Konten dari Pengguna
Label Sosial atas Rambut di Tubuh Perempuan, Tanda Hasrat Seksualkah?
6 Juni 2025 8:04 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Mataharitimoer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis: Cantika Fanny Nurwahidah
ADVERTISEMENT
Banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang kesehatan dan stigma kelirunya yang masih banyak dipercaya. Salah satu mitos yang paling banyak beredar dan masih dipercayai oleh masyarakat hingga saat ini adalah pernyataan bahwa perempuan dengan banyak rambut tubuh pasti memiliki libido atau hasrat seksual yang tinggi. Dalam kalangan masyarakat, mitos yang beredar menjadi cerminan dari suatu budaya dan bentuk dangkalnya pengetahuan masyarakat tentang fakta medis yang sebenarnya. Anggapan yang keliru tentang kondisi “rambut tubuh yang tumbuh berlebihan” ini perlahan mulai diturunkan dari mulut ke mulut, generasi ke generasi melalui cerita, candaan, atau media massa. Mitos ini tentu saja sangat merugikan bagi perempuan yang mengalaminya. Tidak hanya karena tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, tetapi pernyataan ini dapat mempermalukan para penderitanya atas kondisi medis yang tidak dapat mereka pilih dan bahkan sebenarnya tidak mereka inginkan.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, pertumbuhan rambut tubuh yang berlebih bukan menjadi tanda Hasrat seksual perempuan yang tinggi.
Pertumbuhan rambut yang berlebih pada perempuan disebut sebagai hirsutisme. Dilansir dari hasil penelitian Aanchal et al. di tahun 2021 kondisi ini berarti adanya pertumbuhan rambut kasar yang berlebih pada pola yang biasanya terjadi pada laki-laki tetapi justru malah terjadi pada perempuan. Area tubuh yang umumnya ditumbuhi rambut adalah bibir atas, dagu, dada, punggung, perut, lengan, serta paha. Sebagian besar kasus hirsutisme yang terjadi diyakini diakibatkan oleh meningkatnya kadar hormon androgen dalam tubuh perempuan, terutama Perempuan yang menderita sindrom ovarium poliklistik atau yang lebih akrab disebut sebagai PCOS.
Bagaimana Hirsutisme Dapat Terjadi?
Hormon androgen adalah kelompok hormon yang umumnya terdapat pada laki-laki, contohnya adalah testosteron. Produksi hormon androgen yang berlebih di tubuh perempuan dapat memicu tumbuhnya rambut halus menjadi lebih tebal, berwarna lebih gelap, dan juga memiliki tekstur kasar. Di dalam kulit juga terdapat enzim yang mengubah testosteron menjadi bentuk lain yang kemudian dapat merangsang lebih banyak pertumbuhan rambut. Hal ini menyebabkan folikel rambut di kulit menjadi jauh lebih aktif sehinggal menghasilkan rambut seperti yang terdapat pada laki-laki.
ADVERTISEMENT
Penyebab Hirsutisme
Hirsutisme dapat timbul dari berbagai kondisi, diantaranya adalah:
Bagaimana Cara Diagnosis Hirsutisme?
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Spritzer et al. pada tahun 2022, untuk mendiagnosis seseorang mengalami hirsutisme atau tidak, dokter menggunakan penilaian skor Ferriman-Gallwey (mFG). Penilaian ini melihat adanya pertumbuhan rambut pada 9 bagian tubuh. Setiap area diberi nilai antara 0 yang berarti tidak ada rambut yang tumbuh sama sekali sampai 4 yang berarti rambut yang tumbuh sangat lebat dengan total nilai maksimal yang dapat diberikan adalah 36. Apabila seseorang memiliki nilai skor 8 atau lebih maka dapat didiagnosis dengan hirsutisme, terutama perempuan yang berasal dari negara Barat. Tetapi nilai batas ini dapat menghasilkan skor yang berbeda-beda tergantung etnis, warna kulit, dan usia.
ADVERTISEMENT
Apa Hubungan Hirsutisme dan PCOS?
PCOS adalah gangguan hormonal yang umum diderita oleh perempuan pada usia reproduktif. Meskipun hirsutisme merupakan salah satu gejala yang timbul pada penderita PCOS, kadar hormon androgen dalam darah seringkali tidak menunjukkan tingkat keparahan gejala PCOS. Banyak kasus dimana perempuan dengan kadar testosteron yang normal justru mengalami hirsutisme berat, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat mempersulit dilakukannya diagnosis terutama jika diagnosis hanya dengan mengandalkan pemeriksaan laboratorium standar.
Pengobatan Hirsutisme
Meski begitu, bukan berarti tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah hirsutisme. Metode pengobatan terbaik yang dapat dilakukan untuk menangani masalah hirsutisme adalah perubahan gaya hidup dan terapi hormonal. Obat utama yang digunakan untuk menekan produksi androgen ovarium dan juga meningkatkan protein yang mengikat hormon seks adalah pil kontrasepsi kombinasi. Selain itu, menurunkan berat badan sebesar 5-10% juga dapat membantu menurunkan kadar androgen pada perempuan dengan PCOS.
ADVERTISEMENT
Jika hasil yang diberikan tidak optimal, maka dapat ditambahkan dengan obat antiandrogen seperti spironolakton atau finasteride. Akan tetapi, penggunaan obat-obatan ini harus selalu disertai dengan kontrasepsi karena memiliki efek samping. Apabila menginginkan hasil jangka panjang, dalam dilakukan metode seperti laser atau elektrolisis untuk menghilangkan folikel rambut yang sudah terlanjur tumbuh rambut terminal.
Banyak Rambut Berarti Tinggi Libido?
Tidak ada penelitian ilmiah terbaru yang secara jelas membenarkan pernyataan ini. Libido atau Hasrat seksual seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor kompleks seperti faktor psikologis, hormonal termasuk estrogen dan dopamin, hubungan dengan orang lain, dan kesehatan mental dari seseorang. Sementara secara ilmiah, hirsutisme memiliki kaitan erat dengan respons folikel rambut di tubuh dengan hormon androgen. Tidak ada bukti konkret yang menyatakan bahwa androgen yang tinggi pada perempuan berarti memiliki Hasrat seksual yang lebih tinggi. Mitos ini memberikan beban psikologis berat yang sudah dialami oleh penderita. Mereka seringkali merasa malu, minder, dan pada banyak kasus juga tertekan secara sosial. Mereka merasa mendapat penghakiman dari lingkungan sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Menumbuhkan Empati dan Pemahaman
Hirsutisme seharusnya tidak menjadi ajang untuk menghakimi atau mengucilkan perempuan karena sebuah kondisi medis yang tidak bisa dikendalikan. Kondisi ini muncul karena adanya interaksi kompleks antara hormon, genetika, dan pertumbuhan rambut.
Perlu diluruskan dan dijelaskan bahwa mitos seperti “rambut tubuh yang lebat = hasrat seksual tinggi” sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, hal ini terus berkembang untuk memperkuat stigma sosial yang negatif dan tidak adil. Memahami hal ini dapat membantu mengikis kekeliruan, memberi lebih banyak empati kepada perempuan penderita hirsutisme, dan mendukung mereka dengan lebih bijaksana.
Referensi:
ADVERTISEMENT