Konten dari Pengguna

Patriarki Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Marsha Adra Asri
Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
18 Oktober 2024 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marsha Adra Asri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang, tidak jarang tren beredar di sosial media seperti di aplikasi TikTok, contohnya konten mengenai “Marriage is scary” disertai dengan kalimat “bayangkan jika kamu mempunyai suami patriarki”. Sebenarnya apa arti dari kalimat patriarki itu?
ADVERTISEMENT
Patriarki adalah posisi dimana laki-laki merasa dirinya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada perempuan. Saat laki-laki memiliki sifat patriarki, biasanya mereka akan merasa memiliki kuasa besar atas perempuan dan perempuan harus atau wajib menuruti apapun perintahnya tanpa diperbolehkan menolak, sehingga hal itu membuat perempuan tidak mendapatkan kenyamanan dan tak jarang mendapatkan kekerasan.
Lalu, dampak apa yang didapatkan perempuan jika laki-laki memiliki sifat patriarki?
1. Marginalisasi
Marginalisasi adalah proses di mana perempuan tidak dapat memiliki karier bebas sesuai impiannya. Jika seorang istri ingin bekerja, maka ia harus memiliki kerjaan dengan gaji di bawah suaminya. Biasanya, jika gaji yang dimiliki perempuan lebih besar dari laki-laki, hal ini akan membuat harga diri laki-laki terinjak.
ADVERTISEMENT
2. Subordinasi
Subordinasi atau biasanya disebut dengan penomorduaan gender yang membuat kedudukan laki-laki selalu berada di atas perempuan. Di dalam keluarga, biasanya seorang laki-laki selalu di dahulukan atau di istimewakan dalam beberapa hal terutama dalam hal berpendidikan.
3. Stereotipe
Stereotipe adalah sebuah pelabelan yang sangat merugikan untuk perempuan. Pelabelan dengan pandangan bahwa perempuan hanya cocok di rumah dan menjadi ibu rumah tangga. Akibatnya, perempuan jadi sulit untuk mengejar kariernya sendiri.
4. Kekerasan
Kekerasan bisa timbul karena laki-laki selalu merasa kedudukannya lebih tinggi dari perempuan, dan hal ini biasanya menimbulkan sifat laki-laki yang suka merendahkan perempuan. Kekerasan yang bisa terjadi biasanya kekerasan verbal seperti kekerasan fisik dan mental, pelecehan bahkan juga pemerkosaan.
ADVERTISEMENT
5. Beban Ganda
Beban ganda ada karena seorang laki-laki merasa ketika ia menikahi perempuan maka perempuan tersebut harus bisa menjadi ibu rumah tangga meskipun ia juga bekerja di luar rumah. Semua pekerjaan itu harus di selesaikan oleh perempuan saja, dan laki-laki tidak merasa untuk perlu terlibat. Lalu dimana peran laki-laki tersebut? Mereka hanya menganggap perannya hanya mencari uang saja sehingga pekerjaan rumah tangga selalu di remehkan dan di serahkan pada perempuan, sehingga laki laki menjadi tidak peduli dengan apa maksud dari pekerjaan rumah tangga itu.
Budaya Patriarki ini bisa muncul di berbagai aspek kehidupan di Masyarakat seperti:
1. Patriarki di dalam keluarga
Seorang perempuan yang menjadi istri wajib di rumah saja, dan dipaksa untuk dapat melakukan semuaa pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, dan hal-hal lainnya dalam rumah tangga. Jika seorang perempuan tidak bisa melakukan itu, makai a akan dicap jelek oleh orang sekitarnya.
ADVERTISEMENT
2. Patriarki yang berada di dunia kerja
Biasanya hal yang terjadi ini dinamakan diskriminasi gender, di mana saat perempuan bekerja, gaji perempuan lebih rendah dibanding gaji pekerja seorang laki-laki.
3. Patriarki di dunia Pendidikan
Kasus ini sering ditemukan di sekitar kita. Laki-laki selalu diutamakan dalam berpendidikan, sementara perempuan tidak mendapatkan hak itu karena sebagian orang selalu beranggapan bahwa perempuan tidak harus memiliki pendidikan yang tinggi karena nantinya hanya akan bekerja di rumah saja, terutama bekerja di dapur.
Jika ingin memahami permasalahan terkait Patriarki, hal ini termasuk dalam komunikasi gender yang terbagi menjadi tiga bagian dari ruang lingkup, yaitu: Produksi, Proses, Pengaruh. Produksi merupakan bagaimana bisa adanya Patriarki dalam laki-laki. Produksi bisa terjadi karena pengaruh lingkup lingkungan sekitar kita. Prosesnya adalah bagian dari bagaimana hal ini diterapkan dari generasi ke generasi. Hal ini biasanya terjadi melalui komunikasi atau tindakan orang tua kepada anak. Pengaruh yang ditimbulkan salah satunya adalah membuat banyaknya perempuan di zaman sekarang berpikir bahwa pernikahan itu menakutkan dan lebih memilih untuk tidak menikah.
ADVERTISEMENT