Konten dari Pengguna

Implementasi Pariwisata Berkelanjutan Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Maulana Arrozy
mahasiswa universitas pendidikan indonesia
18 Desember 2024 15:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulana Arrozy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1. View dipuncak gunung gede (sumber : dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. View dipuncak gunung gede (sumber : dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata berkelanjutan telah menjadi perhatian dan aspirasi utama bagi sebagian besar pemangku kepentingan pariwisata di berbagai destinasi di seluruh dunia. Pariwisata berkelanjutan telah diadopsi sebagai bagian integral dari rencana pembangunan destinasi dan atraksi wisata (Tanguay, Rajaonson, dan Therrien 2012; Saarinen 2006). Menurut Valerina Daniel, Tenaga Ahli Kementerian Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan (dikutip dari CNN Indonesia edisi Juli 2018), pariwisata berkelanjutan di Indonesia berkutat pada tiga hal: people, planet, dan prosperity. Hal ini mengacu pada prinsip. Tribunal News edisi Desember 2018 memberitakan, pada 2018 lalu, sejumlah destinasi wisata nasional berhasil meraih penghargaan Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA) dalam berbagai kategori, seperti manfaat ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Ia pun menyebut pernah menerima penghargaan. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata berkelanjutan merupakan suatu sistem yang memiliki dampak ganda atau multiplier terhadap perekonomian suatu wilayah dan sekitarnya, serta dapat menciptakan kesempatan kerja secara langsung bagi masyarakat setempat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Hal ini dapat meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian daerah ( Fajri dkk., 2020). Keterlibatan komunitas lokal (komunitas tuan rumah) merupakan aspek kunci dari pariwisata berkelanjutan (Cole, 2006; Pencarelli, Cerqueti, Splendiani 2016; Scheyvens. 2002).
ADVERTISEMENT
Pusat TNGGP berfokus pada pengelolaan konservasi hutan dan memiliki tiga tujuan: konservasi, perlindungan, dan pemanfaatan. Melindungi dan melestarikan berarti menjaga keanekaragaman hayati sebagai penjaga kehidupan. Seperti diketahui, seperti halnya di kawasan TNGGP, kawasan pegunungan merupakan surganya flora dan fauna. Kawasan ini merupakan rumah bagi sejumlah besar flora dan fauna, termasuk spesies langka seperti owa, yang memerlukan perlindungan dan konservasi, dan tujuan ketiga adalah pemanfaatannya. Pemanfaatan hutan lindung, pemanfaatan keanekaragaman hayati yang ada secara bijaksana dan bertanggung jawab, misalnya pemanfaatan lahan milik negara di resor TNGGP Cibodas yang digunakan sebagai kawasan rekreasi (Adilla, 2023). Pengembangan pariwisata di kawasan wisata selalu diperhitungkan dari segi manfaat dan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Jika ingin mempromosikan pariwisata, harus memiliki rencana dan konsep yang canggih agar masyarakat setempat dapat memperoleh manfaat baik secara ekonomi, sosial, dan budaya. Perencanaan dan pengembangan pariwisata di suatu wilayah menciptakan destinasi wisata yang mencakup sebagian besar sumber daya fisik dan pembangunan.
ADVERTISEMENT
Industri Pariwisata Sebagai Tombak Perekonomian Masyarakat
Ketika kita berbicara mengenai industri pariwisata maka hal ini tidak akan ada habisnya, pariwisata selalu berkembang sejalan dengan kebutuhan wisatawan yang selalu beranekaragam, sehingga hal ini menjadikan para pengampu kepentingan (stakeholder) terus memutar otak agar bisa memenuhi keinginan para wisatawan, tentunya hal ini juga membuat para masyarakat lokal mempunyai kesempatan agar bisa ikut andil dalam industri pariwisata itu sendiri, sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan yang nantinya akan meningkatkan perekonomian masyarakat lokal itu sendiri.
Gambar 2. Gerbang pendakian gunung gede pangrango (sumber : Dokumen pribadi)
Banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat lokal untuk ikut andil dalam industri ini seperti menyediakan hotel, homestay, layanan antar jemput, tourguide, porter, tempat makan, dan masih banyak lagi. Seperti yang sudah disinggung diatas bahwa konsep dari pariwisata berkelanjutan ini bisa membuka lapangan kerja secara langsung terhadap masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Implementasi pariwisata berkelanjutan di wisata gunung gede pangrango sangat perlu dilakukan karena ini berdampak pada kelestarian alam dan juga agar wisatawan terus tertarik untuk datang kesini, maka kemudian perekonomian masyarakat setempat akan terus melonjak.
Hambatan dari Implementasi Pariwisata Berkelanjutan
Namun dalam pelaksanaannya, untuk menjadikan sebuah destinasi pariwisata bisa terus berkelanjutan tidak semudah yang dibayangkan, banyak aspek-aspek dari yang paling mendasar hinga ke aspek yang lebih rumit yang terus muncul, sehingga hal ini menghambat para stakeholder dan insan pariwisata untuk mengembangkan konsep pariwisata keberlanjutan ini. Menurut saya ada beberapa hal yang menjadi hambatan dalam meng-implementasikan pariwisata berkelanjutan ini, seperti ;
ADVERTISEMENT
Hal-hal diatas adalah beberapa contoh masalah yang menjadi hambatan terhadap implementasi pariwisata berkelanjutan, semoga kedepanya pemerintah, stakeholder, dan masyarakat bisa saling bekerja sama dan saling bahu membahu dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan supaya bisa berdampak baik terhadap perekonomian maupun lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Adilla, T. (2023). Analisis Pengaruh Digitalisasi terhadap Perkembangan Industri Pariwisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Pendahuluan. 01(1), 43–70.
Fajri, K., Hidayat, T., & Lanjau, N. (2020). Implementasi Pariwisata Berkelanjutan di Eduwisata Enggang Gading. Tourism Scientific Journal, 6(1), 151–166. https://doi.org/10.32659/tsj.v6i1.123