Konten dari Pengguna

Menyuarakan Aspirasi: Partisipasi Politik Anak Muda sebagai Pemilih Pemula

Marsha Odelia
Mahasiswa FH Universitas Mulawarman - Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi (SAKSI) FH UNMUL
17 September 2023 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marsha Odelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Pemilu. Sumber: Pixabay (by: Thor Deichmann)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 Pasal 1 angka 8 menyebutkan bahwa: “Pemilih adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin”. Pada Pemilu 2024 mendatang, jumlah pemilih di Indonesia diperkirakan mencapai 187 juta orang. Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU), kelompok muda, terutama generasi milenial dan Gen Z, akan menjadi pemilih terbesar dalam Pemilu tersebut. KPU bahkan memperkirakan bahwa sekitar 60 persen dari total pemilih pada Pemilu 2024 merupakan generasi muda. Dalam situs kpu.go.id, generasi milenial dan Gen Z dianggap memiliki peran yang sangat penting bagi hasil Pemilu karena mereka aktif di media sosial dan memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial dan politik.
Ilustrasi Pemilu. Sumber: Pixabay (by: Mohamed Hassan)
Sebagai kelompok usia yang besar dalam populasi suatu negara, anak muda memiliki dampak signifikan pada hasil Pemilu. Mereka masuk dalam kategori pemilih pemula dan jumlah pemilih potensial mereka mencapai jutaan. Oleh karena itu, partai politik dan calon kandidat harus memperhatikan aspirasi dan kebutuhan anak muda jika ingin meraih dukungan. Peran pemuda sebagai pemilih dapat membawa perubahan dinamika politik dan memberdayakan pemimpin yang dapat mewakili aspirasi generasi muda.
ADVERTISEMENT
Anak muda adalah agen perubahan masa depan. Mereka mewakili potensi besar dalam mempengaruhi kebijakan publik dan memperjuangkan aspirasi kelompoknya. Partisipasi politik anak muda dalam pemilihan umum merupakan bentuk kontribusi nyata terhadap proses demokrasi. Selain menjadi pemilih, anak muda juga membawa isu-isu baru dan segar dalam arena politik. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap perubahan dan pandangan progresif. Isu-isu seperti lingkungan, pendidikan, teknologi, dan hak asasi manusia sering menjadi perhatian utama pemuda. Dengan memperjuangkan isu-isu ini, anak muda dapat mempengaruhi agenda politik dan membawa perubahan positif dalam masyarakat.
Ilustrasi Pemilu. Sumber: Pixabay (by: Mohamed Hassan)
Aktivisme dan kampanye sosial juga menjadi salah satu wujud pengaruh pemuda dalam Pemilu. Anak muda seringkali aktif memobilisasi masyarakat melalui platform media sosial dan teknologi informasi lainnya. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk mengungkapkan pendapatnya tentang isu-isu penting, sehingga kampanye tersebut dapat menarik perhatian publik dan membentuk pandangan yang berpengaruh dalam proses pemungutan suara.
ADVERTISEMENT
Anak muda sering dipandang sebagai sumber kreativitas dan inovasi di berbagai bidang, termasuk politik. Mereka dapat berpikir kreatif dan menemukan solusi baru untuk masalah yang kompleks. Dalam konteks politik, kreativitas dan inovasi pemuda dapat membawa perubahan positif dan membuka peluang baru bagi pembangunan negara. Penting juga untuk dicatat bahwa anak muda tidak hanya pemilih tetapi juga kandidat potensial untuk pemilihan umum. Partisipasi pemuda dalam protes politik sebagai kandidat potensial memberi mereka kesempatan untuk membawa perspektif dan gagasan baru kepada pemerintah. Selain itu, calon muda potensial mempengaruhi pemilih lainnya, terutama anak muda, untuk lebih tertarik dan terlibat dalam proses pemilu.
Partisipasi pemuda dalam pemilihan umum juga dapat meningkatkan kredibilitas dan integritas proses pemilihan itu sendiri. Partisipasi aktif anak muda dalam mengamati pemilu, berkampanye melawan korupsi politik dan mempertahankan integritas pemilu dapat membantu memastikan transparansi dan keadilan proses pemilu. Anak muda juga memiliki peran penting dalam membentuk kebijakan publik terkait pemilu. Melalui keikutsertaan dalam forum dan mekanisme partisipasi politik lainnya, anak muda dapat menyuarakan pendapat dan pandangan mereka tentang berbagai isu penting. Partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan membantu memastikan bahwa kebijakan mencerminkan kepentingan berbagai kelompok dalam masyarakat, termasuk anak muda.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dukungan berbagai pihak seperti keluarga, lembaga pendidikan, pemerintah dan masyarakat juga penting untuk mendorong partisipasi politik anak muda. Keluarga dan institusi pendidikan berperan penting dalam membentuk kesadaran politik dan meningkatkan pemahaman politik generasi muda. Pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung partisipasi politik anak muda dan memberi mereka kesempatan yang sama dalam proses politik.
Dalam hal ini, masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan umum. Dukungan masyarakat akan membantu anak muda merasa dihargai dan didorong untuk mengungkapkan aspirasi dan pandangan mereka tentang masa depan negara.
Pengaruh anak muda pada Pemilu sangatlah penting dan berdampak jangka panjang bagi negara dan masyarakat. Partisipasi mereka sebagai pemilih, agen perubahan sosial, calon kandidat, dan kontributor ide-ide baru membentuk proses politik yang lebih inklusif dan dinamis. Anak muda mengangkat isu baru, membentuk opini publik dan menjadi agen perubahan sosial dalam proses politik. Untuk memaksimalkan pengaruh positif anak muda dalam pemilu, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk menciptakan lebih banyak ruang dan kesempatan bagi anak muda untuk berpartisipasi dan berpartisipasi dalam proses politik. Barulah generasi muda dapat berperan aktif dalam membentuk masa depan negara dan membawa perubahan positif bagi seluruh masyarakat.
ADVERTISEMENT