Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Jejak Penuh Legasi Sergio Ramos di Real Madrid
17 Juni 2021 13:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Maulana Habibi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kabar mengejutkan datang dari ranah sepakbola Spanyol, tepatnya di Ibu Kota Madrid, setelah Sergio Ramos kapten Real Madrid resmi berpisah dengan klub raksasa Eropa itu. Pihak klub mengkonfirmasi bahwa konferensi pers perpisahan Ramos dengan Los Blancos akan digelar Kamis (17/6) waktu Spanyol.
ADVERTISEMENT
Pemain bernama lengkap Sergio Ramos Garcia, lahir 30 Maret 1986 di kota kecil Camas yang terletak di wilayah Provinsi Sevilla, Andalusia, Spanyol. Semua tahu, Ramos tak mengawali karier sepak bolanya langsung bersama Madrid, melainkan dengan klub kota asalnya Camas di usia 6 tahun, sebelum akhirnya pindah ke klub Provinsi Sevilla di tahun 1996.
Ramos mendapatkan debut profesionalnya bersama Sevilla di usia 18 tahun tepatnya pada 1 Februari 2004, masuk sebagai pemain pengganti di menit 64, saat timnya kalah 1-0 atas Deportivo La Coruna. Di usia yang masih muda 18 tahun, sejak itu petualangannya menjadi sosok bek terpandang di Spanyol bahkan di dunia dimulai.
Ramos mampu memainkan 41 laga di semua kompetisi bersama Sevilla di musim perdananya. Penampilannya yang gemilang hanya dalam kurun satu musim bersama klub yang bermarkas di Ramon Sanchez Pizjuan itu, tercium oleh tim pemandu bakat Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Awal Jejak Penuh Legasinya di Real Madrid
Dia menjadi salah satu pemain yang didatangkan pada periode pertama presiden klub Florentino Perez ke Bernabeu, dengan proyek terkenal Los Galacticos. Ramos direkrut dengan total nilai transfer 27 juta Euro, di mana saat itu menjadi rekor transfer untuk posisi bek di La Liga.
Nama tersohor seperti David Beckham, Luis Figo, Zinedine Zidane, Ronaldo Luiz Nazario da Lima, hingga Sergio Ramos menghiasi Los Galacticos periode pertama Perez tahun 2000-2006 sebagai presiden klub.
Keputusan Ramos menerima pinangan Los Blancos bisa jadi suatu hal yang tak akan pernah disesalinya. Bagaimana tidak, dia tumbuh, berkembang menjadi pemain besar di sana. Bahkan dia langsung diberi nomor 4 peninggalan legenda klub Fernando Hiero, yang membuktikan bahwa Madrid telah melihat masa depan cerah di pundak Ramos.
ADVERTISEMENT
Semua sepakat dong, apalagi Ramos memberikan banyak sekali gelar bersama Los Merengues, bisa dibilang dia telah memenangkan segalanya di sana. Seperti lima gelar La Liga, dua Copa del Rey, empat Supercopa de Espana, tiga UEFA Super Cup, empat Piala Dunia Antarklub, dan tentunya empat gelar Liga Champions.
Tiga dari empat gelar Liga Champions itu bahkan diraihnya secara beruntun yaitu musim 2015-16, 2016-17, dan 2017-18. Sejauh ini hanya El Real yang mampu menorehkan prestasi itu di kompetisi antarklub Eropa itu.
Perjalanan penuh legasi itu mungkin saja akan sulit ditiru oleh pemain lain. Namun Ramos meninggalkan jejak di Madrid sebagai legenda, yang tentu akan terus dikenang oleh para fans.
Berakhirnya hubungan Ramos-Madrid, tak lain karena kontrak ayah empat orang anak itu berakhir pada bulan Juni ini. Denger-denger, sebenarnya mau saja Madrid memperpanjang kontraknya tapi dengan satu syarat, gajinya harus dipotong.
ADVERTISEMENT
Tak ada kecocokan soal itu membuat Ramos memilih menyudahi karier 16 tahunnya bersama Los Blancos. Memainkan lebih dari 670 pertandingan, dan menorehkan 72 gol di liga, dengan posisinya sebagai seorang bek.
Sayangnya, Ramos menutup kariernya dengan catatan kurang memuaskan. Bisa jadi, musim 2020-2021 menjadi tahun terburuknya selama berseragam putih Madrid. Sepanjang musim dirinya terus bolak-balik ruang perawatan, artinya lebih banyak berkutat dengan cedera.
Tercatat Ramos hanya mampu memainkan 15 laga musim 2020-2021 di La Liga dan menorehkan dua gol saja. Sementara di ajang Liga Champions, dia hanya mampu membawa Madrid sampai ke Semifinal dikalahkan oleh Chelsea, yang menjadi kampiun Eropa edisi 2020-21.
Tapi dari semua itu, tak bisa dimungkiri bahwa Ramos adalah Madrid. Torehan prestasi, kontroversi, naik-turun kariernya sebagai pesepakbola dialaminya di sana. Lalu, ke mana Ramos akan meneruskan untuk menghabiskan sisa kariernya sebagai pesepak bola? Patut untuk diikuti, sejauh ini Paris Saint-Germain, Manchester City, Manchester United, dan Sevilla menjadi peminatnya.
ADVERTISEMENT