Konten dari Pengguna

Nyadran: Tradisi Sakral Sebagai Simbol Budaya Sidoarjo

Marsya Desilia
mahasiswa ilmu komunikasi
17 Desember 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marsya Desilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sumber : canva.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : canva.com
Sidoarjo, merupakan kota yang berada di Jawa timur. kota Sidoarjo kaya akan tradisi, memiliki salah satu ritual budaya yang sarat nilai spiritual dan sosial, yakni Nyadran. Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga simbol harmoni antara warisan leluhur,lingkungan, dan masyarakat modern di Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Asal Usul dan Makna Nyadran
Nyadran berasal dari kata sraddha dalam bahasa Sanskerta, yang berarti penghormatan kepada leluhur. Tradisi ini diadopsi dan dikembangkan oleh masyarakat Jawa, termasuk Sidoarjo, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta permohonan doa untukkeselamatan dan keberkahan menjelang bulan suci Ramadhan. Di Sidoarjo, Nyadran tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga simbol kebersamaan yang mempererat hubungan kekeluargaan dan antarwarga. Melalui Nyadran, masyarakat diajak untuk merenungkan makna kehidupan, menghargai sejarah, dan menjaga hubungan harmonis dengan alam serta sesama manusia.
Prosesi Tradisi Nyadran
Pelaksanaan Nyadran di Sidoarjo melibatkan beberapa tahapan yang dilakukan secara khidmat dan penuh makna:
1. Ziarah Kubur
Tahap awal Nyadran adalah berziarah ke makam leluhur. Warga membersihkan area makam, menaburkan bunga, dan membaca doa bersama. Kegiatan ini melambangkan penghormatan kepada mereka yang telah mendahului sekaligus sebagai pengingat akan kefanaan hidup.
ADVERTISEMENT
2. Doa Bersama dan Kenduri
Setelah ziarah, warga berkumpul untuk doa bersama di rumah atau balai desa. Acara ini biasanya diakhiri dengan kenduri, yakni makan bersama dengan hidangan khas, seperti nasi tumpeng, urap-urap, dan lauk-pauk. Hidangan tersebut memiliki simbolisasi tertentu,misalnya tumpeng yang melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan.
3. Arak-arakan Budaya
Di beberapa desa di Sidoarjo, Nyadran juga dirayakan dengan arak-arakan budaya. Dalam acara ini, warga membawa hasil bumi sebagai simbol syukur atas rezeki yang telah diberikan. Hasil bumi ini kemudian dibagikan kepada warga sebagai bentuk solidaritas.
4. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Nyadran
Tradisi Nyadran mengandung nilai-nilai luhur yang relevan dengan kehidupan masyarakat, baik dulu maupun sekarang:
1. Spiritualitas: Nyadran menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan merenungkan makna hidup.
ADVERTISEMENT
2. Kebersamaan: Tradisi ini mempererat hubungan kekeluargaan dan solidaritas sosialdi tengah masyarakat yang semakin modern.
3. Pelestarian Lingkungan: Kegiatan membersihkan makam dan menanam bunga mencerminkan penghormatan terhadap alam.
Tantangan Pelestarian Nyadran di Era Modern
Seiring modernisasi dan globalisasi, tradisi Nyadran menghadapi tantangan untuk tetap relevan. Generasi muda, yang lebih banyak terpapar budaya populer, seringkali menganggap Nyadran sebagai tradisi kuno yang tidak sesuai dengan zaman. Namun, upaya pelestarian terus dilakukan melalui edukasi budaya di sekolah, festival lokal, serta keterlibatan komunitas budaya untuk mempopulerkan tradisi ini.
Kesimpulan
Nyadran adalah lebih dari sekadar tradisi; ia adalah cerminan identitas budaya masyarakat Sidoarjo yang mengajarkan spiritualitas, kebersamaan, dan penghormatan terhadap leluhur. Dengan upaya pelestarian yang berkelanjutan, Nyadran akan terus menjadi simbol budaya yang memperkaya kehidupan masyarakat Sidoarjo di tengah arus modernisasi
ADVERTISEMENT