Konten dari Pengguna

Bagaimana Strawberry Generation Di Dunia Kerja Dalam Menghadapi Tekanan?

Marsha Amina Safira
Seorang Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan Program Studi Ilmu Komunikasi. Aktif dalam organisasi kampus.
27 Januari 2025 13:01 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marsha Amina Safira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi buah strawberry. sumber foto: pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buah strawberry. sumber foto: pexels.

Apa Itu Generasi Strawberry?

Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation Anak-Anak Kita Berhak Keluar Dari Perangkap yang Bisa Membuat Mereka Rapuh (2017) menjelaskan bahwa generasi strawberry merupakan kelompok khusus dari generasi muda saat ini yang memiliki karakteristik unik dan lebih terbuka.
ADVERTISEMENT
Istilaht strawberry generation atau generasi strawberry berasal dari Taiwan, yang digunakan untuk menganalogikan suatu generasi baru yang mudah hancur atau rapuh. Istilah generasi strawberry ini digunakan untuk generasi muda, terutama pada kalangan anak-anak remaja, mereka dianggap rapuh atau mudah hancur ketika diberi tekanan dari lingkungan mereka.
Sebenarnya, disamping stigma yang ada di masyarakat mengenai generasi strawberry yang mudah hancur atau rapuh, generasi strawberry juga sebenarnya memiliki kemampuan kreatifitas (ide brilian) dan ketangguhan mereka sendiri.

Psikologi Komunikasi dan Generasi Strawberry

Pada acara seminar yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta semester 5 yang dilaksanakan pada Rabu, 22 Januari 2025, yang bertempat di Aula Kasman Singodimedjo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, menghadirkan Safitri Herra, S.Pd sebagai pembicara mengenai generasi strawberry dan Velda Ardia, S,I,Kom., M.Si sebagai Dosen Psikologi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta yang menyampaikan materi mengenai Psikologi Komunikasi.Seminar ini membahas tentang mental health dengan tema “Memecah Stereotip Strawberry Generation”.
ADVERTISEMENT
Pada seminar tersebut Velda Ardia selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi komunikasi menyampaikan materi mengenai psikologi komunikasi. Menurut George A. Miller menjelaskan bahwa psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral (perilaku) dalam komunikasi.
Pada kesempatan seminar tersebut, Safitri Herra sebagai pembicara mengenai strawberry generation menjelaskan bahwa generasi strawberry adalah suatu istlah yang digunakan untuk menganalogikan anak muda saat ini yang mudah rapuh. "Anak muda saat ini umumnya memiliki ide dan kreativitas, tetapi mudah goyah jika di bawah tekanan, layaknya buah strawberry yang tampak indah jika dilihat, tetapi mudah hancur jika di tekan atau diinjak" Safitri Herra.
Pada kalangan masyarakat, generasi strawberry dianggap sebagai generasi yang rapuh atau mudah hancur. Oleh karena itu, dalam menghadapi generasi strawberry perlu pendeketan yang maksimal salah satunya dengan mempelajari ilmu psikologi komunikasi. Mempelajari ilmu psikologi komunikasi dilakukan agar dapat memahami karakterisitik dan pola pikir generasi strawberry, menghindari komunikasi yang makin membuat rusak mental generasi ini, dapat mengembangkan perasaan empati serta pendekatan secara personal pada generasi ini.
ADVERTISEMENT

Apa Saja Penyebab Munculnya Generasi Strawberry?

Ada banyak hal yang menyebabkan munculnya generasi strawberry, beberapa diantaranya adalah:

1.Pola Asuh Orang Tua

Menurut Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, orangtua dari generasi ini dikenal dengan sebutan “strawberry parents” yang cenderung memfasilitasi semua kebutuhan anak agar mereka dapat tampil dengan maksimal di kalangan nya. Dari pola asuh tersebut, membuat anak lebih mencintai dirinya sendiri, dan tidak dapat mengambil tantangan.
Peran orangtua dalam pola asuh anak sangat penting. Pola asuh orangtua pada masa kecil anak, akan berdampak pada anak di masa yang akan datang. Seperti pola asuh orangtua yang overprotection terhadap anak, pola asuh overprotection terhadap anak dapat membuat anak cenderung kurang terlatih mental nya dalam menghadapi tantangan dalam kehidupannya sehingga anak menjadi rentan, kurang percaya diri dan sulit untuk mengambil keputusan terutama pada dunia kerja.
ADVERTISEMENT

2.Kecanduan Terhadap Perkembangan Teknologi

Generasi ini hidup dan tumbuh pada era dimana teknologi sudah terus menerus berkembang. Tekonologi hampir tidak pernah terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Berbagai aktivitas dapat dilakukan melalui teknologi seperti mengirim serta menerima informasi melalui berbagai platform media sosial. Namun, disisi lain dari perkebamngan kecangihan teknologi ini ada dampak buruk yang dapat mempengaruhi generasi saat ini, seperi dapat mengganggu kesehatan mental yang menyebabkan perasaan cemas bahkan depresi yang cenderung sering membandingkan dirinya dengan orang lain yang mereka lihat di media sosial. Selain itu, mampu mengurangi kemampuan mereka dalam bersosialisasi di kehidupan nyata.

Bagaimana Generasi Strawberry Dalam Menghadapi Tekanan

Generasi strawberry biasanya digunakan untuk menggambarkan anak muda atau anak remaja pada generasi Z, yang memiliki stereotip di kalangan masyarakat sebagai generasi yang mudah hancur atau rapuh ketika diberi tekanan di lingkungan. Dalam menghadapi tekanan, generasi strawberry memiliki beberapa ciri-ciri yang mereka gunakan untuk mengatasinya, yaitu:
ADVERTISEMENT

1.Menggunakan Teknologi Untuk Mendukung Prosesnya

Generasi strawberry sangat dekat dengan kecanggihan teknologi. Dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan, mereka selalu memanfaatkan internet atau media sosial untuk membantu memudahkan kegiatan mereka, mencari dukungan emosional, mencari solusi.
Contohnya adalah ketika mereka sedang menghadapi tekanan, mereka mencari dukungan emosional dari video-video melalui platform media sosial yang sekiranya dapat mendukung emosi yang sedang mereka rasakan. Hal tersebut biasanya akan dapat membantu membuat perasaan mereka lega, karena mereka merasa perasaan yang sedang mereka alami di validasi dan mendapat dukungan berupa afirmasi-afirmasi positif mengenai perasaan yang mereka rasakan.

2.Fokus Pada Keseimbangan Hidup

Generasi strawberry cenderung lebih sadar tentang kesehatan mental dibandingkan dari generasi-generasi sebelumnya. Oleh karena itu, mereka sangat memperhatikan keseimbangan hidup mereka antara, pekerjaan/pendidikan, liburan, waktu untuk beristirahat, dan menekuni hobi.
ADVERTISEMENT
Contohnya generasi ini ketika sudah stress untuk bekerja di dalam ruangan atau kantor, mereka sering mengambil jatah Work From Home (WFH) untuk mereka bekerja di rumah atau Work From Cafe (WFC).

3.Membangun Dukungan Sosial

Banyak dari generasi strawberry dalam mengatasi tekanan yang mereka alami, mereka melakukan aktivitas sosial. Hal tersebut dianggap dapat mengurangi perasaaan tekanan yang mereka alami dan mendapat dukungan emosional untuk mereka.
Contohnya mereka mengikuti volunteer di suatu panti asuhan. Dari kegiatan tersebut mereka bisa bermain dengan anak-anak yang ada di panti asuhan tersebut dan mendapat dukungan emosional dari anak-anak untuk mereka.
Dari penjelasan di atas, kita bisa mengetahui bahwa pada kalangan masyarakat generasi strawberry saat ini dianggap sebagai generasi yang lemah, mudah rapuh dan mudah hancur. Salah satu faktor penyebab munculnya generasi ini adalah bagaimana pola asuh orangtua yang diterapkan kepada anak pada masa kecil nya. Pola asuh orangtua yang diterapkan sejak dini kepada anak, akan berdampak pada anak hingga anak tersebut dewasa. Pola asuh yang positif serta yang pola asuh yang mendukung aktivitas anak akan berdampak hingga anak tersebut dewasa, anak akan percaya diri, mudah bersosialisasi, hingga mampu mengambil keputusan untuk hidupnya. Sebaliknya, jika pola asuh yang diterapkan orangtua pada anak cenderung mengengakang, pada saat anak dewasa nanti anak akan sulit untuk bersosialisasi serta kurangnya rasa percaya diri.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi generasi strawberry ini, dengan mempelajari ilmu psikologi komunikasi. Dalam ilmu psikologi komunikasi, akan mempelajari dan memahami pola pikir manusia, mempelajari berbagai pendekatan secara emosional, personal, dan menumbuhkan rasa empati. Dalam mempelajari ilmu psikologi komunikasi juga dapat membantu mereka, bagaimana mereka bisa menghadapi berbagai tekanan yang ada di lingkungannya, dapat memperkuat mental mereka, dan dapat mengembangkan potensi kreatif yang sudah mereka miliki. Agar mereka lebih percaya diri dan menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi tekanan di lingkungannya.