Penyebab dan Pengupayaan dalam Menghadapi Banjir di Jakarta

Marwah Mufidah Alkhanza
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
16 Desember 2022 13:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marwah Mufidah Alkhanza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Banjir https://pixabay.com/images/id-965092/
zoom-in-whitePerbesar
Banjir https://pixabay.com/images/id-965092/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kota Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan. Sebagai kawasan ibu kota Indonesia, tidak heran jika terdapat banyak gedung tinggi dan kawasan elit yang berada di wilayah ibu kota Jakarta. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa di Jakarta salah satu permasalahan yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini adalah banjir. Tidak sedikit dari beberapa daerah di Indonesia tergenang air saat hujan dengan intensitas yang tinggi, terutama di daerah Jakarta. Dari dulu hingga kini, masalah banjir sudah menjadi satu hal lumrah bagi masyarakat dan menjadi masalah yang belum pernah terselesaikan secara tuntas.
ADVERTISEMENT
Dari periode ke periode, penanganan banjir tidak pernah berhasil 100%. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebelumnya mengatakan bahwa cuaca ekstrem sebagai salah satu penyebab banjir ibu kota. Namun pada kenyataannya terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab banjirnya ibu kota. Memasuki akhir tahun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa hujan akan terus turun tak menentu di berbagai daerah. Menurut data dari laman bmkg.go.id diprakirakan potensi rawan banjir di DKI Jakarta berada pada tingkat aman dan rendah pada bulan Desember 2022 dan berada tingkat menengah pada bulan Januari 2023 mendatang (BMKG, 2020). Hal ini dapat menjadi peringatan bagi masyarakat agar berhati-hati dan terus berusaha untuk mencegah faktor-faktor yang dapat menyebabkan banjir. Berdasarkan data dari laman data.jakarta terdapat 567 wilayah di Jakarta yang rawan banjir (Jakarta Open Data, 2020). Mulai dari Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat. Hal ini perlu diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mencegah terjadinya banjir di cuaca yang tidak menentu. Karena jika tidak, maka memungkinkan puluhan wilayah di Jakarta terendam banjir.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya Apa yang Menjadi Penyebab Kota Jakarta Sering Mengalami Banjir Saat Hujan dengan Intensitas yang Tinggi?
Banyak faktor yang dapat menyebabkan banjir di kota Jakarta. Mulai dari faktor lingkungan, cuaca, keadaan, maupun tempat. Perlu diketahui bahwa salah satu faktor penyebab banjir di Jakarta adalah adanya aliran sungai pada dataran rendah. Dikutip dari pantaubanjir.jakarta.go.id secara geografis Jakarta termasuk ke dalam dataran rendah yang berada di antara hulu sungai dan pesisir. Menurut ahli geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) secara geologis Jakarta merupakan sebuah cekungan banjir. Oleh karena itu, air dari 13 aliran sungai yang ada di Teluk Jakarta tidak bisa mengalir secara lancar ke laut. Secara geomorfologi Jakarta merupakan dataran banjir (flood plain). Dengan adanya 13 aliran sungai di ibu kota Jakarta, maka dapat memberikan peluang yang cukup besar terhadap terjadinya banjir di wilayah DKI Jakarta (Harsoyo, 2013). Salah satu sungai yang sering mengalami kenaikan air saat hujan dengan intensitas tinggi adalah Sungai Ciliwung. Hal ini dikarenakan normalisasi yang belum selesai sampai saat ini. Jika kita melihat fakta di lapangan, rata-rata semua sungai itu di isi oleh sampah. Baik sampah plastik, sampah dedaunan, bahkan limbah industri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat tiga penyebab banjir menurut pantau banjir Jakarta, yaitu banjir hutan lokal, banjir kiriman, dan banjir rob. Yang pertama adalah banjir hutan lokal. Banjir hutan lokal merupakan banjir yang terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi dalam waktu lama. Banjir ini tentu saja tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh manusia karena sifatnya yang tidak dapat diprediksi secara konkret dan dapat terjadi kapan saja. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan tempat resapan air yang lebih banyak. Yang kedua adalah banjir kiriman. Banjir kiriman merupakan banjir yang dibawa dari daerah hulu melalui sungai sebelum akhirnya sampai ke laut. Banjir ini dapat dicegah salah satunya dengan tidak membuang sembarang sampah ke sungai. Untuk melakukan hal ini, maka diperlukan kesadaran pada setiap aspek masyarakat. Dan yang terakhir adalah banjir rob. Banjir rob merupakan banjir yang disebabkan pasangnya air laut dan penurunan permukaan tanah di bagian utara Jakarta, biasanya terjadi di daerah pesisir Jakarta. Banjir ini dapat dicegah dengan membuat bendungan dan menanam tumbuhan mangrove di sekitar laut.
ADVERTISEMENT
Dalam menangani banjir di ibu kota, terdapat parameter kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Parameter kesiapsiagaan ini merupakan ukuran yang dinilai sebagai patokan untuk mengukur sesuatu. Terdapat beberapa parameter untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan. Menurut (LIPI dan UNESCO, 2006: 14) terdapat lima parameter untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan yaitu:
1. Pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana.
2. Rencana tanggap darurat.
3. Kebijakan peraturan dan panduan untuk kesiapsiagaan.
4. Sistem peringatan bencana.
5. Kemampuan mobilisasi sumber daya (Rini dan Sudarsono dalam Taryana dkk., 2022).
Dalam hal ini, pemerintah telah melakukan beberapa pengupayaan sesuai dengan parameter kesiapsiagaan yang ada. Mengenai pencegahan yang dilakukan, dapat kita lihat pada upaya-upaya yang terealisasikan di beberapa wilayah Jakarta. Jika lima parameter ini sudah berjalan dengan baik, maka dapat dipastikan tingkat kesiapsiagaan pemerintah terhadap bencana banjir sudah baik.
ADVERTISEMENT
Lantas Langkah Apa yang Sudah Dilakukan Oleh Pemerintah Kota Jakarta dalam Menangani Banjir?
Dalam penanganan terhadap banjir, pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan kebijakan, instruksi, program, kegiatan, dan upaya lain yang dapat dilakukan untuk menangani masalah banjir. Terdapat beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah terjadinya banjir di Jakarta. Dikutip dari jawapos.com, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patri mengungkapkan bahwa Pemprov akan melakukan revitalisasi sejumlah sungai, waduk, dan polder. “Terkait waduk kami ada program 949 ya, 9 waduk, 2 polder, 2 sungai yang kami revitalisasi dan perbaiki,” katanya di Balai Kota Jakarta, Selasa (8/3), (Pradewo, 2022). Dengan adanya revitalisasi ini, maka dapat membantu dalam pengupayaan pencegahan terhadap banjir. Dapat dibayangkan jika tidak ada revitalisasi dan perbaikan, maka akan membuka jalan bagi banjir untuk terus ada dan bahkan bisa lebih parah dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, berbagai macam cara dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam menangani banjir. Dikutip dari laman bpbd.jakarta.go.id penanganan banjir di DKI Jakarta saat ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, 2021). Pemda DKI Jakarta mengupayakan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap risiko banjir melalui media sosial. Dapat kita lihat saat ini sudah banyak platform yang digunakan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mencegah banjir di wilayah Jakarta. Mulai dari Instagram, Tiktok, Youtube dan aplikasi lainnya yang sering digunakan oleh masyarakat. Pemerintah juga menyediakan website yang dapat digunakan sebagai sumber informasi komprehensif melalui website Pantau Banjir Jakarta atau melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI). Dengan adanya fasilitas tersebut, maka sangat membantu masyarakat untuk mengetahui perkembangan cuaca ataupun keadaan yang akan terjadi di wilayah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu saja, dikutip dari laman pantaubanjir.jakarta.go.id terdapat enam pengupayaan yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta, seperti dilakukannya sistem pengendalian banjir dengan menggunakan sistem drainase utama, sistem drainase kedua, dan sistem waduk-pompa. Sistem ini dapat mengendalikan air dengan menjaga keseimbangan air di lingkungan. Terdapat pula pompa air dan alat berat yang digunakan untuk memitigasi banjir. Seperti yang kita tahu bahwa Jakarta berada pada dataran rendah, maka pompa ini sangat diperlukan untuk membantu mengalirkan air ke posisi yang lebih tinggi. Selain itu, terdapat program gerebek lumpur yaitu dengan dilakukannya pengerukan waduk/situ/embung, kali/sungai, dan saluran air, serta penanganan melalui drainase vertikal untuk mempercepat proses penyerapan air di dalam tanah. Dan yang terakhir melalui JakPantau yang merupakan salah satu fitur di aplikasi Jakarta Kini (JAKI) untuk memudahkan masyarakat mendapatkan info terbaru terkait bencana banjir (Pantau Banjir Jakarta, 2020). Upaya yang telah dilakukan memberikan dampak baik untuk masyarakat dan wilayah yang ada di Jakarta. Walaupun pada kenyataannya banjir masih saja terjadi di Jakarta, tetapi tidak menurunkan rasa tanggung jawab dan semangat dari pemerintah dan masyarakat dalam mencegah banjir di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Lalu Apakah Upaya yang Dilakukan Pemerintah Sudah Layak Dikatakan Baik?
Penanganan dan pengupayaan yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dalam menanggulangi banjir sudah baik jika dilihat dari parameter kesiapsiagaan dan pengupayaan yang dilakukan. Menurut pandangan penulis, dapat kita lihat bahwa dari tahun ke tahun terdapat peningkatan terhadap upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Selain itu, banyak gerakan-gerakan yang dibangun oleh masyarakat demi mencegah terjadinya banjir. Namun pada realitanya, melihat fakta di lapangan, banjir masih belum terselesaikan sampai saat ini. Didasari dengan masih adannya banjir di beberapa wilayah Jakarta dan masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya mencegah sebelum mengobati. Seperti tidak membuang sampah sembarangan, memperluas lahan resapan air, dan tidak menebang pohon sembarangan. Walaupun demikian, alangkah baiknya seluruh aspek pemerintah dan masyarakat ikut turun tangan dalam mencegah terjadinya banjir yang parah di Jakarta ini. Penanggulangan terhadap banjir di daerah Jakarta dapat dikatakan belum mencapai angka seratus jika tidak memberikan dampak nyata terhadap kawasan-kawasan yang ada di wilayah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Daftar Referensi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta. (2021). Langkah Strategis Pemprov DKI Dalam Pengendalian Banjir. Diunduh pada 29 November 2022, dari https://bpbd.jakarta.go.id/berita/110/langkah-strategis-pemprov-dki-dalam-pengendalian-banjir
BMKG. (2020). Prakiraan Daerah Potensi Banjir Bulan Desember 2022, Januari & Februari 2023. Diunduh pada 29 November 2022, dari https://www.bmkg.go.id/iklim/potensi-banjir.bmkg?p=prakiraan-daerah-potensi-banjir-bulan-desember-2022-januari-februari-2023&tag=&lang=ID
Harsoyo, B. (2013). Mengulas Penyebab Banjir Di Wilayah DKI Jakarta Dari Sudut Pandang Geologi, Geomorfologi Dan Morfometri Sungai. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 14(1), 38–43.
Jakarta Open Data. (2020). Daerah Rawan Banjir DKI Jakarta. Diunduh pada 30 November 2022, dari https://data.jakarta.go.id/dataset/daerahrawanbanjirdkijakarta/resource/1246dd4e-f83f-4c30-950e-ceae2d45630b
Pantau Banjir Jakarta. (2020). Tentang Banjir Jakarta. Diunduh pada 30 November 2022, dari https://pantaubanjir.jakarta.go.id/bencana-jakarta
Pradewo, B. (2022). Strategi Pemprov DKI Untuk Cegah Banjir Di Jakarta. Diunduh pada 29 November 2022, dari https://www.jawapos.com/jabodetabek/08/03/2022/strategi-pemprov-dki-untuk-cegah-banjir-di-jakarta/
ADVERTISEMENT
Taryana, A., Mahmudi, M.R.E., & Bekti, H. (2022). Analisis Kesiapsiagaan Bencana Banjir Di Jakarta. JANE - Jurnal Administrasi Negara, 13(2), 302-311.