news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perkembangan e-Sport di Indonesia: Berdampak Baik atau Buruk?

Maulana Ihsan
Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta Depok Sport, Cat Lovers
Konten dari Pengguna
6 Juni 2021 13:27 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulana Ihsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: EVOS Legends berhasil menjuarai MPL Indonesia Season 7. (Instagram @evosesports) https://www.instagram.com/p/COX8oG0BAZm/?utm_medium=copy_link
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: EVOS Legends berhasil menjuarai MPL Indonesia Season 7. (Instagram @evosesports) https://www.instagram.com/p/COX8oG0BAZm/?utm_medium=copy_link
ADVERTISEMENT
Para penggemar video game mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah e-Sport. Ya, e-Sport (electronic sports) atau olahraga elektronik merupakan olahraga yang menggunakan game sebagai bidang kompetitif utama yang dimainkan oleh para pemain professional.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, e-Sport tidak dikenal oleh masyarakat luas, karena memang saat itu kebanyakan orang hanya bermain video game sebagai hiburan saja. Namun, saat ini fenomena e-Sport berkembang pesat di Indonesia. Bahkan, sekarang e-Sport dijadikan sebagai salah satu cabang olahraga dan pekerjaan yang mulai banyak dilirik oleh masyarakat.
Namun, dari berbagai efek yang disebabkan oleh e-Sport, bagaimana dampaknya bagi Indonesia? Terutama bagi anak-anak di zaman sekarang ini?
Berbicara mengenai dampak dari video game bagi anak-anak, khususnya di Indonesia, pasti tidak lepas dari komentar negatif. Tidak bisa dipungkiri, faktanya memang berdampak buruk bagi anak-anak terutama dari segi kesehatan, sampai ke perilaku anak itu sendiri. Terlebih lagi di zaman sekarang ini yang memaksa semua kegiatan menggunakan sistem digital. Paling tidak, anak umur lima atau enam tahun sudah memiliki gawai mereka sendiri. Dan tidak lupa juga, saat ini sedang terjadi pandemi COVID-19, yang membuat anak-anak selalu di rumah dan tidak lepas dari gawainya.
ADVERTISEMENT
Mengenai dampak buruk terhadap perilaku anak-anak, sudah banyak orang tua yang mengeluh karena anaknya selalu bermain video game. Sehingga, anak tersebut menjadi susah untuk disuruh membantu orang tuanya. Bahkan, suruhan yang dimaksudkan untuk anak itu sendiri pun sulit sekali, seperti ibadah, mandi, makan, dll. Kadang-kadang pun, anak tersebut suka berkata kasar saat sedang bermain video game, padahal ada orang tua di dekatnya.
Akan tetapi, tidak serta-merta dampaknya buruk bagi anak-anak di masa sekarang ini. Banyak anak di bawah umur yang sudah berprestasi membanggakan kedua orang tuanya melalui e-Sport. Dan melalui e-Sport itu, mereka pun sudah mendapat pekerjaan tetap sebagai professional player di suatu tim yang di belanya. Bayangkan, seorang anak di bawah usia 17 tahun sudah mempunyai pekerjaan tetap, dengan gaji yang sudah bisa menyaingi gaji di pekerjaan lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, walaupun anak-anak tersebut bisa di bilang bekerja, tetapi mereka tetap bisa sekolah dengan baik, karena di berikan fasilitas home schooling oleh timnya. Dengan ini, mereka pun bisa menjadi lebih mandiri dan bahkan bisa membantu orang tuanya dari segi ekonomi.
Memang, fenomena e-Sport ini memberikan banyak dampak terhadap anak-anak di Indonesia. Banyak plus dan minus di dalamnya. Akan tetapi, kembali lagi ke awal, mereka masihlah anak-anak. Perlu edukasi serta pengawasan yang baik dan benar dari para orang tua serta lingkungannya. Dengan arahan yang benar, anak itu pun akan terbiasa dan tau apa yang harus dia lakukan serta tau apa dampak bagi dirinya.
Kompetisi electronic Sport (E-sport) yang digelar oleh Pemkab Banyuwangi, Kamis (19/9/2019). Foto: Dok. Pemkab Banyuwangi