Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Afrika: Kepercayaan Lokal Dalam Mata Dunia
27 Oktober 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Matthew Alexander tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Afrika, sebuah benua yang hampir seluruh negaranya masih merupakan negara berkembang, di jaman kolonialisasi, para kolonial berusaha membagi-bagi wilayah Afrika untuk kepentingan-kepentingan mereka sendiri, menghapus hampir seluruh aspek nilai kebudayaan lokal, salah satunya menyinggung nilai - nilai dan kebudayaan lokal. Keyakinan dan kepercayaan lokal pada masa kolonial memiliki sejarah yang sangat panjang dan sangat kelam.
ADVERTISEMENT
Pasti kalian pernah mendengar voodoo, iya kan? pada dasarnya, voodoo merupakan kebudayaan asli Afrika, yang berkembang seiring terjadinya perbudakan dan pengiriman budak-budak tersebut ke Karibia, namun, di Afrika sendiri, Voodoo lebih dikenal dengan Vodún, dan tidak selalu untuk berbuat jahat. Kebanyakan orang disana berdoa kepada roh-roh Vodún untuk berkat, hujan, keberuntungan, meramal nasib, dan semacamnya. Vodún sendiri berasal dari Afrika Barat, walaupun pengertiannya secara umum berfokus kepada penyembahan roh-roh alam dengan memberikan kurban hewan, di pasar di banyak kota di Afrika Barat, kebutuhan ritual, persembahan, dan jimat dijual layaknya barang sehari-hari, meskipun terkesan aneh bagi orang-orang luar, namun nyatanya, hal ini biasa saja disana, tidak jarang juga warga di sana memiliki altar di rumah mereka untuk menyembah roh.
ADVERTISEMENT
Sejak datangnya pihak kolonial, praktik Vodún ini dilarang karena dianggap menyembah berhala, menyebabkan dukun-dukun harus menjalankan praktik diam-diam agar tidak ketahuan, setelah masa kemerdekaan juga mulai menghadapi ancaman dari kaum komunis yang melarang praktik tersebut karena dianggap tidak berguna. Barulah pada 1993, adanya First International Festival of Vodun Arts and Cultures, dengan tujuan mengenalkan dan mengembangkan budaya lokal ke dunia internasional.
Vodún masih dipraktikkan oleh banyak masyarakat di Benin, Togo, Ghana, dan Nigeria, namun beberapa praktik Vodún ini ada yang turut bersinkretisme dengan kekristenan, dan ada yang meninggalkan Vodún karena dirasa "terlalu mahal". Meski begitu, Vodún tetap dapat bersinkritisme dengan menjaga nilai-nilai asli kepercayaan Afrika Barat, menunjukkan budaya nenek moyang yang harus dilestarikan dan dirawat ditengah maraknya globalisasi.
ADVERTISEMENT
Author: Matthew Alexander 27/10/2024