedesaan.
Melihat pendidikan yang ada di pelosok-pelosok desa yang dipaksa untuk melakukan secara daring menurut saya agak kurang tepat, pertama ketika pelajar yang ada di desa dipaksa untuk belajar secara daring maka akan lebih sulit untuk belajarnya, dan tidak tepat juga ketika melihat belajar secara daring tidak akan efektik jika diterapkan di desa-desa yang sulit untuk mendaptkan signal.
Sisi negatif dari pendidikan daring ini sendiri tidak akan menemukan pendidikan pendekatan emosional secara langsung dengan gurunya, karena murid dan guru tidak bertatapan muka secara langsung, bahkan ketika anak-anak TK dan SD sebagai regenerasi muda yang seharusnya mendapatkan pelajaran dengan baik dari awal sampai akhir, justru sekarang sebaliknya tidak dapat pelajaran dengan baik karena sistem pendidikan yang diterapakan di tengah virus corona harus secara daring.
ADVERTISEMENT
Maka ketika sistem pendidikan di Indonesia harus terus dijalankan secara daring maka akan berdampak pada psikologi anak-anak khususnya siswa/siswi TK dan SD karena mereka tidak mendapatkan pendidikan etika dan moral dari gurunya secara langsung.
penulis : Marna Hidayat
Mahasiswa FISIP UMJ, Kader IMM FISIP UMJ