Konten dari Pengguna

Dua Hati Biru: Menyibak Realita di Balik Pernikahan Dini

Marvella
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret
29 Desember 2024 14:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marvella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dua Hati Biru, film drama keluarga Indonesia (sumber: film Dua Hati Biru)
zoom-in-whitePerbesar
Dua Hati Biru, film drama keluarga Indonesia (sumber: film Dua Hati Biru)
ADVERTISEMENT
Judul : Dua Hati Biru
Sutradara : Gina S. Noer dan Dinna Jasanti
ADVERTISEMENT
Penulis : Gina S. Noer
Produksi : Starvision dan Wahana Kreator
Tanggal rilis : 17 April 2024
Main Cast : Angga Yunanda (Bima), Aisha Nurra Datau (Dara), Farrell Rafisqy (Adam)
Dua Hati Biru, sekuel dari film Dua Garis Biru, menceritakan lanjutan kisah cinta Bima dan Dara setelah empat tahun. Film Dua Hati Biru melanjutkan kesuksesan film Dua Garis Biru dengan berhasil meraih 75.018 penonton di hari pertama tayang. Para pelakon di film Dua Hati Biru cenderung tidak berubah, kecuali Zara yang harus digantikan oleh aktris Aisha Nurra Datau karena adanya masalah kontrak. Film ini membawa penonton untuk melihat lebih dalam tentang kehidupan rumah tangga pasca pernikahan muda, dengan segala tantangan yang datang, terutama terkait ketimpangan ekonomi dan konflik internal yang melibatkan keluarga besar. Lewat film ini, sutradara Gina S. Noer seakan ingin menggambarkan peliknya kehidupan rumah tangga yang tak selamanya indah dan tentram.
ADVERTISEMENT
Memulai sebuah hubungan rumah tangga rasa-rasanya hampir mustahil tak diganggu gugat oleh mertua. Apalagi untuk sejoli yang melangsungkan pernikahan dini. Sejak kembalinya Dara dari Korea, ia harus menghadapi kenyataan bahwa hubungannya dengan sang buah hati, Adam, sudah sangat asing. Ini pula yang memantik pernyataan dari Ibu Bima bahwa Dara bukanlah ibu yang baik. Di sisi lain, Ibu Dara juga mempertanyakan pekerjaan yang ditekuni Bima yang tidak memadai. Menurut Ibu Dara, Bima seharusnya mencoba melamar pekerjaan lain. Dari sinilah konflik rumah tangga mereka dimulai.
Campur tangan para mertua berujung pada keputusan Dara yang ingin memisahkan keluarga kecilnya dari intervensi kedua belah keluarga. Namun, masalah rumah tangga tentu tak hanya tentang keluarga besar. Dalam proses menjalani rumah tangga secara mandiri, Bima dan Dara banyak didera cobaan. Naluri ke-ibuan dan ke-ayahan terus diuji dalam tayangan berdurasi 106 menit ini. Selain itu, sutradara Dua Hati Biru tampaknya mencoba menyentil kesadaran masyarakat perihal tanggung jawab orang tua dalam pengawasan anak. Isu ini dibungkus lewat kejadian Adam yang hilang tanpa sepengetahuan Bima dan Dara, padahal mereka sebelumnya sedang berada bersama-sama dengan buah hatinya tersebut.
ADVERTISEMENT
“Nanti uangnya aku ganti” – Bima
Film ini juga menyoroti masalah keuangan yang sering timbul dalam hubungan setelah pernikahan. Ketimpangan ekonomi antara keluarga Bima dan Dara cukup kontras. Ada pula perbedaan kapasitas diri antara Bima dan Dara yang semakin terlihat di sini. Gap tersebut menyebabkan standar role suami istri menjadi tertukar. Bima sebagai kepala keluarga berkewajiban menjaga Adam sedangkan Dara yang menjadi pencari nafkah. Masalah kembali muncul saat Bima membawa Adam ikut serta dalam bisnis live Tiktok yang sedang ditekuni dia dan temannya, Iqi. Dara merasa bahwa Bima mempekerjakan Adam dan mengumbar privasi buah hatinya.
Bertimbunnya masalah di keluarga kecil Dara dan Bima awalnya melahirkan pertikaian-pertikaian kecil saja. Namun, konflik ini terus bertumbuh hingga mengungkit hal-hal personal yang menyakitkan hati. Tentang Dara yang merasa sudah evolve dan Bima yang masih begitu-gitu saja. Tentang Bima yang mampu menjadi ayah yang dekat dengan Adam dan Dara yang galak dan egois. Tak jarang, Adam harus menonton langsung adegan adu keras-kerasan suara dari orang tuanya tersebut. Pengalaman ini menimbulkan trauma bagi Adam. Lalu bagaimana Bima dan Dara menyelesaikan tumpukkan masalah dalam rumah tangga mereka?
ADVERTISEMENT
Sebagai sutradara, Gina S. Noer menjatuhkan pilihan yang tepat dengan meminang Aisha Nurra Datau sebagai aktris pengganti Adhisty Zara untuk memerankan sosok Dara. Pasalnya, Nurra mampu menonjolkan akting yang apik sebagai seorang mama muda yang independen dan tegas. Selain itu, banyak pula yang memuji lakon Farell Rafisqy karena berhasil mencuri perhatian penonton dalam peran balita lucu, ceria, gemesin. Ia juga mampu menguatkan situasi peliknya konflik keluarga. Terlebih, munculnya Keanu sebagai aktor pendukung di Dua Hati Biru memberikan kesan fresh dalam film ini lewat tutur bahasanya yang yee gitu dehh.
Sayangnya, konflik-konflik yang dikisahkan dalam Dua Hati Biru tampaknya terlalu padat. Banyak persoalan yang selesai begitu saja tanpa penyelesaian yang nyata. Padahal, konflik bisa dibangun lebih panjang dan terkerucut pada satu permasalahan sehingga klimaks lebih terasa. Walaupun begitu, penyajian cerita tetap sangat cantik dan apik melalui masalah-masalah rumah tangga yang dekat dengan realita. Detail kecil dalam proses syuting seperti pemilihan pakaian Bima dan Dara juga patut diacungi jempol. Sang sutradara ternyata masih ingin mempertahankan penggambaran jomplang antara Bima yang tampil lusuh dan Dara yang lebih cerah.
ADVERTISEMENT
Dua Hati Biru merupakan “anak kedua” yang telah dinanti-nantikan oleh netizen Indonesia. Dua Hati Biru membuka mata para penontonnya yang penasaran dengan kehidupan pasca pernikahan. Penuh dengan cobaan, penuh dengan konflik, namun tetap terselubung romantisme dalam hubungan. Dua Hati Biru mungkin tidak memiliki dampak sebesar pendahulunya, namun film ini tetap layak ditonton untuk memahami tantangan kehidupan rumah tangga dan pernikahan muda. Sebuah gambaran tentang bagaimana pernikahan bisa menjadi gerbang penuh rintangan yang harus dilalui bersama pasangan.