Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.104.0
Konten dari Pengguna
Menuju Indonesia Emas 2045, Literasi Adalah Kunci
14 Mei 2025 15:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Martin Silitonga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Dalam visi besar Indonesia Emas 2045, Indonesia membayangkan dirinya sebagai negara maju yang mandiri, adil, dan sejahtera. Visi ini tidak hanya bisa dicapai dengan mengandalkan kekayaan alam atau pembangunan fisik, tetapi juga dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Di sinilah literasi mengambil peranan penting sebagai fondasi utama pembangunan bangsa.
ADVERTISEMENT
Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis. Dalam dunia yang terus berkembang, literasi mencakup kemampuan berpikir kritis, memahami informasi, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang literat akan lebih siap menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.
Namun, kesadaran akan pentingnya literasi masih perlu terus ditanamkan. Banyak orang belum menjadikan literasi sebagai bagian penting dari kehidupan mereka. Masih ada anggapan bahwa membaca dan menulis adalah kegiatan yang membosankan atau tidak bermanfaat langsung. Padahal, justru melalui literasi, seseorang dapat membuka jendela pengetahuan dan memperluas wawasan.
Meningkatkan literasi harus menjadi gerakan bersama. Sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bergandengan tangan dalam menciptakan budaya literasi yang menyenangkan dan membangun. Anak-anak perlu dibiasakan untuk mencintai bacaan sejak dini dan dibimbing agar mampu berpikir logis serta kreatif melalui kegiatan literasi yang menarik.
ADVERTISEMENT
Keluarga memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan literasi anak. Orang tua yang memberi contoh dengan membaca atau berdiskusi akan membentuk lingkungan yang kondusif untuk tumbuhnya minat belajar. Begitu pula di lingkungan masyarakat, ruang-ruang belajar harus terus diperluas agar literasi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Literasi yang kuat akan membentuk pribadi yang bijak, terbuka terhadap perbedaan, dan tidak mudah terprovokasi. Dengan kemampuan literasi yang baik, seseorang bisa menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan mampu berkontribusi dalam membangun masa depan bersama.
Selain sebagai alat untuk belajar, literasi juga memperkaya budaya dan memperkuat identitas bangsa. Melalui literasi, kita mengenali akar sejarah, menghargai keragaman, dan menanamkan semangat persatuan dalam perbedaan. Ini menjadi modal sosial penting dalam mewujudkan bangsa yang tangguh dan harmonis.
ADVERTISEMENT
Namun, perkembangan teknologi yang begitu pesat juga membawa tantangan tersendiri dalam upaya meningkatkan literasi. Kemudahan akses terhadap gawai dan internet sering kali tidak dibarengi dengan pemanfaatan yang bijak. Banyak orang, terutama generasi muda, lebih tertarik menghabiskan waktu dengan hiburan digital daripada membaca atau menulis. Ketergantungan pada konten instan dapat menghambat kemampuan berpikir mendalam dan menurunkan minat untuk mengeksplorasi pengetahuan secara lebih luas. Jika tidak diimbangi dengan kesadaran literasi digital yang baik, kemajuan teknologi justru dapat menjadi penghalang dalam menciptakan masyarakat yang literat.
Karena itu, membangun budaya literasi bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan. Untuk mewujudkan cita-cita besar Indonesia di masa depan, seluruh lapisan masyarakat perlu mengambil bagian dalam menanamkan dan mengembangkan semangat literasi sejak sekarang. Indonesia Emas hanya akan menjadi nyata jika bangsa ini tumbuh bersama dengan kekuatan pikiran dan kata.
ADVERTISEMENT
Martin Silitonga, Mahasiswa Universitas Khatolik Santo Thomas.