Konten dari Pengguna

Agitasi pada Media Sosial

Marsha Awang Lisba Siella
Mahasiswa program studi Penerbitan Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta.
7 Juli 2023 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marsha Awang Lisba Siella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengguna media sosial. Foto : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengguna media sosial. Foto : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media sosial merupakan sarana komunikasi yang sangat atraktif maupun interaktif, dan menjadi ruang rentan terhadap agitasi. Hal ini dikarenakan faktor-faktor seperti kebebasan berekspresi dan kecepatan penyebaran informasi pada konten yang beredar di platform media sosial.
ADVERTISEMENT
Agitasi memiliki konotasi yang negatif, dikarenakan agitasi memiliki sifat yang menghasut, mengancam, membangkitkan rasa tidak puas, menggelisahkan dan mendorong adanya pemberontakan pada media sosial. Hal tersebut membuat kontradiksi dalam masyarakat dan menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat.
Beberapa hal sering dikaitkan dengan agitasi pada media sosial seperti provokasi. Hal ini menjadi pemicu konflik, dalam menyebarkan hal yang tidak baik dengan cara menghasut, mempengaruhi opini orang lain, memposting konten maupun komentar yang memicu pemberontakan.
Penyebaran berita palsu di media sosial juga dapat menciptakan agitasi, yang memicu reaksi emosional, konflik dan memperburuk suatu keadaan. Ketika informasi yang menyesatkan atau palsu disebar dengan cepat, agitasi dapat timbul di platform media sosial. Hal ini menyebabkan perdebatan sengit antar individu maupun kelompok, bahkan munculnya tutur bahasa yang tidak baik, dan adanya tuduhan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Warganet cenderung bebas tanpa batas dalam menggunakan media sosial tiap harinya dan dengan bebas memposting apa saja, baik dalam bentuk tulisan, gambar, maupun video, atau informasi dari situs tertentu tanpa mempedulikan kebenarannya yang dapat menyebabkan agitasi. Hal tersebut menciptakan ketidaknyamanan bagi pengguna media sosial dan mempengaruhi kesejahteraan mental individu.
Hal ini media sosial menjadi lahan subur bagi perilaku komunikasi yang agitatif dan penuh propaganda dengan berbagai isu terhadap berbagai pihak, dengan persoalan yang tidak berfokus kepada satu hal, melainkan melebar ke berbagai masalah.