Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sinkretisme Agama dan Kepercayaan Lokal di Amerika Latin
27 Oktober 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Matthew Alexander tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Orang-orang Spanyol yang datang ke Amerika latin menganggap peradaban budaya pribumi di sana rendah, dan terutama, kepercayaannya, yang dianggap menyembah berhala, namun, bagaimana sekarang? sudah sangat lama Spanyol tidak lagi berkuasa di Amerika latin, apakah agama asli mereka hilang? masih ada? atau menyatu dengan agama yang dibawa? Ketika orang-orang Spanyol datang ke Amerika, cara mereka menjajah agak sedikit berbeda dari kolonial lain seperti Inggris atau Belanda, kolonial Spanyol tidak mengenal ampun kepada siapa saja yang menghalangi kepentingan mereka, dan siapa yang berani akan berakhir dengan tragis. Namun dalam konteks penyebaran agama, penduduk pribumi yang tadinya enggan untuk menerima ajaran katolik, makin menerima paksaan oleh pihak kolonial, justru malah mengadopsi cara baru untuk mensikretisme iman baru mereka dengan kepercayaan lokal, misalnya dengan menempatkan Huaca (jimat Inca) di samping gambar Bunda Maria di altar rumah mereka.
ADVERTISEMENT
Semakin lama, dengan lahirnya generasi baru, dan dengan berkurangnya orang berdarah murni pribumi, membuat nilai-nilai kepercayaan lokal agak sulit ditemukan dibanding katolik yang kini dominan, namun, sinkretismenya masih dapat kita lihat sampai saat ini, misalnya dalam perayaan Dias de la Muerte. Tidak hanya pada perayaan saja, para dukun seperti Machi dan Curandero masih didatangi orang-orang untuk meminta pengobatan dan berkat, atau untuk mengusir roh jahat seperti dalam film La llorona. Bahkan orang-orang Mapuche menggabungkan agama asli dengan kekristenan, namun sebagian masih memeluk kepercayaan asli. Karena paksaan dari kolonial Spanyol, penduduk asli menggabungkan identitas agama asli mereka dengan kekristenan yang dibawa orang Eropa, menyebabkan terjadinya sinkritisme. Agama lokal memang masih ada di antara suku-suku pedalaman yang belum banyak terjamah oleh dunia luar, dan mereka yang diperkenalkan kepada kekristenan malah berbaur dan menjadi budaya baru di dalam Latinosphere.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, dengan berkurangnya penduduk pribumi yang berdarah asli, menyebabkan sulitnya pengembalian budaya kepercayaan lokal, jika terjadi sebuah revival, tidak perlu pada konteks agama, namun pada konteks budaya lokal dan identitas, lagipula, industri turisme di Amerika Latin juga pasti akan meningkat untuk melihat kebudayaan lokal yang unik ini.
Author: Matthew Alexander 27/10/2024